Sunday, June 23, 2013

City Sightseeing (Brussel dan Amsterdam)


Pada tanggal 29 Mei 2013 sampai dengan tanggal 17 Juni 2013, aku dan beberapa teman kantor ditugaskan ke Leiden, Belanda untuk mengikuti review meeting deliverable P&ID, Hazop dan SIL yang dilakukan oleh konsultan Engineeringnya Shell selaku Licensor AGRU-SRU untuk proyek gas yang sedang kami tangani. Selain bertugas dari Senin-Jumat, tentu saja ketika weekend maupun selesai jam kantor, kami menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke kota-kota di sekitar Leiden. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan karena sistem transportasi umum intercity di Belanda yang sangat baik yaitu menggunakan kereta api atau bus. 

Kebetulan juga, di sana sedang musim panas (matahari terbenam sekitar pukul 10 malam), sehingga usai jam kantor masih punya waktu yang cukup untuk jalan-jalan, menyusuri kota Leiden dan kota-kota di sekitarnya seperti Delf dan Den Haag, kadang-kadang kami jalan sampai tengah malam he..he. Kalau weekend, daerah jangkauannya lebih jauh seperti Amsterdam, Volendam, Utrecht, Rotterdam dan sempat juga ke Brussel, Belgia.  Beberapa teman yang lain malah sempat ke Paris atau Jerman, aku nggak ikutan karena lokasinya relatif jauh dan lagi pula aku sudah pernah berkunjung ke negara2 tersebut beberapa tahun yang lalu.

Sayang sekali ketika aku sampai di Belanda, masa mekarnya bunga tulip sudah berlalu, sehingga keindahan taman bunga tulip Keukenhof tidak dapat dinikmati. Untung saja masih sempat narsis.com berfoto di Madurodam yang ada sedikit tanaman tulipnya, itupun hampir layu dan juga sempat ketemu bunga tulip di sebuah rumah di Volendam, langsung saja diabadikan tanpa izin yang punya rumah ha..ha. 

Nah, yang ingin aku ceritakan di sini adalah jalan-jalan (city sightseeing) di Brussel dan Amsterdam, karena di dua kota ini, kami benar-benar menikmati kota tersebut seperti layaknya turis, mengunjungi berbagai lokasi wisata menggunakan bus hop on hop off, yaitu bus wisata bertingkat yang mengitari lokasi2 wisata yang telah ditentukan, penumpangnya boleh turun di tempat yang diinginkan, kemudian naik lagi bus berikutnya untuk ke lokasi lainnya (kita hanya cukup membayar satu kali untuk 24 jam atau 48 jam).

Brussel
Pada hari Sabtu 15 Juni 2013, kami berangkat ke Brussel, Belgia yang merupakan ibukota Uni Eropah, harga tiket kereta api Leiden-Brussel adalah sekitar 41 Euro (PP), lumayan murah, karena harga tiket untuk intercity di Belanda termasuk mahal dibandingkan jarak yang ditempuh. Kami berangkat pagi-pagi banget yaitu sekitar jam 6 dari hotel Holiday Inn Leiden,  karena weekend, bus umum baru beroperasi sekitar jam 8 pagi, sehingga kami harus berjalan kaki sekitar 30 menit ke Leiden Central untuk naik KA ke Brussel melalui Rotterdam.

Di Rotterdam kami harus berganti KA yang menuju Antwerpen Central yang sudah termasuk wilayah Belgia. Stasiun Antwerpen Central ini besar banget dengan bangunan berarsitektur masa-lalu yang cukup keren, di sini kami harus ganti KA lagi yang menuju Brussel, katanya sih kalau hari kerja, KA dari Rotterdam langsung menuju Brussel sehingga tidak perlu berganti KA. Total waktu perjalanan dari Leiden ke Brussel sekitar 3.5 jam termasuk waktu tunggu dan pindah KA.

Sesampainya di Brussel, kami naik bus hop on hop off dengan biaya sekitar 23 Euro untuk 2 line bus dengan rute yang berbeda selama 24 jam, lokasi bus ini tidak jauh dari Brussel Central Station. Kita bisa naik ke 2 line bus ini tanpa harus membayar lagi, tapi jangan lupa untuk menyimpan tiketnya karena tiket tersebut harus ditunjukkan ke supir atau petugas bus ketika kita kembali naik bus tersebut dari satu lokasi ke lokasi lainnya, frekuensi bus sekitar 15 - 30 menit sekali. Route bus dari halte awal pulang pergi untuk masing-masing line adalah 75 menit, jika tanpa naik-turun di lokasi halte tertentu.

