Tuesday, July 27, 2010

Operasi Benjolan di Lutut

Hari Jum'at tanggal 23 Juli 2010 yang lalu, bertepatan dengan hari anak, aku malah tidak bisa bersama2 dengan anak2ku karena aku terbaring di kamar operasi RSPP dikelilingi oleh dokter ahli ortopedi, anestesi dan perawat2, untuk operasi benjolan di lutut kananku. Benjolan tersebut sudah berada disana sejak 10 tahun yang lalu ... cerita benjolan di lutut kanan ini panjang he..he berseri, nah operasi yang kemaren itu merupakan episode ke 3, kayak sinetron aja :)

Cerita benjolan ini kayaknya sudah dimulai sejak aku masih di bangku kuliah di Bandung sekitar tahun 1987/1988, ada rasa nggak enak seperti pegal2 yang terjadi di lututku yang sebelah kanan. Tadinya mau mencari tukang urut bersama2 dengan teman sekamar kost yang juga merasakan pegal2 di kakinya tapi karena kesibukan kuliah, pencarian tukang urut itu tidak terlaksana.

Tidak berapa lama kemudian, tiba2 muncul benjolan di lutut teman sekamarku itu, namanya "Rika", benjolannya seperti digigit binatang agak memar. Kami berpikir itu memar biasa, aku sarankan Rika untuk mencoba obat memar tradisional yaitu buah pala yang sudah dihancurkan, nggak taunya buah pala yang diletakkan di lututnya itu mendidih, seremkan ?

Karena melihat gejala yang aneh seperti itu, aku sarankan Rika untuk ke dokter dan ternyata episode lutut Rika berlanjut karena disuruh ke ahli ortopedi dan dibiopsi. Sedih sekali mendengar berita kalau Rika ternyata menderita kanker tulang. Selanjutnya Rika menjalani pengobatan alternatif karena dia tidak mau diamputasi seperti saran dokter, ketika kutanyakan kenapa dia tidak mau diamputasi dia menjawab "biarlah Rika kembali pada Allah dengan anggota tubuh yang utuh" dan akhirnya Rika temanku yang cantik itu dipanggil Allah SWT pada pertengahan tahun 1988 hanya sekitar 6 - 7 bulan setelah diagnosa kanker tulang itu diketahui dari hasil biopsi. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un.

Kembali ke cerita benjolanku yang terlupakan, karena tidak terlalu mengganggu aku tidak pernah memeriksakan ke dokter sampai aku bekerja dan ditugaskan ke PT Arun, kilang LNG di Aceh. Nah di perusahaan ini MCU (medical check up) adalah wajib, jika tidak ... maka tunjangan cuti tidak bakal diberikan, ketika MCU pada tahun 1992 dokter melihat benjolan di lututku dan disuruh rontgen dan akhirnya dokter menyarankan untuk dioperasi. Ketika hari "H" untuk operasi, aku tidak muncul karena takut padahal sudah dilakukan persiapan operasi seperti cek darah, periksa jantung dll, ini episode 1 dari benjolan di lutut kananku ini dengan judul "escape from hospital" he..he.

Aku sempat mencoba pengobatan alternatif ke pak "Agus" yang juga karyawan Arun yang memang dikenal sebagai ahli pengobatan alternatif di kompleks kami, dan disarankannya untuk membalut lututku dengan obat herbal. Karena aku termasuk pasien yang bandel dan malas ribet membalut2 lutut setiap malam, saran tersebut tidak aku jalankan dengan sepenuh hati. Aku hampir tidak pernah memperhatikan benjolan di lutut kananku itu karena aku tidak merasakan sakit, hanya kadang2 agak pegal dan kalau duduk shalat nggak bisa sempurna melipat lutut.

Saat aku akan melakukan perjalanan haji tahun 1998, baru aku memperhatikan lutut ini, karena di tanah suci pasti aku akan lebih banyak berjalan maupun beribadah, ya Allah, ternyata benjolanku sudah besar banget. Akhirnya aku minta saran ke pak Agus, beliau bilang, pulang dari haji benjolanku sebaiknya segera dioperasi karena ukuran sudah besar dan beliau tahu aku tidak melakukan terapi herbal yang disarankannya sejak tahun 1992. Sorry pak Agus ... oh ya pak Agus ini juga sudah meninggal dunia pada tahun 2000-an (tahun persisnya lupa) setelah aku pindah ke Jakarta. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un.

