Friday, February 12, 2021

Menantu vs Mertua

Kali ini mau menuliskan topik menantu vs mertua he..he, hubungan antara menantu dan mertua ini memang hubungan yang unik, penuh dengan lika liku dan pernik-pernik suka dukanya. Mengapa unik ? karena biasanya menantu itu adalah pilhan sang anak, sehingga ketika mereka sudah menikah, mau tidak mau, suka tidak suka, menantu itu menjadi bagian dari keluarga. Hubungan mertua dan menantu ini tidak selalu berlangsung secara harmonis, nah yang dibahas di sini tentunya untuk hubungan yang pelik antara mertua vs menantu. 

Penerimaan total sang menantu ini dengan rasa senang di dalam suatu keluarga menjadi lebih berat ketika orang tua sang anak, di hati kecilnya mungkin belum ikhlas anaknya menikah karena mungkin punya harapan yang tinggi terhadap anaknya misalnya menginginkan sang anak sekolah lebih tinggi atau berkarir dulu dll. 

Penyebab lainnya bisa juga karena orang tua tidak terlalu sreg dengan sang menantu tapi karena anak  sudah menetapkan pilihannya dan orang tua tidak ingin melukai hati anaknya, hubungan sang anak dengan pilihan hatinya tetap direstui ... ini yang seharusnya tidak boleh terjadi dan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu, sehingga ganjalan di hati tidak terjadi ketika sang anak sudah menikah.  

Rasa ketidaksukaan ini makin diperparah jika sang menantu tidak dapat menempatkan dirinya dalam suatu keluarga atau sikapnya dinilai menyebalkan oleh sang mertua. Biasanya konflik yang sering terjadi adalah antara menantu perempuan dan mertua perempuan, tapi tidak tertutup kemungkinan konflik juga terjadi antara mertua perempuan atau mertua laki dengan menantu lelaki. Konflik ini makin memburuk jika sang anak/menantu masih tinggal bersama dalam satu rumah dengan orang tua/mertua.

Dari sisi orang tua/mertua, bagaimana menyikapi menantu yang dinilai menyebalkan .. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan, seperti dilansir oleh All Women Stalk (copy paste dari www.merdeka.com).

1. Mencoba berdamai dengan menantu

Salah satu cara untuk menghadapi menantu yang menyebalkan adalah berdamai dengan mereka. Jika tak bisa 'mengalahkannya', maka 'rangkul lah dia'. Ini bukan berarti Anda harus langsung berubah sikap namun cobalah untuk menerima menantu Anda apa adanya. Dia adalah orang yang dipilih oleh anak Anda untuk mendampinginya, jadi cobalah melihat dirinya dari sisi positif.

2. Memahami menantu

Dari tingkahnya sehari-hari mungkin menantu Anda terlihat menyebalkan. Namun apakah Anda sudah pernah mencoba mengenalnya lebih dekat? Coba lihat menantu Anda lebih dekat, dan kenali sikap-sikapnya. Mengenal menantu lebih dekat bisa membuat Anda melihat bagaimana sifatnya sesungguhnya. Mungkin saja dia sebenarnya tidak sadar bahwa bicaranya terkadang kasar. Atau menantu memang seorang yang pendiam dan pemalu, bukannya sombong dan cuek. Bisa juga perilaku yang ditampakkan menantu karena apa yang sudah Anda lakukan.

3. Tersenyum dan mengangguk

Kadang cara terbaik adalah dengan mengikuti aliran. Ingat bahwa menantu adalah orang yang dipilih dan dicintai oleh anak Anda. Jika Anda merusak hubungan dengan menantu bukan tak mungkin Anda akan merusak hubungan dengan anak Anda sendiri. Daripada membuat konflik, sebaiknya tetap tenang dan berhubungan baik dengan menantu.

4. Keluar ruangan jika harus

Jika perilaku menantu sudah benar-benar menyebalkan dan Anda tak tahan lagi, keluar saja dari ruangan atau menjauh darinya. Namun tetap jangan menunjukkan emosi. Habiskan waktu sendiri dan cobalah untuk tenang.

5. Bersikap tegas

Ada satu cara lain yang bisa diambil, yaitu bersikap tegas. Jika Anda merasa perilaku menantu yang menyebalkan sudah tak dapat ditoleransi dan harus ditegur, maka lakukan saja. Namun ingat, untuk melakukannya dengan halus, sopan, dan tidak menggunakan emosi. Misalnya jika menantu memiliki kebiasaan berkata kasar dan saat itu ada banyak anak kecil di rumah. Anda bisa menegurnya untuk tidak berkata kasar di depan anak-anak, karena itu bisa jadi contoh buruk. Namun tentu dengan cara yang baik.

6. Tetap sopan, apapun yang terjadi

Bersikap emosi tak akan membuat segalanya lebih baik. Selain berkemungkinan menyebabkan konflik, Anda juga akan kehilangan wibawa Anda di depan anak dan menantu. Jadi, jangan hadapi menantu dengan cara yang penuh emosi. Jika ingin menegur, tetap lakukan dengan sopan. Anda lebih tua dan lebih dewasa dari menantu, sudah sepantasnya Anda lebih bijak dan bersikap lebih baik dalam menghadapinya.

Berhadapan dengan menantu bisa jadi hal yang sulit. Tak semua teknik di atas bisa dilakukan setiap waktu, namun setidaknya cara di atas bisa membantu Anda menyiapkan strategi untuk menangkal sikapnya yang menyebalkan.
 
Salam Ina