Untuk city sightseeing dengan waktu yang terbatas, lebih baik naik bus ini karena bus akan berhenti di lokasi-lokasi wisata, sehingga lumayan menghemat waktu  daripada naik bus umum atau tram. Karena bagi yang baru pertama kali ke kota ini, mungkin akan kesulitan mencari lokasi wisata yang tepat dan sering kali pakai acara tersesat pula he...he. Di bus ini disediakan map dan headset untuk mendengarkan penjelasan lokasi-lokasi wisata dalam berbagai bahasa, kalau bahasa Indonesia sih belum ada. Oh ya tempat bus hop on hop off berhenti menaikkan dan menurunkan penumpang juga sangat jelas karena ada tandanya di setiap halte.

Pertama kali kami naik bus line 1 yang melewati tempat2 wisata terkenal di Brussel seperti Atomium, Mini Europe, Mannekin piss, Grand Place dan tempat2 shopping dll. Kami hanya turun di beberapa tempat saja, seperti Atomium, Mannekin Piss dan Grand Place. Sebenarnya banyak lokasi yang bagus2 seperti halte Royal Series, disini ada Royal Residence, Japanese Tower, Chinese Pavillion, juga halte Nasional Basilica disini ada gereja Basilica of the scared Heart yang arsitektur bangunannya sangat indah. Namun karena waktu kami terbatas, apa boleh buat, idealnya sih harus menginap di Brussel, baru semua tempat wisata yang dilewati bus tersebut dapat dikunjungi.

Oh ya kami makan siang di salah satu resto halal di sekitar lokasi Mannekin Piss, kalau tidak salah namanya Baraka, makanan yang dijual  mirip dengan menu McD, lumayan enak, restonya cukup besar dan ada toiletnya.

Urusan toilet di Belanda maupun di Brussel ini sesuatu yang penting he..he, karena jarang ditemukan toilet yang gratis di tempat-tempat umum seperti stasiun KA maupun Mal, kita harus bayar sekitar 0.5 Euro baru pintu toiletnya terbuka. Toko souvenir dan coklat juga banyak di sekitar lokasi Mannekin Piss, termasuk wafel coklatnya yang terkenal, tapi kami tidak membeli wafel tersebut karena dari info penjual souvenir yang muslim, wafel tersebut tidak halal, Wallahu a'lam.

Lokasi wisata yang juga asyik adalah Grand Place, letaknya tidak jauh dari Central Station, di sini banyak toko-toko coklat yang memang berasal Belgia seperti Godiva, Leonidas, Belgium dll., resto/cafenya juga asyik buat nongkrong. Disini juga ada penjual bunga2 yang indah dan warna-warni, juga banyak gedung-gedung dengan arsitektur kuno yang bagus banget kalau difoto.

Selanjutnya kami juga sempat naik bus line 2, yang melewati gedung-gedung Pemerintahan, kantor parlemen dll. Pada rute line 2 ini kami tidak turun sama sekali karena waktunya mepet he...he, target kami harus berangkat dari Brussel kembali ke Belanda paling telat sekitar jam 19.00, agar masih ada bus yang beroperasi dari Leiden Central ke hotel, bus dengan rute tersebut berhenti beroperasi sekitar jam 23.30. Alhamdulillah target jadwal kembali ke Belanda tercapai, kalau terlambat .... bakalan jalan kaki lagi, gempor juga nih lutut, apalagi hari juga sudah malam, brrr udara masih terasa dingin menerpa wajah, walaupun saat ini musim panas.

Amsterdam 
Kesempatan melakukan city sightseeing di Amsterdam baru tersedia ketika hari terakhir di Belanda sebelum kembali ke Jakarta yaitu Minggu tanggal 16 Juni 2013. Untuk menghemat waktu, kami juga memanfaatkan bus hop on hop off dengan harga tiket sebesar 17 Euro untuk 24 jam. Berbeda dengan di Brussel, di Amsterdam tidak tersedia halte bus ini secara khusus, sehingga kita harus menandai tempat2 bus tersebut stop untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Karena kami tiba di Amsterdam dan melakukan tour sudah siang, tidak banyak lokasi yang kami kunjungi. Kami hanya berhenti di stop ke 8 (Stadhouderskade), di sini ada Rijksmuseum, Van Gogh Museum, Diamond museum dan House of Bols yang berada di lokasi yang berdekatan. Di sini juga terdapat taman yang teduh dan kolam air dengan artwork yang bagus2, termasuk sign I amsterdam yang banyak dikerubuti wisatawan untuk berfoto. Oh ya toko souvenir juga tersedia, malah souvenirnya keren2 karena memanfaatkan lukisan Van Gogh, menyesal juga aku sudah beli souvenir di tempat2 lainnya, apalagi cadangan duit Euro juga hampir habis, hanya tersisa untuk bayar taxi ke airport saja he...he.