Jadi episode ke 2 ini judulnya "Operasi Lutut di awal Reformasi", yach akhirnya lutut kananku dioperasi juga pada awal Juni tahun 1998 di RS PT Arun, tak lama setelah tragedi Mei 1998 yang berlanjut dengan mundurnya pak Soeharto selaku Presiden RI dan dimulainya episode Reformasi. Operasi ini menimbulkan "trauma" untukku karena ketika akan dibius dan dimasukkan obat penenang, kata petugas anestesinya untuk relax, kog aku tidak merasa tenang (relax) malah aku merasa seperti tercekik. Ketika dokter bedahnya datang ke ruang operasi, dia mempertanyakan keadaanku ke perawat jaga, kenapa aku kelihatan tegang banget, tekanan darah turun. Perawat2 yang mendampingi menjawab mungkin pasiennya ketakutan, dialog itu terdengar jelas di kupingku tapi aku nggak bisa bergerak dan bersuara, akhirnya dokter bilang ok langsung dibius total saja dan berlangsunglah operasi lutut tersebut.

Pasca operasi ternyata menimbulkan "trauma" tersendiri, setelah sadar dari bius aku nggak bisa bernafas harus dibantu dengan Oksigen selama beberapa jam. Trauma masih berlanjut karena selama lebih kurang 2 bulan,  luka operasinya nggak kering2, walaupun begitu aku tetap ke kantor dengan jalan terpincang2 menahan rasa sakit di lutut.

Hampir setiap hari harus ke klinik menemui petugas klinik untuk dibersihkan luka operasinya dan diberi obat karena lukanya masih "basah". Setelah terlalu lama lukanya nggak kering2 akhirnya aku minum obat China yang sering dimimum teman2ku jika akan dioperasi caesar, kalau nggak salah namanya "Pien Tse Huang" dan aku juga diberikan obat olesnya oleh sinshe, lukanya akhirnya sembuh. Entah karena obat China itu yang manjur atau memang sudah waktunya sembuh, yang pasti semuanya atas izin Allah SWT.

Setelah 2 tahun pasca episode ke 2 itu dan ketika aku sudah pindah ke Jakarta tahun 2000, aku kembali merasakan tidak nyaman di lutut kananku, terutama kalau jalan dan duduk shalat. Lalu aku ke dokter, lutut kananku dirontgen dan ternyata kelihatan sudah ada benjolan lagi. Dokter kembali menyarankan untuk dioperasi, tapi karena trauma pada operasi episode ke 2 itu belum hilang, saran dokter kuabaikan (bandel ya ... jangan ditiru).

Setiap tahun ketika MCU selalu diminta untuk konsul ke dokter bedah tapi aku terlalu takut dengan kata2 operasi, jadinya tidak pernah mampir ke dokter bedah untuk konsultasi. Benjolan di lutut itu tetap tersimpan selama 10 tahun dan terus membesar ... lalu bagaimana terjadi operasi lutut episode ke 3 tahun 2010 ini ?

Cerita episode ke 3 ini berawal ketika suamiku mengalami cedera lutut ketika olah raga pada pertengahan Juni 2010, lalu dia konsul ke ahli ortopedi di RSIB, akupun iseng ikut konsul ke dokter yang sama, terus dokter tersebut bilang benjolan di lututku sebenarnya tidak berbahaya, kalau tidak menganggu ... nggak perlu dilakukan tindakan apa2, senang juga hati ini. Rupanya rasa aman itu hanya sebentar, ketika kami liburan ke negeri tetangga akhir Juni sampai awal Juli yang lalu, di hari terakhir liburan, lututku nggak bisa diluruskan setelah selesai shalat shubuh, mungkin karena selama liburan kaki ini tidak pernah beristirahat, mungkin agak ngambeg, soalnya jalan2 terus.

