Wednesday, July 20, 2016

Bali ... Kami Kembali Lagi

senja kuta beach
Kali ini mau cerita tentang libur lebaran tahun 2016 atau 1437 H, namun sebelum cerita dilanjutkan, mumpung masih bulan Syawal, kami mengucapkan Selamat Idul Fitri 1437 H, Taqabbalallahu minna wa minkum,  mohon dimaafkan segala kesalahan dan kekhilafan.

Libur lebaran kali ini sudah direncanakan sejak bulan Mei 2016 yang lalu, pilihannya di Indonesia saja, karena selain budget yang tersedia terbatas, juga paspor kami sudah hampir habis masa berlakunya dan saat itu belum memungkinkan untuk melakukan perpanjangan paspor, mengingat  anak2 masih berada di luar kota, Afifa ada  di Medan dan Hifzhan ada di Bandung. Tadinya aku pengen ke Lombok soalnya kami semua kecuali Afifa belum pernah ke Lombok, tapi karena aku juga ingin mengajak adik-adikku untuk liburan bareng, suamiku bilang ke Bali saja karena adik-adikku belum pernah ke Bali. Kali ini kami akan mencoba sampai ke Lovina beach yang terletak di Bali bagian utara untuk lihat ikan lumba-lumba, wow menarik juga, halo Bali ... kami kembali lagi.

Dua hari sebelum lebaran, adik-adikku yang dari Batam dan Medan tiba di Jakarta, untuk berlebaran bersama-sama dengan kami, karena mbak-mbak sudah pada pulang mudik ke kampung masing-masing, maka di hari lebaran tersebut kami malah membeli makanan via delivery order, tak ada lontong sayur maupun makanan khas lebaran lainnya, kasian deh ...he..he.
taman tirtagangga
Hari lebaran ke 2 tanggal 7 Juli 2016, rombongan kami sejumlah 7 orang yaitu kami berlima dan 2 orang adikku berangkat ke Bali naik pesawat Garuda. Alhamdulillah perjalanan berjalan lancar dan kami tiba di Bali sekitar pukul 11. Karena persewaan mobil selama di Bali dimulai esok hari, transportasi dari Bandara ke hotel menggunakan persewaan mobil yang ada di bandara, tarifnya disepakati Rp 150.000 per-mobil dan rombongan kami perlu dua mobil dengan biaya Rp 300.000. Ternyata oh ternyata, hotel Ramada Bintang tempat kami menginap itu sangat dekat dengan bandara, menyesal juga nih sewa mobil segala, karena jika naik taxi regular mungkin ongkosnya hanya sekitar Rp 50.000 per-taxi, memang penyesalan selalu datang terlambat ya he...he.

Kegiatan hari pertama, hanya berjalan-jalan di sekitar hotel, yang kebetulan dekat dengan Lippo Mal dan hotel ini juga dekat dengan resto "bebek tepi sawah", jadi untuk tempat makan tidak ada masalah yang berarti. Kami merencanakan nginap di Kuta selama 3 malam, lalu perjalanan dilanjutkan ke Lovina dan menginap selama 2 malam, lalu kembali lagi ke Kuta selama 2 malam, tapi menginapnya di hotel yang berbeda. Kelamaan ya 7 malam di Bali ? mau ngapain aja, aku baru menyadarinya setelah booking hotel dilakukan dan tidak dapat dibatalkan lagi, apa boleh buat suamiku yang merencanakan itenerary selama di Bali ini, kami menjadi follower yang baik dan dilarang protes, he..he.

taman tirtagangga
Kegiatan selama di Kuta juga biasa-biasa saja dan kurang menarik untuk diceritakan misalnya jalan-jalan di sekitar Kuta, ke GWK  dan tentu saja belanja2 di Krisna yang kadang2 bikin kalap ... sampai lupa waktu, apalagi adik-adikku yang baru pertama kali ke Bali. Selama di Bali kami menyewa mobil Toyota Hi Ace yang sudah dibooking dari Jakata dengan tarif  sekitar Rp 1.250.000 perhari termasuk biaya BBM dan supir, sedangkan untuk ke Lovina ada tambahan biaya penginapan dan makan supir sekitar Rp 200.000 per hari.

Kami mengunjungi sebuah taman yang indah yang terletak di Karang asem sekitar 2 jam dari Kuta namanya taman Tirtagangga, taman ini belum pernah kami datangi pada liburan ke Bali pada waktu2 sebelumnya. Taman ini indah dan terawat dengan baik dan cukup menarik untuk background berfoto ria. Luas area dari taman Tirtagangga adalah 1,2 hektar, yang memanjang dan membentang dari arah timur ke barat. Terdapat tiga tingkatan bangunan di taman Tirtagangga Bali. Di bangunan tertinggi terdapat mata air yang berada di bawah pohon beringin. Bangunan level kedua, terdapat kolam renang dan bangunan yang paling bawah terdapat kolam hias dengan air mancur.