Selain itu, kami juga menyempatkan diri mengabadikan Maritim Museum, yang terletak dekat dengan Central Station, di sini ada kapal VOC yang mungkin saja digunakan untuk berlayar ke Batavia, negeriku tercinta ... who knows, sayangnya museum tersebut sudah tutup sehingga kami tidak masuk ke dalamnya dan nggak dapat info tentang kapal VOC tersebut.

Oh ya kami juga sempat melihat taman di belakang Bible Museum yang termasuk salah satu taman dalam acara open garden day yang biasa dilakukan pada tanggal 14, 15, 16 Juni setiap tahunnya. Sayang sekali kami datang sudah terlambat, karena acara open day sudah hampir berakhir, akhirnya kami diijinkan untuk melihat satu taman saja dengan gratis he..he. Harga tiket untuk 3 hari open garden days tersebut sebesar 15 Euro, yang dapat digunakan untuk menikmati sekitar 40-an taman di berbagai lokasi di Amsterdam.
 
Tanggal 17 Juni 2013 sore, aku kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Emirates yang transit di Dubai dan tiba di Jakarta pada tanggal 18 Juni 2013 sore hari. Ternyata di bandara Schiphol (depan Schiphol Plaza) terdapat sign I amsterdam yang agak sepi, sehingga bisa difoto dengan jelas.

Alhamdulillah, dapat kesempatan tugas ke LN plus bisa jalan2, lumayan juga pengalaman yang kuperoleh selama di Belanda ini, salah satu tempat yang bikin penasaran adalah taman tulip Keukenhof, semoga di lain waktu aku dan keluarga diberi Allah SWT kesempatan untuk dapat menikmati taman tulip yang konon sangat indah ini. 

Salam Ina

Saturday, June 01, 2013

Contohlah Bibi Titi Teliti

Masih ingat cerita keluarga Bobo yang ada di majalah anak2 "Bobo" ?  di era tahun 70 - 80 an, majalah Bobo merupakan bacaan wajib anak2 pada saat itu, sampai sekarangpun majalah Bobo masih exist, tapi kayaknya anak2 sekarang khususnya anak2ku, waktu kecil tidak begitu suka baca majalah Bobo, mereka lebih suka baca komik Doraemon, Tsubasa dll, mungkin cerita2 itu lebih dikenal anak2 karena ada film TVnya he..he. Nah salah satu bibinya Bobo bernama Bibi Titi Teliti yang sangat teliti dan selalu memperhatikan segala sesuatunya secara detail. Lho apa hubungannya dengan tulisan ini ? ceritanya begini.

Pada akhir bulan Mei 2013, aku dan teman2ku ditugaskan ke Belanda sekitar 1 bulan, pengajuan visa Schengen melalui kedubes Belanda kami lakukan sendiri tanpa bantuan travel agency, semuanya berjalan lancar. Visa selesai keesokan harinya, masa berlaku visa yang tertulis di semua passport kami adalah dari tanggal 29 Mei sampai dengan 13 Juli 2013, dibawahnya ada tulisan 30 hari, sementara itu kami dijadwalkan berangkat tanggal 29 Mei dan kembali tanggal 29 Juni 2013, sepintas tidak ada masalahkan ? Berangkatlah kami ke Belanda dengan percaya diri he..he. 
 

Sesampainya di Amsterdam (bandara Schiphol), kami dengan tertib antri di imigrasi untuk pemeriksaan passport, temanku yang duluan antri di depanku diperiksa secara seksama, malah petugasnya minta diperlihatkan tiket, sambil menghitung2 jumlah hari yang tercantum di tiket dengan tangannya, aku mulai curiga nih apa yang salah dengan visa kami ? Eh temanku itu lolos, jadwal pulangnya memang lebih awal dari aku yaitu tanggal  21 Juni 2013.

Tiba giliranku, kembali petugas tersebut meminta tiket dan kembali menghitung-hitung dengan jarinya berulang2, sambil lihat ke passport, ngitung lagi ... terus aku tanya apa yang salah ? dia jawab masa berlakunya visa tidak sesuai dengan masa tinggalku di negeri itu. Aku agak ngotot bahwa tanggal yang tertulis di visa masih ada "spare" beberapa hari dan belum "ngeh" salahnya dimana, dia tetap mengusirku untuk masuk ke ruang tunggu bagi orang2 yang punya masalah dengan passport atau visanya, begitu pula dengan temanku berikutnya  yang jadwal tiketnya sama dengan aku, kami sama2 digiring ke ruang tunggu.

