Monday, February 27, 2012

Cerita Umrah - Feb 2012

Alhamdulillah, perjalanan dan ibadah umrah kami sekeluarga tanggal 18 Februari sampai dengan 26 Februari 2012 yang lalu dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Rasa syukur yang mendalam atas karunia Allah SWT yang telah mengabulkan doaku waktu berhaji tahun 1998 yang lalu, doa agar aku, suamiku dan anak-anakku mendapat kesempatan bersama-sama datang ke Baitullah dan ziarah ke makam Rasulullah.

Ketika memperpanjang paspor yang telah expired pada bulan September 2011 yang lalu, petugas imigrasi menanyakan alasan perpanjangan paspor tersebut, dengan yakin kami menjawab untuk melaksanakan umrah. Padahal jujur saja, saat itu belum ada bayangan untuk dapat mengumpulkan uang biaya umrah yang sekitar Rp. 20 juta per orang atau Rp 100 juta untuk kami berlima, karena alokasi keuangan kami saat ini dan beberapa tahun ke depan lebih diprioritaskan untuk pembayaran hutang (kredit rumah dan furniture untuk rumah kami di Bintaro sektor 7 & kredit mobil untuk Afifa kuliah), hi..hi jadi malu nih banyak hutangnya.

Untuk pendaftaran awal ke salah satu travel biro di Cibinong yang kebetulan dimiliki oleh teman sekantor dengan suamiku, biayanya Rp. 5 juta per orang, untuk berlima Rp. 25 juta, Alhamdulillah masih ada tabungan yang dapat menutupi biaya pendaftaran tersebut. Ketika ada kepastian visa umrah telah diperoleh, kami harus membayar seluruh sisa biaya yang diperlukan paling lambat pada akhir Januari 2012. Mulai deh deg-degan ... soalnya prediksi bonus akhir tahun dari kantorku yang biasanya diberikan pada akhir atau awal tahun ternyata tidak terealisasi.

Harus nyari sumber dana lainnya nih untuk melunasi pembayaran biaya umrah tersebut, akhirnya ingat bahwa anak2 pernah dibuatkan polis asuransi Prudential, Alhamdulillah ternyata saldo unit linknya cukup untuk biaya umrah anak2 bertiga. Sisa biaya yang diperlukan dilunasi dengan uang cuti suami yang dibayarkan setiap bulan Januari, tentunya semua ini bukan kebetulan tapi rezeki tersebut pasti sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, sehingga kami sekeluarga dapat memenuhi panggilan-Nya. Ternyata asuransi yang tadinya kami ikuti dengan setengah hati he..he dapat diambil juga manfaatnya pada saat yang tepat.

Sempat tidak yakin juga apakah kami bisa berangkat bersama-sama atau tidak, karena Afifa sedang demam tinggi saat suntik meningitis telah dijadwalkan oleh travel biro, sehingga Afifa tidak bisa disuntik pada hari itu, sedangkan kami dan peserta umrah lainnya telah mendapatkan sertifikat suntik wajib tersebut. Sertifikat suntik tersebut merupakan prasyarat untuk proses mendapatkan visa di Kedutaan Saudi Arabia. Alhamdulillah, setelah demam Afifa pulih, travel biro bersedia mendampingi Afifa untuk melakukan suntik meningitis di Pelabuhan Tanjung Priok. Akhirnya urusan keberangkatanpun selesai dilakukan oleh travel biro tersebut baik tiket maupun visa untuk seluruh rombongan yang berjumlah 20 orang. Oh ya agar dapat beribadah umroh dengan baik, aku dan Afifa juga minum obat penunda haid yaitu Lutenyl sejak bulan Januari 2012.

Tanggal 18 Februari 2012, kami berangkat ke Jeddah menggunakan Saudi Airlines pk 13.50 WIB, setelah menunggu beberapa jam di lounge bandara Soekarno Hatta sesuai instruksi dari travel bironya, termasuk sholat jamak dzuhur dan ashar di lounge. Di dalam pesawat ternyata tempat duduk kami sekeluarga berpencar-pencar, nggak ngerti nih sama travel bironya .. kog waktu check in tempat duduk keluarga tidak diatur dengan baik, mereka hanya memblok kursi saja sedangkan nama yg duduk terpisah2. Setelah tukar menukar tempat dengan peserta umrah lainnya, akhirnya hanya Afifa yang duduknya agak jauh dari kami. Sekitar pk 19.45 waktu Jeddah (selisih -4 jam dg waktu Jakarta), kami tiba di Jeddah dan semua penumpang dengan visa umrah diarahkan ke terminal haji. Setelah proses imigrasi selesai, kami sempat sholat jamak maghrib dan isya disini, lalu menunggu bus untuk berangkat ke Madinah.