Pada saat kita memasuki taman Tirtagangga, hal pertama yang terlihat adalah hamparan kolam air dan terdapat satu buah candi yang menjulang tinggi di bagian kanan. Di dalam kolam air tersebut, kita dapat melihat ikan hias dan dasar dari kolam. Air di taman ini sangat jernih dan sejuk, karena air kolam berasal dari mata air bukan dari air olahan. Mata air di taman Tirtagangga oleh masyarakat lokal dianggap sebagai air suci dan digunakan dalam upacara keagamaaan di daerah sekitar taman Tirtagangga.

lovina - berburu lumba-lumba
Oh ya di Bali ada tempat yang baru untuk merasakan sensasi unik, berada di ruangan terbalik, kok bisa begitu? Iya, soalnya setiap ruangan yang ada di sini perabotnya didesain terbalik, nama tempatnya Upside Down World  yang terletak di Jalan Bypass Ngurah Rai Pemogan Nomor 726, sayangnya kami nggak jadi berfoto ria di sini, karena antriannya panjang, harus nunggu sampai 5 jam. Selain itu juga ada tempat namanya DMZ (Dream Museum Zone) Bali yang terletak di Jl. Nakula No. 33X, Legian, di sini bisa foto2 dengan background lukisan 3 dimensi hasil karya dari seniman Korea yang mengandung nilai trik yang tinggi, sayangnya kami juga tidak sempat ke sini, karena baru tahu infonya setelah kembali ke Jakarta, telat deh ha...ha.

Hari minggu tgl 10 Juli 2016, kami berangkat menuju Lovina yang terletak di pesisir utara Pulau Bali tepatnya sekitar 10 km arah barat Singaraja. Pantai Lovina berada di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Dalam perjalanan ke Lovina, kami singgah di tempat kerajinan perak di daerah Celuk, kebetulan kacamata Hifzhan patah, sedangkan untuk bikin kacamata baru tidak akan selesai dalam satu hari, sehingga timbul ide untuk menyambung bagian yang patah tersebut di tempat pembuatan kerajinan perak, untunglah mereka bersedia melakukan reparasi kacamata tersebut.

Selain workshop untuk membuat kerajinan perak, di lokasi ini juga ada gedung untuk tempat menjual hasil kerajinannya, ternyata kami malah jadi lama banget di sini, memilih-milih perhiasan ha...ha belanja2 lagi deh, beli cincin, gelang dan bros. Harganya lumayan mahal dibandingkan harga yang dijual di toko yang kami datangi setelahnya, waduh apa kami tertipu ya ??

Rasa penasaran membuatku berbicara khusus dengan sales di toko tersebut untuk menanyakan secara detail tentang perhiasan perak. Setelah dibandingkan antara perhiasan yang dijual di toko tersebut dengan yang kami beli di tempat kerajinan perak di Celuk, sales tersebut mengakui bahwa yang kami beli kualitasnya lebih baik dan mungkin juga lebih tebal dan berat, sehingga harganya lebih mahal, lega juga mendengar penjelasan sales tersebut berarti kami tidak tertipu.

Perjalanan ke Lovina melewati daerah Tabanan dan Bedugul, nah suasana di Bedugul ini mirip suasana daerah Puncak-Jawa Barat karena Bedugul ini berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Pemandangan di kiri dan kanan ada gunung dan ada danau juga yaitu Danau Beratan dengan Pura Ulun Danu. Siapa sangka, ternyata masih ada dua danau lain yang tak kalah cantik dan indah, yaitu Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Dari tiga danau yang ada di Bedugul ini, Danau Beratan menjadi yang terbesar. Di daerah Bedugul ini juga banyak terdapat mesjid diantaranya mesjid Al Hidayah yang lumayan besar dan berlokasi di pinggir danau Beratan, sayangnya waktu kami disini suasana mendung sehingga pemandangan yang indah ini tertutupi kabut.
di tegal lalang

Kami tiba di Lovina setelah sekitar 4 jam berkendaraan dan sudah malam pula. Kawasan Lovina terkenal sebagai tempat untuk menyaksikan pertunjukan lumba-lumba liar. Nah kami melihat lumba-lumba tersebut pada hari ke tiga di Lovina, karena ingin santai2 dulu memulihkan tenaga. Untuk bisa melihat atraksi lumba-lumba liar, kita harus berangkat pagi sekali saat matahari akan terbit. Mengapa? Karena lumba-lumba di kawasan ini hanya muncul antara pukul 6 pagi hingga 8 pagi. Pada jam itu, puluhan lumba-lumba akan beratraksi secara alami menunjukkan kegiatan mereka. Ada yang sekadar berenang di permukaan air, ada juga yang melompat-lompat. Tentu hal ini akan membuat takjub akan keindahan binatang laut berwarna hitam tersebut.

