Friday, September 18, 2020

Mas Covid19 atau Mbak Corona

Kali ini mau cerita tentang Mas Covid19 atau Mbak Corona yang telah mengunjungi negeri ini sejak bulan Maret 2020. Qadarullah ... virus ini terkena juga pada salah satu anggota keluarga kami yaitu suamiku. Pada tanggal 22 Juni 2020, suamiku ditugaskan ke lokasi proyek yang terletak di salah satu kota di Jawa Timur, sebelum berangkat ke sana, semua pekerja dilakukan rapid test dan hasilnya non reaktif sehingga mereka semua berangkat melalui jalan darat (mobil kantor).

Setelah sekitar seminggu di lokasi proyek; suamiku mengalami gejala demam dan flu, awalnya dia mengira hanya flu biasa karena gejalanya sama dengan flu biasa. namun ternyata ada beberapa pekerja yang juga mengalami gejala yang sama dan bahkan ada yang sudah dinyatakan positif covid19, sehingga lokasi proyek ini menjadi cluster covid19 karena sekitar 50-an pekerja terpapar dalam waktu yang berdekatan. 

Akhirnya pada tanggal 3 Juli 2020, perusahaan mengambil inisiatif untuk mengevakuasi seluruh pekerjanya ke Jakarta dan langsung menuju ke RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina) tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu sehingga kami sekeluarga di rumah tidak ikut terpapar.

Sesampainya di RSPP, pada tanggal 4 dan 5 Juli 2020 suamiku dilakukan PCR test untuk memastikan terkena covid19 atau tidak; ternyata hasil testnya positif, sehingga dia langsung diopname di RSPP, tidak diijinkan pulang ke rumah. Karena gejala yang dialami suamiku tidak berat, dia ditempatkan di Graha RSPP, sedangkan teman-temannya yang mengalami gejala lebih berat diopname di RS modular Simprug, yang khusus dibangun Pertamina untuk pasien covid19.

Sejak tanggal 4 Juli 2020, dimulailah treatment covid19 untuk suamiku, dia diberikan obat-obatan seperti Hyloquin; Oseltamivir dan vitamin2. Selama di Graha RSPP ini kontak antara suamiku dengan petugas medis sangat terbatas; komunikasi dilakukan melalui aplikasi WA .. pasien mengukur dan mencatat sendiri temperatur dan tensi serta kondisi/gejala yang dialami dan dilaporkan secara berkala ke petugas medis. Makananpun diberikan melalui nasi kotak .. demikian pula petugas kebersihan hanya sekitar 2 x seminggu melakukan pembersihan kamar. Rutinitas seperti ini berlangsung selama lebih dari satu bulan.

Selama kurun waktu tersebut, secara berkala dilakukan PCR test,  dan hasil test suamiku masih positif terus, walaupun sejak tanggal 17 Juli 2020 .. dia sudah tidak merasakan gejala lagi (secara fisik sudah sehat), hal ini membuat dia rada stress, apalagi ada beberapa temannya yang bareng masuk ke RSPP, sudah dinyatakan sembuh dan bisa pulang ke rumah. 

Agar suami tidak bosan dengan makanan RS .. sekali2 kami mengirimkan makanan dan beberapa kebutuhannya melalu gosend .. karena keluarga sama sekali tidak boleh berkunjung, juga kami rutin melakukan video call untuk komunikasi secara langsung. Setelah berkali-kali dilakukan PCR test, akhirnya muncul juga hasil test yang negatif untuk sample yang diambil/swab pada tanggal 3 Agustus 2020. 

Pasien dinyatakan sembuh jika hasil PCR test negatif 2x berturut-turut, sehingga tanggal 4 Agustus 2020 dilakukan lagi PCR test ternyata hasilnya masih positif ... waduh suamiku sedih sekali karena dia sudah sangat bosan di RS dan juga stress karena benar-benar sendirian dan terisolasi .. sehingga dia mulai mengalami gangguan tidur dan jantung yang berdebar-debar. Setelah berkonsultasi dengan dokter, dengan melihat kondisinya yang sudah satu bulan lebih dirawat dan fisiknya sudah sehat, akhirnya pada tanggal 6 Juli 2020 suamiku diijinkan pulang ke rumah dengan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Nah .. di rumah kami mempersiapkan kamar untuk isolasi mandiri, makananpun disiapkan terpisah, begitupula untuk pencucian piring bekas makan dan pakaian dilakukan secara terpisah. Suamiku harus menggunakan masker setiap ke luar kamar; begitupula kami yang menyiapkan segala kebutuhannya .. yang berinteraksi dengannya harus pakai masker dan menjaga jarak aman.

Alhamdulillah ... akhirnya suamiku dinyatakan bebas dari virus covid19 ini setelah hasil PCR testnya 2x negatif berturut-turut pada tanggal  13 Agustus 2018 di RSPP & 18 Agustus 2020 di RS Premier Bintaro. Kami bersyukur kepada Allah SWT karena sakit yang dialami suamiku tergolong ringan dan dia bisa bersabar selama menjalaninya.

Mas covid19 atau mbak corona ini benar-benar nyata .. sehingga protokol 3M harus terus dijalankan di mana saja kita berada yaitu Memakai Masker; Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan secara berkala .. sampai wabah virus ini menghilang dari bumi ini. Semoga tidak ada lagi anggota keluarga kami yang mengalami kunjungan virus ini. Semoga kita semua sehat dan dianugerahkan kemampuan dan kesabaran menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan akibat adanya Mas covid19 atau Mbak corona ini. Semoga Allah SWT segera melenyapkan virus ini. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Salam Ina