Perjalanan dari Jeddah ke Madinah ditempuh sekitar 6 jam, kami tiba di Madinah sekitar pk 3.00 pagi, langsung check in masuk hotel Al Fayrouz Shatta yang berlokasi sekitar 50 meter dari Mesjid Nabawi. Kalau dari info di internet, hotel ini katanya bintang 4, tapi jangan dibandingkan dengan hotel bintang 4 yang ada di Jakarta lho, beda banget he..he. Hotel bintang 4 di Madinah ini mungkin setara dengan bintang 2 kalau di Jakarta, jadi hotel di Jakarta termasuk "mewah" dibandingkan hotel2 disini. Karena waktu shubuh hampir tiba, kami hanya istirahat sejenak, beres2 koper, walaupun badan sangat capek, dengan penuh semangat langsung berangkat ke mesjid untuk sholat shubuh.

Brrr ... cuaca di Madinah masih dingin banget, untung Hifzhan, Fathur dan papanya bawa jaket dan syal, sedangkan aku dan Afifa langsung pakai mukena biar hangat. Perasaan yang ada di hati tidak bisa diungkapkan dengan kata2, kelu, terharu & penuh rasa syukur, akhirnya bisa tiba disini, melihat kembali mesjid Nabawi, yang di dalamnya ada makam insan paling mulia Nabi Muhammad SAW, mendengar suara imam mesjid Nabawi memimpin sholat dan membaca ayat Al-Quran dengan tartilnya .. Subhanallah, Alhamdulillah, mulut dan hati ini terus berzikir kepada Allah SWT.


Di Mesjid Nabawi ini tempat masuk antara jamaah perempuan dan laki2 dipisah, aku dan Afifa menuju pintu masuk no 25 (khusus perempuan), suami dengan Hifzhan dan Fathur masuk lewat pintu lainnya. Penjaga pintu (askar) pada pintu masuk perempuan lumayan galak, semua tas dan bahkan tubuh kita diperiksa, jika ditemukan kamera atau HP yang ada kameranya nggak bakal diizinkan masuk, sering terjadi perdebatan antara askar dan jamaah2 yang jago bahasa Arab, jadi panjang deh antriannya. Kalau aku cari amannya saja lebih baik tidak bawa HP ke mesjid, walaupun besoknya, sempat bawa Blackberry ke dalam mesjid dan tidak ketahuan askar, soalnya penasaran pengen foto2 di dalam mesjid. Iri deh nengok foto2 suami dan anak laki2ku di dalam mesjid, sepertinya pemeriksaaan untuk jamaah laki2 tidak seketat jamaah perempuan, sehingga bebas bawa kamera dan foto2 di dalam mesjid.

Hari ke 2 ini, kegiatan kami memaksimalkan sholat di mesjid Nabawi dan pada waktu dhuha para jamaah perempuan dibimbing menuju Raudhah oleh petugas travel. Raudhah adalah suatu tempat di dalam Masjid Nabawi yang letaknya berada diantara bilik Nabi / rumah Nabi (sekarang menjadi makam Rasulullah SAW) sampai mimbar masjid, tempat ini merupakan tempat berdoa yang Insya Allah maqbul, sehingga semua jamaah berkeinginan kuat untuk bisa masuk ke Raudhah. Tempat Raudhah ini ditandai dengan perbedaan ornamen tiang mesjid dan warna karpet yaitu hijau berbunga2 putih sedangkan area lainnya di mesjid ini ditutupi karpet yang berwarna merah.

Khusus jamaah perempuan, jadwal masuk Raudhah diatur hanya pada waktu2 tertentu saja yaitu pada waktu dhuha, setelah sholat dhuhur dan setelah sholat isya. Saat ini untuk masuk Raudhah juga dikelompokkan per negara/bangsa, biasanya yang dari Asia atau Melayu seperti Indonesia, Malaysia, Brunei dijadi
kan satu kelompok. Akhirnya jamaah perkelompok menumpuk sehingga harus menunggu 1 -2 jam baru dapat giliran masuk ke Raudhah, itupun rebutan, bahkan untuk sholat 2 rakaat saja, perjuangannya luar biasa, khawatir kepala kita diinjak orang ketika sedang sujud.