Hari itu aku sampai nggak bisa jalan dengan sempurna dan sakit di lutut berlanjut selama beberapa hari, wah aku jadi takut, akhirnya kembali konsul ke ahli ortopedi di RSPP. Dokter melakukan rontgen, juga dilakukan MRI agar lebih jelas lagi persoalan lututku ini. Akhirnya aku pasrah saja dengan keputusan operasi ini karena benjolannya ada 2 yang sudah gede banget dan ada bonus 1 benjolan yang kecil, posisinya ada di lutut bagian belakang persis dilipatan lutut. Istilah kedokteran yg kubaca pada hasil rontgen / MRI, benjolan itu merupakan "loose body" di jaringan lunak dan juga ada indikasi osifikasi/perkapuran, nama kerennya baker cyst atau sering disebut popliteal cyst.

Episode ke 3 ini judulnya adalah "Pasrah kembali dioperasi", akhirnya operasi lutut dilakukan pada tanggal 23 Juli 2010, benjolannya mirip tulang rawan, berwarna putih dan bentuknya tidak beraturan agak bulat dan sedikit lonjong ? ... sayang lupa difoto, semoga hasil pemeriksaan patologi tidak ada yang serius (belum keluar hasilnya mungkin sekitar seminggu). Alhamdulillah operasi episode ke 3 ini berjalan lancar dan aku tidak mengalami nyeri di lutut seperti operasi episode ke 2, aku sudah boleh keluar dari RSPP pada tanggal 25 Juli, istirahat di rumah sampai konsul lagi ke dokter yang Insya Allah aku lakukan besok 28 Juli 2010, semoga luka operasinya baik dan cepat sembuh.

Ternyata cobaan belum berakhir, pada hari ke 2 (Sabtu, 24 Juli), setelah kateter dicabut dan aku jalan sendiri ke kamar mandi, aku merasakan sakit di bahu, tengkuk dan sakit kepala yang hebat. Ketika keluhan ini kusampaikan, kata dokter nggak apa2, mungkin salah tidur, ntar juga hilang katanya.

Setelah sampai di rumah, ternyata sakit kepala hebat masih berlanjut, akhirnya tadi pagi ketika suamiku konsul ke dokter ortopedi di RS Eka Hospital untuk second opinion cedera lututnya, aku sempat konsul juga ke dokter itu mengenai sakit tengkuk dan kepala ini. Ternyata menurut dokter tersebut sakitku itu disebabkan efek obat bius, karena jika dibius melalui spinal, pasien tidak boleh menegakkan kepala / duduk ketika seharusnya belum boleh bergerak, harus berbaring saja selama 24 jam.

Memang setelah dioperasi dokter bilang nggak boleh bangun, aku pikir yang nggak boleh itu jalan atau turun dari tempat tidur. Aku tidak bertanya secara rinci dan dokter juga tidak menjelaskannya, nggak taunya mengangkat kepalapun (kepala lebih tinggi dari punggung) tidak boleh. Karena ketidaktahuan kami dan aku juga merasa sehat2 saja, ketika beberapa jam setelah operasi aku makan sendiri sambil duduk.

Sakitnya baru terasa ketika aku bangkit dari tempat tidur pada hari ke 2, kalau berbaring sakitnya hilang. Kata dokter sakit kepala ini bakal aku alami sekitar 1 - 3 minggu tergantung seberapa banyak aku mengangkat kepala ketika "injury time" itu, tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri. Kalau aku merasa sakit banget, aku disuruh minum obat sakit kepala saja.

Aku bisa nulis cerita ini setelah minum "Neuralgin", mudah2an aku kembali sembuh seperti sedia kala dan aku berdoa semoga episode lutut ini cukup sampai disini saja. Walaupun dokter ortopedi yang mengoperasiku bilang, tidak ada jaminan benjolan tersebut tidak muncul lagi karena hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh metabolisme tubuhku yang kurang baik/sempurna sehingga timbul kristalisasi/osifikasi, mengapa kristalnya terjadi di lutut ? kata dokter mungkin saja lututku dulu pernah terkilir atau jatuh. Wallahu'alam Bishawab.


Salam Ina

 Post note : Alhamdulillah hasil PA dari ganglion dilututku setelah operasi tidak ada indikasi sel kankernya.

