Tuesday, December 21, 2010

When I die (Jalaluddin Rumi)

Beberapa hari terakhir ini, berita duka tentang kematian teman, istri teman atau suami teman yang umurnya sebaya atau hampir sebaya denganku pada rentang usia 45 - 50 tahun, bahkan ada yang lebih muda ... datang silih berganti. Setiap mendengar berita kematian, membuatku merenung "apakah giliranku berikutnya ?", betapa sedikitnya bekal yang baru kusiapkan untuk kepulangan ini ... itupun belum tentu bernilai pada perhitungan-Nya.

Ya Allah, beri aku kesempatan dan kemampuan untuk menyiapkan bekal bagi kehidupan yang membahagiakan kelak di negeri akhirat ... disisi-Mu, beri aku kesempatan dan kemampuan melakukan kebajikan-kebajikan yang Engkau perintahkan, beri aku akhir hidup yang baik (husnul khatimah), ampuni aku, sayangi aku ... jauhkan aku dari api neraka-Mu dan tempatkanlah aku kelak di surga-Mu ya Rabbi.

Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un .. Sesungguhnya semuanya milik Allah SWT dan kepada-Nyalah kami akan kembali. Semoga teman2 dan saudara2 yang telah mendahuluiku mendapatkan ampunan Allah SWT atas segala kesalahannya dan mendapatkan rahmat, kasih sayang yang berlipat ganda dari Allah SWT atas kebajikan-kebajikannya dan mendapatkan sebaik-baik tempat disisi-Nya.

Ada seorang teman yang mengirimkan puisi "When I die" karya seorang penyair sufi ... Jalaluddin Rumi di mailing list ketika menyampaikan ucapan dukacita, aku tertarik untuk menuliskan di blog ini, puisi ini juga aku terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia, semoga terjemahannya tidak merusak makna dari puisi ini ... soalnya sudah searching di internet belum menemukan terjemahannya, tetapi nekad aja walau bahasa Inggrisku payah banget ... untung ada Mr Google yang very helpful ... tinggal memoles bahasanya dikit2 :)

When I die (Jalaluddin Rumi)

When I die
when my coffin
is being taken out
you must never think
i am missing this world

don’t shed any tears
don’t lament or
feel sorry
i’m not falling
into a monster’s abyss

when you see
my corpse is being carried
don’t cry for my leaving
i’m not leaving
i’m arriving at eternal love

when you leave me
in the grave
don’t say goodbye
remember a grave is
only a curtain
for the paradise behind

you’ll only see me
descending into a grave
now watch me rise
how can there be an end
when the sun sets or
the moon goes down

it looks like the end
it seems like a sunset
but in reality it is a dawn
when the grave locks you up
that is when your soul is freed

have you ever seen
a seed fallen to earth
not rise with a new life
why should you doubt the rise
of a seed named human

have you ever seen
a bucket lowered into a well
coming back empty
why lament for a soul
when it can come back
like Joseph from the well

when for the last time
you close your mouth
your words and soul
will belong to the world of
no place no time


Ketika aku mati ... (Jalaluddin Rumi)

Ketika aku mati
ketika keranda jenazahku
sedang dibawa keluar
engkau jangan pernah berpikir
aku meninggalkan dunia ini

jangan meneteskan air mata sedikitpun
jangan mengeluh atau
merasa menyesal
Aku tidak jatuh
ke dalam jurang yang mengerikan

ketika kau melihat
jenazahku sedang ditandu
jangan menangisi kepergianku
Aku tidak pergi
Aku tiba di keabadian cinta

ketika kau tinggalkan aku
di makam
jangan ucapkan selamat tinggal
ingatlah kuburan
merupakan suatu tirai
terhadap surga yang berada disebaliknya

engkau hanya akan melihatku
dimasukkan ke dalam kubur
sekarang perhatikan kemunculanku
bagaimana bisa ada akhir
saat matahari terbenam atau
bulan tenggelam

kelihatan seperti suatu akhir
tampaknya seperti matahari terbenam
namun pada kenyataannya fajar akan datang
ketika kuburan menutupimu
saat itu jiwamu terbebaskan

apakah engkau pernah melihat
benih jatuh ke bumi
tidak muncul dengan kehidupan baru
mengapa engkau sampai meragukan
tumbuhnya benih yang bernama manusia

apakah engkau pernah melihat
ember yang diturunkan ke dalam sumur
kembali ke atas dalam keadaan kosong
mengapa meratap untuk jiwa
yang ketika ia dapat kembali
seperti Yusuf muncul dari sumur

ketika untuk terakhir kalinya
engkau menutup mulutmu
kata-kata dan jiwamu
akan menjadi milik dunia
tanpa dimensi ruang dan waktu

Salam Ina

Tuesday, December 07, 2010

Selamat Tahun Baru Hijriah 1432 H .... Tersenyumlah Negeriku

Selamat Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1432 H pada penanggalan Islam yang bertepatan dengan hari Selasa, 7 Desember 2010 pada kalender Masehi. Semoga keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT semakin bertambah yang diwujudkan dengan peningkatan ibadah kepada Allah SWT. shalawat kepada Rasulullah, amal sholeh & kebaikan kepada keluarga, kaum kerabat, sanak saudara, kaum dhuafa dan seluruh makhluk Allah SWT lainnya di muka bumi ini.