Astaghfirullah, sedih rasanya melihat jamaah yang kurang menghormati orang yang sedang sholat, mereka melangkah dan mendorong orang seenaknya untuk bisa sholat dan berdoa di Raudhah ini, terutama jamaah-jamaah yang berbadan besar dan biasanya dari Turkey, India, Iran, Afrika dll. Semoga Allah SWT memberi kesadaran pada para jamaah untuk lebih menghormati orang lain dan berbagi kesempatan secara tertib.

Sepertinya keadaan waktu aku berhaji dulu tidak seperti ini ... walaupun jatah waktu ke Raudhah masih sama, jamaah perempuan dibebaskan berjalan sendiri2 ke Raudhah (tidak dikelompokkan per negara/bangsa) sehingga jamaah tidak bertumpuk dan masing-masing jamaah lebih leluasa mengatur dirinya untuk masuk ke Raudhah, sholat & berdoa. Dapat kabar dari petugas travel (nggak tahu benar atau tidaknya), pengaturan antar negara/bangsa ini dilakukan setelah terjadi perbuatan kriminal di dalam Raudhah, ada jamaah perempuan dari Asia yang disilet perutnya oleh jamaah negara lain dengan tujuan pencopetan. Astaghfirullah ... ternyata tujuan orang ke Raudhahpun tidak semuanya untuk beribadah ... ada juga yang melakukan kemaksiatan. Wallahua'lam, semoga mereka diberi kesadaran oleh Alllah SWT untuk mengendalikan hawa nafsunya.

Hari ke 3 di Madinah, kami sempat jalan2 dengan bus yaitu ziarah ke Mesjid Quba dan sholat 2 rakaat disini, lalu kami juga lewat mesjid Kiblatain dimana peristiwa perubahan arah kiblat terjadi di mesjid ini, diceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad sedang sholat di mesjid ini turun wahyu untuk merubah arah qiblat dari Masjidil Aqsa (Baitul Maqdis) ke Masjidil Haram (QS Al Baqarah; 144). Yang juga menarik adalah perjalanan ke jabbal magnet ... karena kuatnya medan magnet disini, bus dapat berjalan sendiri tanpa memasukkan gigi/persnelling, Wallahua'lam.

Selain itu kamipun sempat singgah di perkebunan korma, disini ada toko yang menjual berbagai jenis coklat dan makanan lainnya yang bebas dicicipi walaupun tidak membeli, kenyang juga icip2 berbagai jenis coklat, kami menyempatkan diri membeli oleh2 coklat di toko ini. Ketika mengunjungi percetakan Al Quran, setiap jamaah laki-laki mendapatkan sebuah Al Quran, sedangkan jamaah perempuan tidak diijinkan masuk ke percetakan dan menunggu di koperasi dan bisa membeli quran disini jika berminat.

Hari ke 4, Selasa 21 Februari 2012, setelah sholat jamak dhuhur dan ashar di Mesjid Nabawi, kami telah berpakaian ihram untuk persiapan ibadah umrah dan berangkat ke Mekkah sekitar pukul 14.30. Miqot (niat umrah) dilakukan di mesjid Bir Ali yang jaraknya sekitar 20 - 30 menit berkendaraan dari Madinah. Sedih rasanya meninggalkan kota Madinah ... apalagi suasana kotanya nyaman, kemana2 dekat, bahkan Fathur punya tempat makan ayam dan kentang goreng favorit yaitu Kudu yang mirip dengan KFC :) Semoga kami bisa kembali berkunjung ke kota yang dicintai nabi Muhammad ini.

Perjalanan dari Madinah ke Mekkah ditempuh sekitar 4 jam, sempat singgah di jalan sebentar yaitu di SPBU dan sebagian jamaah ada yang sholat jamak qasar maghrib dan isya, kami tiba di Mekkah sekitar pukul 20.30. Yang agak mengecewakan, hotel kami di Mekkah (Al Olayan) jaraknya agak jauh dari Masjidil Haram sekitar 350 meter dengan jalan yang menanjak dan harus menyebrang jalan 3x. Sebelumnya suami sempat menanyakan hal ini ke travel biro, karena dari data di internet sudah terlihat jaraknya lumayan jauh dari Mesjid walaupun masih terjangkau dengan jalan kaki. Tetapi dengan alasan hotel pada penuh, apa boleh buat kami hanya dapat bersabar dan berusaha menikmati serta menyiasati agar tidak terlalu capek.