Tuesday, July 06, 2010

If We Ever Meet Again (Tulisan Hifzhan)

Suatu ketika gue lagi duduk di sofa sambil ngedengerin lagu yaitu If We Ever Meet Again yg dinyanyiin oleh Timbaland ft Ketty Perry, lagu yg sangat popular di kalangan remaja bahkan adek gue yang masih belia pun( jah belia…) tau lagu itu iramanya yg eye catching ( eh ear maksudnya).

Ok gue bukan mau ngebahas lagu itu tapi judulnya, ya judulnya yg kalau diterjemahin ke bahasa Indonesia artinya ‘Apabila Kita Bertemu Kembali’, gw baru aja lulus SMP dan umur gue 15 tahun dan gue seorang lelaki … gw udah banyak bergaul bahkan dengan satpam dan tukang gorengan sekalipun, dan seenggaknya gue ketemu orang tersebut bisa 2x di waktu yang gak terduga.

Maksudnya bagaimana sih ... gini loh ... misalnya baru2 ini gue mau ngebenerin iPod kakak gue di iBox PIM I, gue ketemu dengan Gerrard temen SD gue dulu, gue gak nyangka bakal ketemu lagi dengan dia dengan wujud yang sudah remaja mungkin dia pun merasa begitu lalu kita ngobrol. Kebetulan kita ketemu di Gramedia tepat di sebelah iBox ternyata dia lagi nemenin abangnya beli gitar dan gue kebetulan lagi nunggu iPod gw dibenerin(sambil nunggu gue ke Gramedia) akhirnya kita ngobrol, suara kita udah gak cempreng lagi, dia masih inget gue. Hingga dia pulang dan gue pulang.

Atau yang baru-baru ini terjadi yaitu di Universal Studio Singapore gue ketemu mantan senior gue di sekolah, kita tinggal Indonesia dan dia setahun lebih tua daripada gue dia mau naik kls 2 SMA dan gue mau masuk SMA. Kita ketemu di Singapore tidak ada angin atau kentut yang berhembus kita ketemu.

Petemuan kembali dengan sahabat, penjual toko langganan, bahkan musuh sekalipun selalu kita nantikan. Yang ingin gue curahkan di sini adalah kita tidak akan sama seperti ini besok, minggu depan, tahun depan we’ll never be the same as like yesterday ..Life goes on, kita bakal rindu sama siapapun yang pernah berkesan kepada kita bahkan orang yang baru pertama kali kita lihat dan kita tidak mengobrol atau kenalan sama orang itu apa mungkin orang tersebut tak sengaja tabrakan di jalan, mengambilkan barang yang jatuh, dsb.

Hidup memang ajaib itulah yang bisa gue bilang…See you next buddy even I do not know your name or you’re my friend, but I guess I’ll wait for you meet me soon maybe in this place or the other place. I’ll open my hand to receive you as my friend no matter you remember me or not. Kata seorang ustadz kalau nanti di akhirat kita akan dipertemukan dengan orang yang pernah menjalin persahabatan kepada kita, gue memegang teguh kata-kata itu gue yakin gue akan ketemu lagi dengan orang yang berkesan kepada gue….

Kalau ada sumur di ladaing
Boleh saya numpang mandi
Bila ada umur panjang
Boleh kita bertemu lagi…

Seperti di film Bollywood yang gw tonton di TV kemarin, Sha Rukh Khan berkata di film tersebut,’’Jangan katakan selamat tinggal namun katakan sampai jumpa karena selamat tinggal akan menghancurkan harapan kita berjumpa kembali.’’Sahut dia kepada seseorang di film tersebut gue lupa siapa namanya. So see you next time till we meet again soon.

Salam Hifzhan

Sunday, July 04, 2010

Liburan & Survey Sekolah di KL serta Universal Studio Singapura

Hm liburan adalah waktu yang ditunggu-tunggu, asyik rasanya bisa lepas dari rutinitas walau sejenak :) Salah satu impian liburan kami adalah umrah bersama dilanjutkan keliling Eropah, tapi apa daya tabungan Euronya belum cukup :( ... yach sudahlah berkunjung ke tetangga terdekat saja yaitu Kuala Lumpur dan Singapore.