Semoga musibah demi musibah yang melanda negeri Indonesia ini, baik bencana alam, bencana moral, bencana lalu lintas Jakarta dan bencana-bencana lainnya ... segera berakhir, sudah terlalu banyak air mata yang tumpah, jiwa dan harta yang hilang ... kesedihan yang mendera, mimpi dan harapan yang hilang ... semua itu hendaknya menjadikan pelajaran bagi kita .. seluruh bangsa Indonesia untuk bangkit dan menjadi lebih baik di tahun-tahun mendatang. Tersenyumlah negeriku :) ... Jangan pernah putus asa terhadap rahmat Allah SWT. Aamiin.

Harapan untuk lebih baik mulai muncul ... setidaknya kita mulai bisa tersenyum ketika menonton pertandingan sepakbola piala AFF (Asean Football Federation) Suzuki Cup 2010 yang diikuti oleh 8 negara ASEAN (Asia Tenggara) diantaranya Indonesia, Thailand, Malaysia, Laos, Vietnam, Singapura, Myanmar dan Filipina. Tim Indonesia telah memenangkan 2x pertandingan pada group A yaitu 5-1 ketika melawan Malaysia dan 6-0 ketika melawan Laos, semoga kemenangan juga dapat diperoleh nanti malam ketika melawan Thailand. Walaupun aku sendiri tidak pernah menonton pertandingan sepakbola ... paling tidak ikut bergembira ketika mendapat broadcast di BBM (Black Berry Messenger) dengan hasil score ini dan ikut berdoa dalam hati semoga hal ini menjadi cambuk bagi kebangkitan team Indonesia dalam berbagai event2 olahraga lainnya.

Harapan untuk lebih baik juga muncul ketika menyaksikan tayangan "National Geographic" tentang upaya-upaya Pemerintah DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan yang sudah menjadi momok yang menakutkan bagi warga Jakarta. Hujan yang turun pada jam-jam berangkat atau pulang kantor disambut dengan rasa cemas karena terbayang kemacetan parah yang akan dihadapi ketika berangkat atau pulang kantor, termasuk diriku ... dan sering berdoa dalam hati "Ya Allah jika Engkau akan menurunkan hujan di kota Jakarta, hamba mohon agar tidak terjadi pada jam-jam sibuk warga Jakarta .. berangkat atau pulang kantor".

Selaku pengguna taxi yang setia di setiap hari kerja, fenomena aneh sering terjadi di Jakarta setiap hari Jumat sore ketika jam pulang kantor .. taxi-taxi pada menghilang, tidak hanya di waktu hujan tapi juga ketika tidak hujan. Aku nggak tahu apa sebabnya, ketika aku bertanya pada supir taxi, mereka bilang bahwa hari Jumat banyak yang menggunakan taxi mungkin karena pengen cepat sampai di rumah .. sedangkan supir taxi malas kembali ke tengah kota ketika sudah mendapat order ke pinggiran Jakarta .. mungkin itu salah satu sebab kelangkaan taxi di setiap Jumat sore. Jum'at 26 Nov 2010 yang lalu, kelangkaan itu benar2 parah ... mana hujan lagi, sehingga aku memberanikan diri naik ojek untuk yang pertama kalinya. Alhamdulillah selamat sampai ke kantor suamiku untuk kembali bersama2 pulang ke rumah. Allah SWT benar-benar Maha Adil ... kelangkaan taxi ini menjadi berkah bagi para pengemudi ojek .. lain kali mungkin aku akan naik ojek lagi jika terjadi kelangkaan taxi .. hitung2 bagi rezeki pada sesama.

Khusus untuk keluargaku ... aku berdoa semoga keluarga kami menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, selalu taat pada Allah SWT & Rasul, selalu bersyukur atas semua karunia-Nya dan sabar atas segala ujian-Nya, bahagia dunia & akhirat ...semoga bisa khusnul khatimah ketika pulang kepangkuan-Nya. Untuk anak-anakku Afifa, Hifzhan & Fathur semoga selalu sehat, tambah taat pada Allah SWT & Rasul, patuh pada orang tua, tambah rajin ibadah dan belajar, tambah rukun, semoga semuanya berhasil menjadi anak2 yang sholeh, berakhlak mulia, bermanfaat dan bahagia di dunia & akhirat ... semoga Afifa bisa lulus UN dan berhasil masuk ke Universitas Negeri yang dicita-citakannya, Hifzhan & Fathur bisa naik kelas dengan nilai yang baik. Banyak lagi doa2 yang terucap dalam diam ... semoga Allah SWT yang Maha Mengetahui baik yang terucap maupun yang tersimpan di dalam hati ... memberikan yang terbaik dan tepat bagi kami semua. Aamiin.

Salam Ina