Saturday, November 25, 2017

Kelahiran Kesayanganku

Pada bulan November ini, aku terkenang peristiwa kelahiran putri pertamaku 24 tahun yang lalu yaitu November 1993 dan akan kuceritakan kembali di blog ini tentang kelahiran anak-anakku yang berjumlah 3 orang. Alhamdulillah aku dikaruniai Allah SWT anak-anak yang lengkap yaitu 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki, serta mengalami berbagai cara proses melahirkan ...secara normal, induksi dan operasi caesar.

Setelah menikah hampir 1.5 tahun, aku baru dipercaya Allah SWT untuk mengandung anakku yang pertama, senang sekali rasanya. Proses kehamilan kujalani dengan senang hati dan Alhamdulillah aku tidak mengalami kesulitan-kesulitan yang berat pada kehamilanku, walaupun tetap mual2 pada saat hamil muda, tetapi aku tetap dapat beraktifitas normal, bekerja, waktu itu aku bertugas di kilang LNG Arun .. bahkan tetap dapat giliran on call, yang harus siap datang ke kantor jika diperlukan setelah jam kerja normal.

Anakku yang pertama ,, Afifa lahir secara normal dengan berat 3 kg, tanggal kelahiran mendekati tanggal perkiraan dokter yang didasarkan pada tanggal pertama haid terakhir maupun estimasi dari ukuran bayi di USG. Alhamdulillah, saat proses kelahiran aku juga diberi kemudahan oleh Allah SWT, tidak terlalu lama mengalami mulas yang hebat seperti yang sering diceritakan teman-teman, bahkan aku sering tertidur saat menunggu rasa mulas, padahal menurut pembacaan alat CTG kontraksi sudah sangat sering, namun aku tidak merasakan mulas. Tak henti-hentinya aku bersyukur diberi kemudahan dalam melahirkan bayi pertamaku.

Anakku yang ke dua .. Hifzhan lahir berselang sekitar 1,5 tahun dari kakaknya, terlalu dekat ya jaraknya ? Setelah melahirkan Afifa, aku memang sengaja tidak ikut KB,  mengingat aku baru bisa hamil pertama kali setelah 1,5 tahun menikah, aku berpikir mungkin untuk yang berikutnya .. aku juga akan susah hamil, apalagi aku menyusui bayi pertamaku yang juga merupakan program KB alami. Aku baru mendapatkan haid kembali ketika Afifa berusia 8 bulan, lalu di bulan berikutnya .. aku kog tidak mendapat haid lagi, langsung periksa ke dokter, hasil pemeriksaan urine menunjukkan tanda positif hamil, tapi ketika di USG janin belum terlihat, kata dokter kita tunggu saja perkembangannya bulan depan.

Ketika diperiksa lagi bulan depannya, ternyata benar aku hamil, waduh rasanya belum siap untuk menjalani proses kehamilan secepat ini karena Afifa masih menyusui dan lagi lucu2nya untuk digendong-gendong, kalo hamil kan jadi nggak berani gendong Afifa lagi. Aku mensugesti diriku sendiri ... aku harus kuat dengan peranku sebagai ibu hamil, punya bayi dan bekerja pula. Kali ini aku menjalani proses kehamilan dengan perasaan campur aduk antara sedih dan senang ... sedih karena aku tidak bisa total mengurus Afifa dan senang ... aku dipercaya kembali untuk hamil dan berharap semoga dianugerahkan anak laki2.

Anakku yang ke dua .. Hifzhan lahir normal melalui proses induksi dengan berat sekitar 3.4 kg. Mengapa diinduksi ? ceritanya begini .. perkiraan tanggal lahir yang didasarkan tanggal pertama haid terakhir adalah akhir April 1995, namun menurut pemeriksaan USG adalah minggu ke tiga bulan Mei 1995, selisihnya lumayan banyak sekitar 3 minggu.  Lalu dokter bilang ke aku, jika akhir April tidak terjadi kelahiran, maka minggu ke dua bulan Mei 1995 aku harus ke rumah sakit untuk diinduksi atau dioperasi caesar  agar bayi segera dapat dilahirkan. Waduh aku jadi bingung dan sekaligus takut .. mengapa dokter tidak menunggu sesuai perkiraan tanggal di USG saja ? Dokternya menyampaikan bahwa dia tidak berani mengambil resiko tersebut .. karena beberapa waktu sebelumnya ada kasus pasiennya yang mirip denganku dan pasien tersebut tidak bersedia untuk diinduksi/dioperasi, lalu ketika tiba waktu melahirkan  secara normal... bayinya sudah meninggal di dalam perut, diduga telah terjadi keracunan air ketuban karena terlambat untuk dilahirkan.