Selain untuk liburan, tujuan utama ke Kuala Lumpur adalah survey universitas yg ada disana sebagai plan B untuk Afifa .. jika tidak lolos ke Universitas Negeri unggulan di Indonesia. Sedangkan kunjungan ke Singapore, tujuan utamanya ya kemana lagi ... kalau bukan ke Universal Studio yang masih fresh from the oven karena baru buka tahun 2010 ini. Setelah menghitung2 biaya liburan, ternyata tabungannya cukup karena ada tambahan bonus dari kantor, Alhamdulillah rezeki tambahan ini datang pada waktu yang tepat :)

Kuala Lumpur

Perjalanan dimulai dari Jakarta menuju KL pada hari Minggu 27 Juni 2010 pagi, dengan pesawat Garuda ... setelah terbang lebih kurang 2 jam, kami tiba di KLIA. Untuk Afifa dan Hifzhan, ini adalah liburan ke 2 di KL, tahun 1999 kami juga pernah ke sini, hanya Fathur yang baru pertama kali ke KL. Perkembangan bandar udara KLIA lumayan pesat, dibandingkan airport Soekarno-Hatta :( ... di sini sudah tersedia train yang menghubungkan tempat pesawat mendarat ke terminal keberangkatan atau kedatangan (oh ya, aku juga pernah transit di KLIA ini pada perjalanan tugas kantor tahun 2008). Tadinya kami berencana akan naik bus ke Singapore tapi mengingat waktu dan kerepotan membawa koper, akhirnya kami memutuskan membeli tiket Air Asia di KLIA dengan biaya sekitar RM 715 utk 5 orang termasuk seat dan bagasi, counternya ada di lantai 5 terminal keberangkatan.

Check in di Hotel baru bisa setelah jam 14, untuk itu kami memilih makan siang di KLIA saja, makannya ya di "KFC" yang terletak di lantai 5 terminal keberangkatan, mengikuti selera Fathur ... walau kakak dan abangnya kurang setuju :). KLIA juga dilengkapi dengan fasilitas tempat shalat yang bagus kayaknya ada di setiap lantai ?, setelah shalat jamak dhuhur dan ashar di lantai 3 yang relatif lebih sepi dibandingkan tempat sholat di lantai 5, kami menuju tempat menunggu taxi yang terletak di lantai 3 juga ... menuju hotel Royale Bintang yang terletak di Jl. Bukit Bintang. Karena anak2 sdh besar dan jumlah kami berlima, peraturannya tidak boleh naik 1 taxi ... kalau mau naik 1 taxi harus yg besar type minibus biayanya RM 199, akhirnya kami milih naik 2 taxi type sedan dg biaya RM 75 pertaxi, jadi save sekitar RM 49, airport taxi ini bagus ... mirip2 dg Silver Bird kalau di Jakarta.

Hari Senin 28 Juni, survey sekolah dimulai yaitu ke Multi Media University (MMU) dan Limkokwing University. Kami naik mobil sewa yang disarankan oleh concierge hotel dengan tarif RM 400 untuk 8 jam. Menurut pendapatku transportasi di KL lumayan mahal dibandingkan dengan di Jakarta dan katanya susah kalau naik bus umum karena letak universitas tersebut berada di luar kota yg dikenal dengan nama Cyberjaya sekitar 40 menit berkendaraan dari KL.


Kalau dari KL, yg pertama ketemu adalah Limkokwing University. Gedung sekolahnya bagus dan lengkap, tim marketingnya juga hebat .. ada gedung khusus untuk menerima tamu2 yg ingin mendapatkan info tentang sekolah ini, kami diterima dengan baik walaupun tidak membuat janji sebelumnya, ada petugas khusus yg melayani tamu2 dari Indonesia ... Sekolah benar2 jadi suatu industri tersendiri yg menerima siswa2 dari negara mana saja. Biaya sekolah disini tergantung fakultasnya, yg banyak diminati oleh siswa Indonesia biasanya fakultas yg berkaitan dengan multi media seperti film dan animasi, desain grafis ... biaya sekolah untuk S1 atau Degree tergantung fakultas yang dipilih berkisar antara RM 50,000 - 100,000 selama 4 tahun, di luar living cost antara RM 800 - 1000 perbulan, mahal juga ya ... :(

