Monday, December 26, 2016

12 tahun Tsunami Aceh


Doa untuk ibunda, kakanda, ponakan2, sanak saudara dan handai tolan yang menjadi korban tsunami di Aceh, 26 Desember 2004.

Ya Allah, ampunilah mereka, kasihilah mereka, maafkanlah mereka, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah mereka dengan air, salju dan embun. Sucikanlah mereka dari segala kesalahan sebagaimana pakaian disucikan dari najis. Gantikan untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, gantikan untuknya keluarga yang lebih baik dari keluarganya, gantikan untuknya pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ke dalam surga dan lindungilah mereka dari azab kubur dan azab neraka.

Berikut kutipan dari berbagai sumber di internet tentang cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal dunia.

Salah satu diantara rahmat yang Allah berikan kepada orang yang beriman adalah mereka bisa saling memberikan kebaikan, sekalipun harus berpisah di kehidupan dunia. Karena ikatan iman Allah abadikan, sekalipun mereka sudah meninggal.

Doa mukmin yang hidup kepada mukmin yang telah meninggal, Allah jadikan sebagai doa yang mustajab. Doa anak soleh kepada orang tuanya yang beriman, yang telah meninggal, Allah jadikan sebagai paket pahala yang tetap mengalir. Ilmu yang diajarkan oleh seorang guru muslim kepada masyarakat, akan menjadi paket pahala yang terus mengalir, selama ilmu ini diamalkan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seseorang mati, seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim 1631, Nasai 3651, dan yang lainnya).

Bahkan ikatan iman ini tetap Allah abadikan hingga hari kiamat. Karena ikatan iman ini, Allah kumpulkan kembali mereka bersama keluarganya di hari kiamat.


Bakti seperti apa yang bisa kita berikan kepada mereka? Berikut adalah cara berbakti pada orangtua yang sudah tiada:

1. Berusaha menjadi anak sholeh, taat kepada Allah dan RasulNya, karena doa dari anak sholeh pada orangtuanya merupakan amalan yang pahalanya tak akan terputus untuk orangtuanya.

Sebagaimana hadist yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam:

عن ‏ ‏أبي هريرة ‏ رضي الله عنه أن رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه واله وسلم ‏ ‏قال: ‏ إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له (صحيح مسلم)

“Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang bedoa kepadanya (ibu bapaknya).” (HR. Muslim).

2. Menshalati jenazahnya, memohonkan ampun untuk mereka, memenuhi janji mereka, dan menyambung hubungan dengan orang yang dicintai seperti kedua orangtuanya, sahabat karibnya, dan kerabat-kerabatnya.

Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya cara berbakti kepada orangtua yang paling baik yaitu seseorang menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya setelah meninggal.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Suatu saat datang seorang laki-laki dari golongan Anshar dan bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah masih ada perbuatan bakti yang harus aku perbuat kepada kedua orangtuaku setelah mereka meninggal?”

Kemudian Nabi Shallallahu “alaihi Wassallam menjawab:
“Ya, ada empat perkara: menshalatinya dan memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka, melaksanakan janji-janji mereka, memuliakan teman-teman mereka, dan menyambung tali kekeluargaan yang kamu tidak memiliki pertalian kecuali dari adanya pertalian itu, itu perbuatan bakti kepada mereka yang tersisa bagimu untuk kamu lakukan setelah mereka meninggal.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).

3. Bagaimana dengan menghadiahkan pahala sedekah terhadap orang tua yang sudah meninggal ?

Menghadiahkan pahala sedekah untuk orang yang sudah meninggal termasuk praktek yang dibolehkan dan pahalanya bisa sampai kepada orang tersebut. Di antara dalil tegas dalam masalah ini adalah hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ada seorang lelaki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا»

“Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu.” (HR. Bukhari 1388 dan Muslim 1004)

Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»

“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. Bukhari 2756)

Hadis-hadis di atas menjadi dalil bahwa pahala sedekah atas nama mayit bisa sampai kepada mayit. Bahkan kata Imam Nawawi bahwa pahala sedekah ini bisa sampai kepada mayit dengan sepakat ulama. (Syarh Shahih Muslim, 7:90).

Semoga bermanfaat

Salam Ina

Friday, December 02, 2016