Semua berkas kami di ambil oleh petugas di sana dan kami dibiarkannya menunggu selama hampir 1 jam, untung aku tidak sendirian, jadi ada teman untuk ngobrol2, sambil bertanya2 salahnya dimana ya ?? Kemudian ada petugas datang mendekati kami sambil membawa berkas2 kami, petugas itu tanya apa kami punya uang untuk merubah jadwal di tiket kami ha...ha dengan percaya diri aku bilang semua biaya perjalanan ini perusahaan yang bayar dan kami dibekali uang yang cukup, untungnya aku sudah wanti2 sebelumnya ke travel ...  aku minta tiket dengan kelas yang bisa refund, reroute dan reschedule.

Petugasnya masuk lagi ke dalam, aku pikir dia akan menghubungi airline untuk merubah jadwal pulang kami, sempat terpikir kog baik banget petugas ini, mau repot2 begitu, rupanya tidak ha...ha. Tak lama kemudian dia datang lagi dan mengembalikan semua berkas kami sambil menerangkan bahwa visa kami sudah dicap, kami harus ke airline untuk merubah tanggal kepulangan karena kami harus lebih awal meninggalkan Belanda.

Petugas itu juga menerangkan bahwa masa berlaku yang tertulis di visa kami adalah 30 hari (karena yang dilihat adalah jumlah harinya, bukan hanya rentang tanggal berlakunya), sedangkan berdasarkan jadwal di tiket kami, jika dihitung adalah 32 hari. Jika hal tersebut tidak kami lakukan,  maka saat kami keluar dari Belanda akan ditandai di imigrasi dan dianggap pernah tinggal secara ilegal dan tidak boleh masuk ke negara2 Schengen selama beberapa tahun, waduh gawat :(

Ternyata oh ternyata, akibat ketidaktelitian kami hal tersebut terjadi ... asumsi yang ada di kepala ini saat beli tiket adalah kami tinggal selama 1 bulan (29 Mei - 29 Juni), masa berlaku visa 30 hari dan rentang tanggal berlaku visa masih ada "spare", klop kan ... tapi kami lupa bahwa bulan Mei itu ada tanggal 31-nya ... jika dihitung2 secara teliti  memang jumlah hari dalam rentang 29 Mei - 29 Juni adalah 32 hari, ha...ha, kayaknya pelajaran berhitung di SD harus diulangi nih.

Beberapa hari sebelumnya ada masalah visa juga yang terjadi pada teman dari perusahaan rekanan yang juga berangkat ke Belanda untuk tugas yang sama dengan kami. Teman tersebut, harus dideportasi kembali ke Jakarta ketika transit di Dubai dan ditolak untuk melanjutkan perjalanan ke Amsterdam. Ternyata kasusnya sama yaitu "tidak teliti" melihat visanya, karena dia mengurus visa bersama2 dengan teman2nya, dia berasumsi pastilah tanggal visanya sama, namun ternyata tanggal yang tertulis di visa berbeda2 satu sama lainnya.

Temannya sukses berangkat ke Belanda, sementara dia tidak ...  karena tanggal keberangkatannya sekitar 10 hari lebih awal dari tanggal yang tertera di visanya. Yang apesnya lagi, ketika check in, bagasi teman yang sukses berangkat menjadi satu dengan teman yang dideportasi, sehingga bagasinyapun ikut kembali ke Jakarta,  terpaksa deh, sampai di Amsterdam harus beli pakaian ganti sambil menunggu kopernya dikirim kembali ke Schiphol.

Lesson learnt yang kuperoleh dari kejadian ini terutama untuk perjalanan ke LN, antara lain telitilah sebelum membeli tiket, jangan menggunakan "asumsi", lihat fakta yang tercantum di passport dan visa masing2. Satu hal lagi ... jika berangkat berombongan, sebaiknya bagasi tetap atas nama masing2 tiket, karena kita tidak tau apa yang akan terjadi pada kita atau teman2 dalam rombongan, sehingga dapat terhindar dari hal2 yang tak terduga.

Sedangkan untuk pulang kembali ke tanah air, sangat dianjurkan untuk check in bagasi secara berombongan, agar bisa menutupi kelebihan berat bagasi satu dan lainnya yang pastinya penuh dengan oleh2. Oh ya jangan lupa, membawa satu set pakaian ganti di kabin pesawat, untuk jaga2 dari kejadian yang tak terduga.

Salam Ina