Selanjutnya kami menuju MMU, kami sudah bikin janji untuk datang melalui contact person yg diberikan oleh temanku yang anaknya sedang kuliah di MMU. Disini kami sudah ditunggu oleh Chandra, mahasiswa dari Menado yg hampir selesai S1 nya dan sedang melakukan "Industrial Training" di bagian Administrasi siswa2 baru. Area gedung MMU juga luas banget ... lengkap dengan berbagai fasilitasnya, biayanya relatif lebih murah dibandingkan Limkokwing, fakultas yang banyak peminat dari Indonesia tetap yg berkaitan dengan multi media. Oh ya MMU ini sponsor atau ownernya adalah perusahaan telkom Malaysia.

Baik di Limkokwing maupun MMU juga tersedia tempat tinggal siswa berupa dormitory on campus atau off campus ... dengan biaya bulanan tergantung jenisnya mulai dari RM 300 per orang untuk dormitory atau sekitar RM 1200 per unit untuk tipe apartemen yang letaknya di luar kampus, jika sharing bersama2 teman2 lain ... biaya perorang mirip dengan tinggal di dormitory kampus.

Luar biasa ya Malaysia dalam menjaring siswa2 dari luar negaranya ... dan mereka serius membangun industri pendidikan ini .... kapan ya negara kita bisa kembali berada di depan dalam hal pendidikan, mengejar ketinggalan dari negara tetangga serumpun ... aku ingat dulu tahun 80-an banyak mahasiswa Malaysia yg sekolah di ITB ... sekarang kebalikannya :(. Pulang dari survey sekolah, kami melakukan city tour KL dan foto2 narsis :) .. termasuk shalat dhuhur dan ashar di mesjid negara yg juga dijadikan tempat yg bisa dikunjungi turis. Untuk non Muslim tidak boleh masuk ke dalam mesjid, hanya boleh sampai pelataran mesjid saja dan harus memakai pakaian khusus seperti abaya yg disediakan untuk perempuan.


Hari Selasa 29 Juni kami menuju Genting Highland, perjalanan ke Genting Highland sekitar 1 jam dari KL melalui jalan tol ... kami naik mobil sewa. Di tengah perjalanan kami berhenti sebentar di Batu caves. Batu caves adalah bukit dan goa berbatu yang lumayan tinggi dan disini terletak kuil yang digunakan oleh orang Hindu untuk sembahyang, ada patung dewanya yang gede banget. Disini kami hanya foto2 .. tidak ikut naik ke puncak bukit dan masuk ke goanya, tinggi banget ... ntar cape deh. Di halaman kuil ini banyak banget burung merpati, ketika dikejutkan oleh Fathur terbang berhamburan he .. he.

Sampai di Genting Highland kami di drop di stasiun cable car dan nanti dijemput di atas, jadi beli tiket cable carnya untuk sekali jalan saja RM 15 perorang ... lumayan lama lho naik cable car menuju puncak Genting sekitar 15 menit. Di Genting ini, banyak hotel2 berbintang dan antar hotel saling terhubungkan melalui basement, sehingga dengan jalan kaki kita bisa jalan2 dari satu hotel ke hotel lainnya. Selain arena permainan judi ... disini tersedia juga arena permainan2 keluarga seperti Dufan ... ada area outdoor dan indoor. Kami hanya melihat area indoor saja ... soalnya di luar panas :), yg menurutku seru dan agak beda adalah permainan terbang ... orang bisa terbang karena ditiup dengan udara bertekanan. Kami tdk ikut terbang hanya menonton orang yg terbang saja, dan menjadi hiburan tersendiri ketika yg sedang terbang tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya he..he.