Aku mengikuti saran dokterku ... minggu ke dua bulan Mei tahun 1995, aku masuk RS dan karena belum terjadi kontraksi, aku diinduksi sejak pukul 6 pagi, namun sampai siang pukul 12 lewat, aku tidak merasakan kontraksi/mulas, malah tertidur pulas. Bidan yang mendampingiku bingung karena biasanya pasien yang diinduksi akan mengalami mulas yang hebat. lalu bidan menelpon dokter dan dokter bilang pukul 15:00 dia akan datang untuk melakukan operasi caesar. Mendengar kata operasi, aku jadi takut dan mohon pada Allah SWT agar anakku dapat segera lahir secara normal. Alhamdulillah, doaku diperkenankan-Nya, akhirnya aku merasakan mulas sekitar pk. 12.30 seperti akan BAB, tak lama kemudian Hifzhan lahir pada pukul 12.55 siang hari.

Anakku yang ke tiga (bungsu) .. Fathur lahir 7.5 tahun kemudian yaitu tahun 2002 melalui operasi caesar, aku benar-benar tidak menyangka akan dianugerahkan bayi lagi. Karena telah bertahun-tahun tidak pernah hamil, padahal aku juga tidak ikut program KB. Ketika hamil untuk Fathur ini .. usiaku sudah hampir 37 tahun, menurut dokter usia yang sudah beresiko tinggi untuk hamil, sehingga disarankan untuk dilakukan USG 4 dimensi (saat itu tidak semua RS memiliki peralatan ini), Alhamdulillah kondisi bayiku sehat dan lengkap.

Ketika kehamilanku sudah mendekati waktu untuk melahirkan, dokter menyampaikan bahwa posisi bayiku masih tinggi .. kemungkinan tali pusar bayi pendek, sehingga dokter bilang aku harus dioperasi caesar. Disepakati jadwal operasi adalah hari Selasa 29 Oktober 2002 pukul 8:00 pagi. Aku harus ke RS sehari sebelumnya tanggal 28 Oktober untuk diobservasi dan dilakukan persiapan operasi. Aku datang ke RS sekitar pukul 9 malam, lalu bidan/perawat mulai melakukan berbagai macam pemeriksaan dan persiapan untuk operasi caesar besok paginya. Ternyata sekitar pukul 12 malam .. berdasarkan pemeriksaan CTG, telah terjadi kontraksi yang jarak intervalnya sudah semakin pendek .. artinya sudah dekat waktu untuk melahirkan, tetapi lagi2 seperti kelahiran2 sebelumnya aku tidak merasakan mulas.

Perawat/bidan segera menelpon dokter kandunganku, dokter bilang aku harus segera dioperasi malam ini juga karena jika menunggu sampai keesokan harinya sesuai jadwal yang direncanakan, dokternya khawatir akan terjadi resiko kematian pada bayi karena bayi tidak bisa mencapai jalan lahir. Akhirnya aku dioperasi caesar pukul 03:00 pagi dan Alhamdulillah Fathur lahir dengan berat sekitar 3.2 kg. Karena operasi caesar dilakukan tidak sesuai jadwal dan bukan di waktu kerja normal maka dikategorikan sebagai keadaan emergency sehingga semua biaya terkait proses melahirkan ini dikenakan biaya tambahan sekitar 30% .. wow, biayanya lumayan besar .. waktu itu kalau tidak salah sekitar Rp 30 juta-an. Alhamdulillah biaya sebesar itu  dapat dibayar oleh perusahaan tempat suamiku bekerja.

Demikianlah sekilas flash back pengalaman 3 x melahirkan dengan cara yang berbeda-beda, yang terbaik terhadap ibu maupun bayinya adalah proses melahirkan secara normal. Proses melahirkan secara operasi caesar adalah yang terberat, terutama 24 jam setelah operasi, dimana efek obat bius mulai hilang dan pasien dipaksa untuk segera bangkit dari tidurnya, katanya sih agar luka operasi cepat pulih. Yang bikin aku sedih banget adalah sekitar satu bulan setelah melahirkan, aku merasakan sakit hebat di bekas luka operasi dan di perut bagian dalam, sehingga aku tidak bisa menyusui anakku. Kata dokter terjadi infeksi di luka bagian dalam dan ternyata setelah aku sembuh, Fathur menolak minum ASI dan lebih memilih susu formula dari botol, aku sampai menangis berhari-hari, mungkin karena perasaan sedih dan si bayi tidak pernah mengisap ASI.. ASI-ku pun menghilang dengan cepat atau tidak berproduksi lagi.

Salam Ina