Monday, April 28, 2014

Siklus Kehidupan

Akhir minggu yang lalu ada beberapa peristiwa yang membuatku merenung dan berusaha memahami makna kehidupan yang Allah anugerahkan kepadaku. Ada waktunya duka dan ada waktunya suka, silih berganti dalam kehidupan setiap makhluk Allah SWT di muka bumi  yang fana ini. Semoga endingnya kehidupan kita dalam keadaan "husnul khatimah" dan berada dalam rahmat dan ridha Allah SWT dunia & akhirat kelak. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Ada yang Meninggal Dunia
Hari Jumat 25 April 2014, sekitar jam 10.30 anakku kirim kabar via blackberry message bahwa ada yang telpon ke rumah menyampaikan berita dukacita. Karena nama yang didengar anakku kurang jelas dan alamatnya juga tidak disebutkan, membuatku bertanya-tanya siapa yang meninggal tersebut. Mulailah aku mencari nama keluarga yang mirip dengan nama yang didengar anakku, kebetulan ada adik ipar kakakku yang namanya mirip, sebut saja "F" yang kebetulan memang sedang sakit dan dirawat di RS. Aku segera menghubungi saudara-saudara kandungnya, tapi tak satupun yang mengangkat telponku bahkan ada message yang mengatakan "busy". 

Lutut ini mulai lemas, jangan-jangan benar "F" yang meninggal, usianya masih muda ...  jauh di bawah usiaku. Aku membayangkan duka yang bakal dialami istri, putra-putrinya yang masih kecil dan juga keponakanku (satu-satunya anak kakakku yang selamat dari tsunami) yang tinggal dengan "F" selaku pamannya yang memperlakukan keponakanku itu seperti anak kandungnya sendiri. Aku juga mulai bertanya ke adik-adik kandungku yang berada di Medan dan Banda Aceh apakah mereka ada menerima kabar duka dari keluarga ? mereka menjawab tidak ada. 

Sekitar jam 12-an siang, ada salah satu kakak kandung dari "F" yang dapat dihubungi, akupun menceritakan kabar duka yang kuterima dan kutanyakan bagaimana keadaan adiknya, dia menjawab baik-baik saja dan "F" sudah keluar dari RS, rasanya lega banget karena dugaanku salah. Akupun melanjutkan aktivitas makan siang bersama dengan teman-temanku. Tiba-tiba sekitar jam 12.30 datang SMS dari pamanku di Banda Aceh, mengabarkan bahwa yang meninggal dunia adalah suami dari sepupu ibuku yang tinggal di Ciputat, aku memanggilnya Om "S". Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. 

Setelah jelas siapa yang meninggal, akupun pamit pada atasanku untuk pulang ke rumah dan berkunjung ke rumah duka. Sampai di rumah duka sekitar jam 15:30, jenazah belum dikuburkan karena menunggu salah satu keponakan dari Om "S" tersebut yang datang dari Medan. Om dan bibik memang tidak mempunyai anak kandung, tapi keponakannya yang di Medan itu sangat dekat dengan beliau dan minta ditunggu kedatangannya karena ingin melihat jenazah Om "S" untuk terakhir kalinya. Karena sampai jam 16.30, yang ditunggu belum datang juga, akhirnya jenazah segera di bawa ke mushola dekat rumah duka untuk disholatkan dan dimakamkan.

Setelah sholat jenazah selesai, jenazah diantar ke pemakaman dan prosesi pemakaman berjalan lancar. Pak RW setempat menyampaikan kata-kata sambutan yang menyatakan bahwa warga sangat kehilangan Om "S" dengan kepergiannya yang mendadak karena beliau sudah banyak berkontribusi terhadap warga sekitar antara lain mengajar mengaji dan rajin sholat berjamaah ke mesjid. Pagi itu beliau sempat sholat subuh berjamaah di mushola dan sekitar jam 9-an nafasnya agak sesak dan sempat memanggil istrinya, lalu beliau muntah dan langsung meninggal dunia sebelum sempat di bawa ke RS. Sungguh kematian yang cepat, tidak merepotkan keluarga dan semoga husnul khatimah. Semoga beliau mendapat ampunan dan kasih sayang Allah SWT serta mendapat tempat yang mulia di surga Allah SWT.

Setiap yang bernyawa pasti merasakan mati ... mati itu pasti, hanya waktu, tempat dan penyebabnya yang masih misteri dan hanya Allah SWT saja yang mengetahuinya. Semoga kita sempat menyiapkan bekal ketakwaan dan amal sholeh untuk dibawa pulang ke kampung akhirat kelak.