Mahal juga bayaran untuk masuk ke setiap arena permainan indoor ini sekitar RM 8 - 30an perorang tergantung permainannya. Kami hanya jalan2 dan foto2 di sekitar fasilitas permainan tersebut, selain sayang buang2 uang untuk permainan yang standar2 saja, Hifzhan juga kurang sehat, setelah diare sebelumnya :( ... Salah satu hal yang aku suka di Kuala Lumpur ini ... selain hampir di setiap resto ada keterangan halal atau nggaknya ... di tempat2 keramaian seperti di Gentingpun tersedia fasilitas shalat yang bagus dan lengkap, Alhamdulillah, hati jadi tenang kemanapun mau jalan karena bisa shalat dengan nyaman dan makan tanpa ragu2 :)

Pulang dari Genting Highland ... kami singgah di Central Market, tempat jual souvenir dan setelah itu rencananya mau foto2 di KL Tower dan juga pengen merasakan naik monorail, ternyata hujan deras ... akhirnya kami minta di drop di Mal saja .. namanya Pavilion, wow Malnya besar banget dengan perpaduan konsep antara PP, Sency dan Citos ... Afifa sempat beli sepatu high heels yg dapat "mad discount" 70%+20% di department store Parkson, yang juga "asyik" di Parkson ini adalah di ruangan toiletnya ada sofa2 yang empuk ... sehingga "restroom"nya benar2 bisa digunakan untuk "rest" (istirahat) he..he.

Selesailah acara liburan di KL dan Insya Allah Rabu siang kami berangkat ke Singapore melalui bandara LCCT (Low Cost Carrier Terminal), diantar oleh Pak Tan .. supir sewa mobil yang kami sewa selama di KL. Di terminal LCCT ini ternyata wifi internetnya kencang banget, senang juga akhirnya bisa surfing di dunia maya dan bisa download BBM (Blackberry Message). Bye..bye KL.

Singapura
Tidak banyak aktifitas khusus yang bisa diceritakan selama di Singapura .... selain jalan2 di Orchad Road, naik MRT .... ceritanya basi banget ya he.. he. Pengalaman baru adalah berkunjung ke Universal Studio di Resort World Sentosa (RWS) yang baru dibuka pada tahun 2010 ini.

Hari Kamis 1 Juli, kami berangkat ke RWS, dari Orchard naik MRT ke Harbourfront, lalu di Harbourfront kita bisa naik bus atau naik monorail ke RWS. Kami memilih naik monorail saja dan beli tiket monorail sekitar S$ 3 (adult) dan S$ 2 (kid) .. kami turun di Waterfront (Universal Studio), jika ingin lanjut ke Sentosa beach juga bisa, tinggal naik monorail lagi dan turun di statiun Sentosa beach ... nggak perlu beli tiket monorail lagi karena tiket tersebut berlaku dari Harbourfront - Sentosa pp dan selama di RWS, hal ini kami lakukan sore harinya sekitar jam 17:30 setelah bosan di Universal Studio dan menghindari antrian panjang naik ke monorail karena Universal Studio akan tutup pada pukul 19:00.

Ada beberapa kelompok lokasi attraksi di Universal Studio seperti Hollywood, New York, Scifi City, Ancient Egypt, Lost World, Far-Far Away, Madagaskar ... beberapa attraksi di Madagaskar masih belum selesai konstruksinya dan juga beberapa attraksi di Scifi City sedang dalam perbaikan. Yang seru adalah menonton Water World semacam cerita pendek yang langsung dimainkan oleh stuntman professional (orang bule) di depan penonton termasuk adegan lompat di air, perkelahian, tembak2an, ledakan dan kebakaran dll. Kami juga sempat nonton film 4D Shrek .. penonton harus menggunakan kacamata khusus dan ikut terguncang2 ketika ada adegan Shrek yg sedang meluncur naik naga ... ikut tersiram air dan kena hembusan angin ... lucu he..he.

Aku tidak berani naik attraksi yang "ngeri" .. sudah nggak kuat jantungnya .. hanya anak2 dan papanya saja yang ikut naik attraksi seperti itu ... antrian panjang masih terjadi di setiap lokasi, cape deh ... ada juga attraksi yang mirip Niagara di Dufan ... meluncur di air dengan boat ... tapi kami tidak ikut naik karena antriannya panjang, kalo nunggu sampai 1 jam dan pasti basah .. males ganti bajunya. Oh ya untuk setiap tiket masuk Universal Studio seharga S$ 65 (adult) dan S$ 47 (kid) kita dapat voucher S$ 5 untuk makanan dan S$ 5 untuk souvenir ... barang2 di toko souvenirnya keren2, lumayan juga strategi marketingnya he..he. Di Universal studio ada jualan popcorn yang sangat enak ... ada berbagai rasa, yang caramel crispy rasanya enak banget ... outletnya berupa toko yang terletak di dekat pintu masuk sebelah kanan ... jangan sampai keliru seperti kami .. karena di kios2 kaki lima sepanjang jalan di dalam Universal Studio ada juga yang jual popcorn tapi rasanya kurang enak :(


