Saturday, November 28, 2015

Operasi Histerektomi

Alhamdulillah, hari ini dokter telah membuka benang jahitan luka operasi histerektomiku setelah sekitar 9 hari dari waktu pembedahan, kata dokter ... luka jahitannya sudah bagus dan menutup dengan baik. Cerita tentang operasi histerektomi ini merupakan kisah lanjutan dari cerita di blog ini setahun yang lalu tentang Miom atau Myoma Uteri.

Aku menjalani operasi histerektomi total (pengangkatan rahim dan serviks, tanpa ovarium dan tuba falopi) di RSPP tanggal 19 November 2015 pukul 13:00 oleh salah satu dokter kandungan di sana. Keputusanku untuk melakukan operasi ini dengan pertimbangan yang panjang dan matang dan tentu saja juga dianjurkan oleh dokter kandunganku, setelah sebelumnya (akhir tahun 2014), diketahui bahwa ada myoma di rahimku (jumlahnya 3 buah)  dan ternyata setahun kemudian jumlahnya sudah berlipat ganda, duh ngeri juga kalau operasi tidak dilakukan secepatnya.

Selain jumlah myoma yang makin bertambah, aku juga sudah mengalami gangguan waktu haid yang lebih panjang ... sampai 2 minggu atau bahkan lebih (ini terjadi sejak tahun 2012), juga mulai mengalami gangguan berkemih / buang air kecil (BAK). Jadi kelihatannya memang lebih baik rahimnya sekalian diangkat, karena jika hanya myomanya saja yang diangkat, dengan jumlah nyoma yang sangat banyak itu ... dikhawatirkan akan terjadi resiko pendarahan yg banyak  ketika dioperasi. 

Sewaktu aku menjalani operasi dan menginap di RSPP, putri tercintaku yang menemani dan mengurus aku dengan telaten selama di RS dan juga di rumah ketika kembali dari RS. Terima kasih ya nak ... semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan keberkahan untukmu anakku, juga terima kasih untuk suamiku dan anak2ku tercinta atas dukungan dan doa-doanya. Terima kasih juga untuk sanak saudara dan teman-teman yang ikut menunggui ketika dioperasi dan mengunjungiku di RSPP maupun memberi dukungan  lewat media sosial WA, FB dll.

Ternyata rasa sakit luka sayatan pisau bedah untuk operasi histerektomi ini jauh lebih hebat dibandingkan dengan operasi caesar yang kujalani ketika melahirkan si bungsu tahun 2002, luka operasinya juga lebih panjang, mungkin sekitar 15 cm. Sampai saat inipun aku masih mengalami rasa nyeri ketika duduk agak lama, bangkit dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi maupun melakukan kegiatan-kegiatan seperti makan/minum, sholat, apalagi kalau batuk dan bersin, waduh sakit bingits. Semoga aku cepat sembuh, karena cuti istirahat dari RS akan berakhir pada tanggal 2 Desember 2015 dan aku harus masuk kantor pada tanggal 3 Desember 2015. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Oh ya, setelah dioperasi dan baru setengah sadar ... kata anakku aku terus merintih dan mengeluh karena mengalami rasa nyeri yang hebat dan juga dalam waktu lebih dari 24 jam aku belum juga buang angin (kentut) sehingga belum dibolehkan untuk makan dan minum secara oral. Ketika aku menceritakan hal ini ke grup WA SMAku dan ada salah satu temanku yang dokter spesialis anestesi, katanya kalau pasien mengalami rasa nyeri yang hebat sesaat selesai dioperasi dan nggak bisa kentut ... berarti dokter anestesinya kurang canggih he...he.

Entah ada hubungannya atau tidak .. antara dokter anestesi dengan rasa nyeri hebat dan kentut itu, memang ada sedikit kejadian kecil sebelum aku dioperasi, ketika itu aku sedang berada di ruang tunggu untuk dioperasi, aku mendengar suara telpon dari perawat yang menanyakan ke dokter "apakah pasiennya sudah bisa dibius ? dokter dimana ? di Depok ?" ... waduh aku langsung teriak "suster, apa dokter kandungannya masih di Depok ?", dalam hati aku cemas juga.. wah bakal ditunda lagi nih operasinya setelah sebelumnya ditunda ke jam 13:00 padahal jadwal semula jam 8:00 karena dokter kandunganku ada kegiatan lain yang lebih penting. Eh susternya ngomong "bukan dokter kandungannya bu, tapi dokter anestesinya yang masih di Depok, jadi ibu akan dibius oleh dokter anestesi lainnya yang ada di ruang jaga",

