Alhamdulillah ... Ramadhan sudah berjalan hampir 1/3 waktunya, 10 hari pertama hampir terlewati, semoga kita mendapatkan ampunan Allah SWT, mendapatkan rahmat-Nya dan terbebaskan dari siksa api neraka di hari-hari selanjutnya serta menjadi manusia yang bertakwa yang merupakan tujuan ibadah puasa tersebut (QS 2 : 183).
Ramadhan kali ini .. karena tugas kantor, aku di karantina di suatu tempat, sedih rasanya tidak bisa menjalankan tugas sebagai seorang ibu ... walaupun hanya sekadar membangunkan sahur anak2, mengingatkan anak2 untuk sholat dan mengaji, apalagi pada Ramadhan kali ini Afifa juga sedang melaksanakan masa orientasi di UI yang lumayan melelahkan, ingin rasanya berada di dekatnya memberikan support atau menemani dia begadang menyelesaikan tugas-tugasnya.
Menurut pak ustadz yang memberikan ceramah ba'da sholat dhuhur di kantor ... di Indonesia ini ada beberapa pengertian yang keliru tentang Ramadhan, salah satunya tentang sebutan untuk bulan Ramadhan sebagai bulan suci padahal bulan-bulan suci telah di tetapkan Allah SWT dalam QS At Taubah ayat 36 : ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah Rajab) yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).
Ramadhan kali ini .. karena tugas kantor, aku di karantina di suatu tempat, sedih rasanya tidak bisa menjalankan tugas sebagai seorang ibu ... walaupun hanya sekadar membangunkan sahur anak2, mengingatkan anak2 untuk sholat dan mengaji, apalagi pada Ramadhan kali ini Afifa juga sedang melaksanakan masa orientasi di UI yang lumayan melelahkan, ingin rasanya berada di dekatnya memberikan support atau menemani dia begadang menyelesaikan tugas-tugasnya.
Menurut pak ustadz yang memberikan ceramah ba'da sholat dhuhur di kantor ... di Indonesia ini ada beberapa pengertian yang keliru tentang Ramadhan, salah satunya tentang sebutan untuk bulan Ramadhan sebagai bulan suci padahal bulan-bulan suci telah di tetapkan Allah SWT dalam QS At Taubah ayat 36 : ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah Rajab) yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqaidah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab ... dan tentu saja Ramadhan tidak termasuk di dalamnya.
Dari hasil searching internet .... ternyata banyak sebutan-sebutan untuk bulan Ramadhan ini. Ramadhan diambil dari kata al-rumadhâ`u yang artinya batu yang sangat panas. Penamaan ini berdasarkan kenyataan pada masa lalu, saat melaksanakan shaum .... kondisi cuaca sangat panas (musim panas). Orang Arab biasa memberi nama bulan-bulan sesuai dengan kondisi saat bulan itu berlangsung, saat itu kondisi bebatuan di daerah Arab sangat panas akibat sengatan sinar matahari. Disebutkan juga bahwa Ramadhan berasal dari kata ramadha-yarmadhu-ramadhan yang artinya membakar. Maksudnya bahwa di Bulan Ramadhan ini semua dosa-dosa dibakar habis.
Ramadhan juga diberi nama Syahru al-Shaum, yaitu Bulan Shaum, hal ini berdasarkan kewajiban shaum yang ditunaikan pada bulan ini. Sebenarnya sebelum diwajibkannya shaum di Bulan Ramadhan, orang Quraisy sering melaksanakan shaum pada hari 'âsyurâ, kemudian Rasulullah SAW pun memerintahkan untuk shaum pada hari itu. Namun, setelah turunnya kewajiban shaum hanya pada Bulan Ramadhan, maka Rasulullah SAW meninggalkannya dan menjadikannya salah satu shaum sunat dengan ditambah sehari sebelumnya (Yaumu Tasu'â).
Sebutan lain bagi Bulan Ramadhan ini ialah Syahru al-Qur`ân. Berdasar pada surat Al-Baqarah (2) ayat 185 yang berbunyi; "Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara haq dan yang bathil)...".
Bulan Ramadhan juga sering disebut Syahru al-Qadr, yaitu Bulan Kemuliaan. Penyebutan ini dikarenakan pada bulan ini terdapat lailatu al-qadr (malam kemuliaan). Suatu malam yang penuh berkah sehingga malam itu lebih baik dari pada seribu bulan. Rasulullah SAW pernah meminta kepada Allah SWT agar menjadikan umat beliau, umat yang paling pendek umur dan paling sedikit kewajibannya ... tetapi paling banyak memiliki pahala, maka Allah SWT memberikan lailatu al-qadr ini yang lebih baik dari pada seribu bulan. Disebutkan juga bahwa pada lailatu al-qadr para malaikat turun hingga terbitnya sang fajar.
Keberkahan malam ini tak semua orang mampu mendapatkannya kecuali orang yang senantiasa menghidupkan malam-malam di Bulan Ramadhan dengan beribadah kepada Allah SWT. Tibanya lailatu al-qadr ini tak dapat diprediksikan ... sebagian menyebutkan bahwa turunnya pada 10 hari terakhir, pada tanggal-tanggal ganjil di Bulan Ramadhan. Disebutkan pula bahwa turunnya pada tanggal 27 dan 29 bulan Ramadhan. Terlepas dari hal itu kewajiban kita adalah senantiasa menghidupkan dan beribadah pada Syahru al-Qadr ini.
Keberkahan Bulan Ramadhan tak hanya menjadikan pahala ibadah berlipat ganda, tetapi ampunan Allah SWT pun begitu luas terbuka. Maka bulan ini juga sering disebut Syahru al-Maghfirah. Dalam suatu hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa Ramadhan ini terbagi menjadi tiga bagian, sepuluh pertama merupakan maghfirah, sepuluh kedua merupakan rahmah dan sepuluh terakhir merupakan pembebasan dari api neraka.
Keberkahan Bulan Ramadhan tak hanya menjadikan pahala ibadah berlipat ganda, tetapi ampunan Allah SWT pun begitu luas terbuka. Maka bulan ini juga sering disebut Syahru al-Maghfirah. Dalam suatu hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa Ramadhan ini terbagi menjadi tiga bagian, sepuluh pertama merupakan maghfirah, sepuluh kedua merupakan rahmah dan sepuluh terakhir merupakan pembebasan dari api neraka.
Bulan Ramadhan ini disebut juga Syahru al-Mubârak. Penuhnya keberkahan dan kemuliaan di bulan ini menunjukan betapa agungnya bulan ini. Keberkahan Bulan Ramadhan menjadikan amalan yang kita lakukan berlipat ganda. Dalam hadits qudsi Allah berfirman bahwa setiap amal kebaikan yang dilakukan oleh ibnu adam akan digandakan sepuluh kali lipat bahkan hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali shaum maka sesungguhnya itu bagiku dan aku yang akan mengganjarnya. Wallâhua`lam.
Salam Ina