Sedihnya ... di Universal Studio ini tidak tersedia fasilitas "praying room", dibandingkan fasilitas lain yang tersedia cukup baik seperti rest room, restoran, toko, sebagai seorang muslim yang berusaha menjalankan perintah Allah SWT ... hal ini sungguh membuatku sedih dan agak kecewa, semoga ada pihak Universal Studio yang membaca blog ini dan nantinya tergerak hatinya untuk menyediakan fasilitas "praying room" dan berwuduk :) .

Akhirnya kami nanya ke guest services dimana boleh shalat dan diijinkan menggunakan ruangan yang mungkin merangkap gudang karena terlihat banyak kardus2 ... jadi jangan lupa bawa sajadah ya ... walaupun disana ada selembar seprai yang bisa dijadikan alas untuk shalat, mungkin memang disediakan oleh petugasnya. Waktu berwuduk di wastafel pun tidak nyaman banget .... karena dipelototin sama janitornya, mungkin dia sebal ... lantai wastafel jadi basah ... disini nggak boleh membasuh kaki pula, bingungkan ? ... akhirnya kami terpaksa masuk ke kamar mandi untuk orang cacat dan bisa membasuh kaki di wastafel tanpa dilihat petugasnya :(

Selama 3 hari di Singapura ... setiap hari hujan sehingga tidak banyak tempat yang dapat didatangi ... termasuk ketika kami di Universal Studio, sorenya juga hujan lebat sehingga terjadi antrian panjang untuk beli jas hujan dan payung :( ... untuk teman2 yang akan ke Universal Studio sebaiknya bawa jas hujan atau payung untuk jaga2 karena bisa saja hujan datang tiba2 karena akhir2 ini cuaca tidak menentu. Untuk di Universal studio sebaiknya bawa juga topi karena kalau tidak hujan ... cuacanya lumayan panas sehingga lebih nyaman bertopi ketika berjalan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Hari Jumat 2 Juli ... anak2 sempat berenang di hotel pagi harinya ... mereka bersemangat berenang terutama Fathur dan Hifzhan karena sudah bisa menyelam .. hasil les renang baru2 ini he..he. Oh ya kami juga sempat shalat dhuhur dan ashar di mesjid dekat Paragon (Al Falah mosque) di sekitar Orchard Road ... tempat wuduknya lengkap banget ada tempat kacamata, tempat gantung tas :)

Hari Sabtu pagi 3 Juli 2010, setelah sholat subuh .... tiba2 lututku sakit banget nggak bisa diluruskan dan tidak bisa berjalan dengan sempurna .. memang di lutut kanan ini ada benjolan yang sudah muncul sejak 10 tahun yang lalu, selama ini didiamkan saja karena tidak terlalu mengganggu dan baru kali ini rasanya sakit banget, mungkin kaki ini terlalu banyak dipakai berjalan ... akhirnya rencana untuk jalan2 di Sabtu pagi itu batal .. selain hujan, juga karena anak2 dan papanya tidak tega meninggalkan aku sendirian di hotel .. akhirnya kami tidur2an saja di hotel, sambil nonton TV ... dan packing koper2 yang tiba2 membengkak :)

Jam 13:00 kami berangkat ke airport ... walaupun jam keberangkatan masih lama ... karena fasilitas di airport Changi cukup lengkap ... panjangnya waktu menunggu tidak terasa sampai akhirnya waktu keberangkatan pesawat Garuda ke Jakarta jam17.15 pun tiba. Selesailah liburan selama seminggu di 2 kota negara tetangga ... semoga kakiku bisa pulih kembali dan bisa berjalan seperti sediakala ... kalau tidak ... ngeri membayangkan harus kembali dioperasi seperti yang pernah kualami tahun 1998 dahulu di lutut yang sama :(

Salam Ina