Apakah mungkin dokter anestesi yang ini belum sempat membaca data status medis difileku ? Dokter anestesi yang dijadwalkan untuk membiusku (yang sedang di Depok itu) telah menjenguk aku di ruang rawat inap pada malam sebelumnya. Aku sempat menyampaikan keluhan bahwa pernah mengalami "trauma anestesi" ketika operasi lutut (ceritanya ada disini) dan beliau menjelaskan prosedur anestesi tersebut dengan baik dan meyakinkanku bahwa In Syaa Allah semuanya akan baik-baik saja. Mungkin karena jadwal operasi yang sebelumnya digeser itu ternyata bentrok dengan jadwal kegiatan beliau di Depok ...  sehingga tidak bisa mendampingiku ketika aku dioperasi ?  Wallahua'lam. 

Untuk menambah pengetahuan tentang histerektomi, berikut hasil googling internet ... Apa itu histerektomi ?  Operasi Histerektomi atau pengangkatan rahim (uterus) adalah suatu prosedur operatif yang umum dilakukan dimana seluruh atau sebagian organ dari uterus diangkat. Operasi histerektomi dibagi dalam beberapa tingkatan yaitu :
  • Operasi Histerektomi total: pengangkatan rahim dan serviks, tanpa ovarium dan tuba falopi
  • Operasi Histerektomi subtotal: pengangkatan rahim saja, serviks, ovarium dan tuba falopi tetap dibiarkan.
  • Operasi Histerektomi total dan salpingo-oporektomi bilateral: pengangkatan rahim, serviks, ovarium dan tuba falopi.
Bila kasus yang dihadapi pasien adalah keganasan seperti kanker serviks, kanker rahim, atau kanker indung telur, dan sudah ditegakkan dengan hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi, maka pilihan operasi histerektomi pengangkatan rahim merupakan pilihan terbaik yang dianjurkan untuk menyelamatkan jiwa pasien.

Apa saja penyebab seseorang harus menjalani operasi histerektomi (pengangkatan rahim) ? 
  • Tumor jinak pada rahim (mioma uteri). Walaupun tumor jinak, bila sudah terlalu besar biasanya menyebabkan rahim rusak yaitu menjadi tipis dan mungkin robek. Bila sudah demikian, tentunya sangat beresiko bila terjadi kehamilan sehingga harus diangkat.
  • Kanker serviks, rahim atau ovarium
  • Endometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian lain dari rahim
  • Adenomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna)
  • Terjadi pendarahan yang berlebihan (blooding) saat melahirkan.
  • Inflamasi Pelvis karena infeksi
Operasi histerektomi yang dilakukan memiliki teknik dan klasifikasi beragam. Ada yang dilakukan dengan teknik pengangkatan melalui perut (abdominal histerektomi) adapula teknik pengangkatan melalui vagina (vaginal histerektomi), masing-masing teknik sesuai indikasi pengangkatan. Vaginal histerektomi dapat dilakukan bila kasus yang ditemui bukan kasus keganasan maupun perdarahan uteri. Kelebihan dari vaginal histerektomi, antara lain mengurangi tingkat rasa nyeri yang dirasakan pasien, terutama pasca operasi.

Operasi histerektomi adalah prosedur operasi yang aman, tetapi seperti halnya bedah besar lainnya, selalu ada risiko komplikasi. Beberapa diantaranya adalah pendarahan dan penggumpalan darah (hemorrgage/hematoma) pos operasi, infeksi dan reaksi abnormal terhadap anestesi.

Pemulihan dari operasi  histerektomi biasanya belangsung 2 - 6 minggu. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan untuk tidak banyak  bergerak yang dapat memperlambat penyembuhan bekas luka operasi. Dari segi makanan, disarankan untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas seperti kacang buncis, kacang panjang, brokoli, kubis dan makanan yang terlalu pedas. Seperti setelah operasi lainnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya protein dan meminum cukup air yang akan membantu proses pemulihan.

Semoga Bermanfaat.

Salam Ina