Ada yang sedang sakit 
Hari Sabtu 26 April 2014 pagi, aku dan temanku pergi membezoek teman kami yang sedang sakit yang tinggal di BSD sebut saja namanya "E". Kami satu angkatan ketika kuliah di ITB, tapi berbeda jurusan. Temanku "E" ini sejak tahun lalu sudah diketahui menderita penyakit kanker payudara dan sudah dilakukan operasi. Mungkin karena kankernya tipe ganas, setelah dioperasi, benjolannya tumbuh lagi, sehingga dia sudah beberapa kali dioperasi.
Waktu reuni angkatanku yang ke 30 tahun pada bulan November 2013 yang lalu, kondisi "E" masih segar, malah dia ikut aktif membuka stand, menjual hasil karyanya dan teman-teman Seni Rupa lainnya. Nggak nyangka hanya dalam beberapa bulan kondisinya begitu drop, saat ini kankernya sudah menyebar sampai ke anggota tubuh yang lain seperti tulang leher, sehingga harus dilakukan radiasi dan chemotherapy. Dia hanya dapat berbaring, bahkan untuk komunikasipun sudah susah, hanya orang-orang terdekatnya yang mengerti apa yang akan disampaikannya. Jika berdiri dan berjalan "E" harus memakai penyangga leher dan harus dibantu/dipapah. Sedih banget melihat kondisinya.

Yang kukagumi dari "E" adalah kesabarannya, hampir tidak terdengar keluhannya ketika kami disana, padahal menurut yang kuketahui dari teman-teman yang pernah sakit kanker, rasa sakitnya luar biasa. Kesetiaan teman-temannya juga luar biasa, bahkan ada teman SMAnya yang hampir setiap hari berada di rumahnya, mengurus keperluan "E", ada yang mengantar dan antri ke RS dan ada pula yang menunggu "E" ketika dia dioperasi. 

Tentunya ketika masih sehat "E" seorang sahabat yang sangat baik dan penuh perhatian sehingga teman-temannya tanpa diminta ikut membantu dan memberi dukungan yang sangat dibutuhkannya. Semoga "E" sabar menghadapi ujian sakit yang sangat berat ini dan semoga Allah SWT menyembuhkan penyakitnya sampai tuntas. Semoga saja suami dan anaknya dapat mendampingi "E" dan menyayanginya dengan sepenuh hati.

Ada yang menikah 
Hari Sabtu 26 April 2014 sore dan malam aku mendapat undangan pernikahan/resepsi anak dari salah seorang teman sekantorku dan malam harinya juga ada undangan acara 40 hari meninggalnya keluarga besan dari tante suamiku. Karena waktu acaranya bersamaan, aku merencanakan hadir pada acara pernikahannya saja yang dilaksanakan sore hari setelah ashar. Mengingat lokasi acara pernikahan di Bekasi Barat dan acara lainnya di sekitar Lebak Bulus, aku dan suami berbagi tugas, takutnya waktunya tidak terkejar  untuk kami dapat hadir bersama-sama di ke dua acara tersebut.
Suamiku akan hadir di acara yang di Lebak Bulus, sedangkan aku berdua anakku Hifzhan berangkat ke Bekasi Barat. Karena waktunya tanggung, kami sholat ashar dulu di rumah baru berangkat ke sana. Perjalanan dari rumah sampai memasuki tol Cikampek berjalan lancar, begitu sampai tol Cikampek, ya ampun macet banget, apalagi untuk keluar dari pintu tol Bekasi Barat, antriannya sangat panjang. Waduh bisa-bisa acara pernikahannya sudah bubaran ketika kami sampai, aku bilang ke anakku, kalau acaranya sudah bubar, maka kita akan tunggu di sana untuk hadir ke acara resepsinya saja.

Akhirnya kami sampai juga ke lokasi acara pernikahan sekitar pukul 17.00, ternyata acara akad nikahnya belum dilaksanakan, lega rasanya he...he, karena nggak perlu nunggu acara resepsinya. Kami mengikuti acara akad nikah sampai selesai dan bertemu dengan orang tua mempelai, setelah salaman dan ngobrol2 sebentar kami pamit pulang karena sebentar lagi akan masuk waktu maghrib. Alhamdulillah perjalanan pulang berjalan lancar dan kami sampai Bintaro sekitar 18.30, masih ada waktu untuk sholat maghrib. Sampai di rumah, ternyata suamiku sudah berangkat ke Lebak Bulus pada pukul 18.00, semoga acara di Lebak Bulus juga berjalan lancar.

Salam Ina