Setelah istirahat sejenak di hotel, sekitar pukul 23.00 kami berangkat ke Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah umrah, tawaf, sai dan tahallul ditemani pembimbing travel. Jamaah yang melakukan tawaf dan ibadah umrah lumayan banyak ... banyaknya jamaah mirip dengan pelaksanaan ibadah hajiku 14 tahun yang lalu, kelihatannya pertambahan penduduk muslim makin meningkat, terbayang ramainya jamaah ketika pelaksanaan umrah pada masa liburan sekolah (Juni-Juli) nanti.

Setelah ibadah umrah selesai, kami kembali ke hotel, mungkin karena kecapekan, kami baru terbangun ketika azan subuh terdengar, waduh nggak sempat ke mesjid nih, akhirnya sholat subuh dilakukan di hotel saja. Sekitar jam 10 kami berangkat ke Masjidil Haram, untuk tawaf, sholat dhuha dan menunggu sampai waktu sholat dhuhur tiba. Karena jarak hotel dan mesjid lumyan jauh, setelah dhuhur kami istirahat di sekitar mesjid, lagipula ada Mall yang bagus he...he, sekalian makan siang (cari menu KFC buat Fathur) dan lanjut sholat ashar baru pulang ke hotel. Begitu juga untuk sholat maghrib dan isya, kami tidak pulang ke hotel setelah sholat maghrib, baru setelah Isya pulang dan makan malam di hotel.

Selama di Mekkah, juga dilakukan ziarah ke jabal Rahmah, Jabal Tsur, juga melewati lokasi ibadah haji untuk wukuf di bukit Arafah, Muzdalifah dan Mina. Sekarang tenda2 di Mina sudah dibangun secara permanen, ada yang ber-AC dan juga ada yang dilengkapi kipas angin, jauh lebih bagus dibandingkan ketika aku berhaji dulu yang masih menggunakan tenda darurat dan fasilitas seadanya. Saat ini Kerajaan Saudi Arabia juga sedang membangun jaringan kereta api cepat dari Jeddah, Madinah dan Mekkah. waduh jadi kepengen naik haji lagi nih ... aku bilang ke suamiku, kita harus menabung untuk bisa menjalani ibadah haji sebelum masa pensiun tiba, kalau bisa ikut haji plus agar lokasi hotel dekat dengan mesjid, karena dulu kami berhaji melalui ONH biasa yang lokasi penginapannya lumayan jauh dari mesjid sekitar 1.5 - 2 km. Aamiin.

Kami juga sempat melakukan umrah sekali lagi, dengan mengambil miqot di mesjid Jaronah pada hari ke 6, Kamis tanggal 23 Februari 2012, aku meniatkan umrah untuk almarhumah ibuku sedangkan suamiku berniat untuk almarhumah ibunya atau ibu mertuaku. Sayang sekali kami belum sempat meniatkan umrah untuk ayahanda2 kami, karena anak2 belum pernah melakukan badah haji untuk dirinya sendiri, maka menurut pak ustadz belum boleh meniatkan umrah (badal) untuk orang lain. Jadi anak2 umrah yang ke dua diniatkan untuk dirinya sendiri. Semoga saja pada kesempatan adik-adikku naik haji yang Insya Allah dijadwalkan pada tahun 2013, mereka dapat melakukankan ibadah umrah untuk orang tua kami tercinta.

Akhirnya tiba saatnya untuk meninggalkan kota Mekkah pada hari ke 8, Sabtu tanggal 25 Februari 2012, kami melakukan tawaf wada' yaitu tawaf perpisahan seperti yang disunnahkan Rasul untuk jamaah yang akan meninggalkan kota Mekkah. Tawaf wada' dilakukan dengan penuh rasa haru ... sebagian besar jamaah menangis berlinang air mata, sedih rasanya kehilangan nikmatnya bersholat dan tawaf di Masjidil Haram, semuanya berdoa agar dapat kembali lagi ke Baitullah. Ba'da dhuhur sekitar pukul 14:30, kami meninggalkan kota Mekkah menuju Jeddah untuk kembali ke tanah air pada penerbangan Saudi Airlines malam harinya.

Memang sangat berbeda suasana hati ketika berada di ke 2 kota suci ini (Mekkah dan Madinah), jauh sebelum waktu sholat tiba ... jamaah berbondong2 menuju mesjid, semuanya ingin mendapatkan tempat terbaik di dalam mesjid agar dapat sholat dan berdoa dengan khusuk. Aku sampai merinding melihat banyaknya jamaah yang datang ke Masjidil Haram, terutama ketika sholat Jumat tiba, yang merupakan hari libur bagi penduduk Saudi Arabia, hampir semua keluarga dari kota2 yang ada di Saudi Arabia datang ke kota Mekkah ini untuk mendapatkan keutamaan sholat di Masjidil Haram. Anak2 dari keluarga Arab ini juga senang bermain2 di dalam dan pelataran mesjid yang luas mulai dari bayi sampai remaja semuanya kumpul di mesjid. Selesai sholat, ada beberapa keluarga yang menggelar tikar dan mengeluarkan makanan yang mereka bawa untuk makan bersama di pelataran mesjid, duh indah banget suasananya.

Di tempat ibadah Sa'i di tingkat 2, aku juga melihat beberapa kursi yang dapat berjalan otomatis dikendarai para keluarga yang membawa anak2, mereka melakukan ibadah Sa'i sambil menggendong anak2nya, rame2 naik ke kursi tersebut (mirip skutik), nggak tau apa namanya dan termasuk fasilitas yang disediakan di Masjidil Haram, tapi aku nggak tau dimana lokasi penyewaan/peminjamannya. Lumayan menolong bagi keluarga yang membawa anak2 dan juga orang tua yang tidak sanggup berjalan sendiri untuk ibadah Sa'i.

Setiba di Jeddah kami sempat jalan2 melihat kota Jeddah antara lain berkunjung ke mesjid terapung dan acara belanja di Cornirche Al Balad, nama2 tokonya lucu karena ada yang berbahasa Indonesia he..he seperti “Toko Ali Murah”, “Toko Gani Murah” dll, ketahuan kali ya orang Indonesia doyan belanja oleh2. Anakku Hifzhan sampai berkomentar "masak sih ma, Jeddah yang katanya kota Internasional, tempat belanjanya seperti di kampung" he..he nggak tau kenapa hampir semua travel biro Indonesia membawa jamaahnya ke sini. Aku bilang ke Hifzhan kalau dibawa ke Mal yang modern nanti jamaah Indonesia pada betah belanja dan bisa overweight bagasinya dan ketinggalan pesawat he..he.

Ternyata penerbangan ke Jakarta delay hampir 3 jam, lumayan lama kami menunggu di airport Jeddah, ACnya dingin banget ... Fathur sampai masuk angin dan sempat muntah di pesawat ketika mendarat di Jakarta. Ternyata ketika pulangpun ... tempat duduk kami sekeluarga di pesawat masih terpisah2, kali ini giliran suamiku yang duduk agak jauh dari kami. Alhamdulillah, hari Minggu sekitar pukul 13.30 kami mendarat di Jakarta, setelah sebelumnya kata suamiku pesawat terkena sambaran petir. Setelah menunggu bagasi, kami pulang ke rumah dengan menyewa mobil Kijang Golden Bird dengan biaya Rp. 310.000, karena jumlah bagasi lumayan banyak ... ada 5 koper pakaian dan 5 jirigen air zam-zam @ 10 liter oleh2 dari pemerintah Saudi Arabia untuk setiap jamaah haji/umrah, kalau minta jemput dengan mobil di rumah bakalan tidak cukup he...he.

Aku berharap kami sekeluarga dan saudara-2ku lainnya mendapat kesempatan untuk berhaji dan umrah ke Baitullah dan merasakan kebahagiaan yang tak terkira seperti yang kami sekeluarga rasakan. Semoga ibadah umrah dan ibadah2 lainnya yang kami lakukan selama di Mesjid Mabawi dan Masjidil Haram diterima Allah SWT dan menjadikan kami lebih bertaqwa kepada Allah SWT serta semoga semua doa yang kami panjatkan dikabulkan Allah SWT.

Salam Ina