Biasanya para wisatawan sudah berkumpul di pantai sekitar pukul 5.30 WITA untuk berangkat ke tengah laut. Kami menyewa 2 perahu nelayan yang memang disediakan untuk perjalanan tersebut. Perjalanan dimulai dengan menggunakan perahu kecil yang hanya bisa mengangkut maksimal 4 orang selain sang nelayan dengan biaya sekitar Rp 100 ribu per orang. Perahu akan menuju sekitar satu hingga dua kilometer ke arah tengah laut ke tempat biasanya lumba-lumba akan muncul.

senja di lovina beach
Nah di Lovina ini, anak-anak mengalami pengalaman yang baru lagi yaitu memancing dan snorkeling selain mengejar lumba-lumba di laut lepas yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selama di Lovina kami menginap di Lovina beach house yang menghadap ke laut, penginapan ini lebih mirip dengan rumah dan pelayanannya juga tidak seperti di hotel. Jadi harus siap-siap bawa perlengkapan kamar mandi dan sandal sendiri, juga persediaan bekal makanan seperti indomie, cereal dll. Untuk sarapan pagi, petugas hotel akan datang ke penginapan, lalu menyediakan buah-buahan, membawakan roti, selai, butter dan telor untuk diolah sendiri oleh penyewa, memang di setiap rumah ada dapur dan perlengkapannya untuk masak-memasak.

Setelah menginap 2 malam di Lovina, kami kembali lagi ke Kuta dan menginap lagi sekitar 2 malam di hotel Patra Jasa sebelum kembali ke Jakarta. Selama di Kuta ini, kami lebih banyak menikmati fasilitas pantai yang ada di belakang hotel dan juga jalan-jalan di kawasan Nusa Dua. Tanggal 14 Juli 2016, kami kembali ke Jakarta dan tanggal 15 Juli 2016, adik-adikku kembali ke Medan. Selesailah liburan kali ini. Hmm ...berlibur itu menyenangkan, jadi pengen liburan lagi.

Salam Ina

Monday, July 11, 2016

Resiko Hobi (Tulisan Fathur)

Image result for breakdance cartoonSetiap orang pasti memiliki hobi. Hobi adalah suatu hal yang disukai oleh seseorang. Setiap orang memiliki hobi yang berbeda – beda baik yang tidak membahayakan maupun yang membahayakan. Biasanya, orang yang menyukai hobi berbahaya adalah orang yang suka memacu adrenalin. Lebih baik, pikirkan terlebih dahulu apakah hobi tersebut aman atau tidak. Berhati - hatilah dalam melakukan hal yang berbahaya. Jangan sampai peristiwa yang pahit ini terjadi pada orang lain.
1 tahun yang lalu saat aku masih kelas 7, seperti biasanya sedang bermalas-malasan menonton TV pada hari Sabtu. Karena bosan, aku hendak berdiri dari sofa dan pergi ke ruang tamu. Aku ingin merekam gerakan – gerakan breakdanceku. Kebetulan, orang tuaku sedang berbelanja di Pondok Indah Mall. Hanya ada kedua kakakku yang sedang berada di kamar mereka sendiri. Minggu itu juga, kakiku yang retak baru saja sembuh. Hanya aku sendiri yang berada di ruang tamu. 

Sekitar pukul 14:00 WIB, aku sedang merekam diriku latihan breakdance di ruang tamu. Saat aku melakukan gerakan headspin, badanku tidak seimbang, sehingga aku jatuh. Aku mencoba untuk menyimbangkan badanku dengan tangan kiriku. Tetapi jari manisku yang kiri malah patah akibat tidak bisa menahan badanku. Aku hanya bisa menahan sakit. Untuk mengurangi rasa sakit, aku memakai minyak angin di seluruh telapak dan jari kiriku. Lalu pembantuku mencium bau minyak angin tersebut. Pembantuku langsung mengurut jari manisku. Tidak lama kemudian, ibuku pulang. Aku langsung memberi tahu apa yang terjadi dan bergegas ke Rumah Sakit Eka Hospital. Jariku terasa sakit jika menggenggam. Lalu dokter membawaku ke ruang rontgen. Setelah dirontgen, jariku diberi perban. Meskipun patah, jariku bisa sembuh hanya dalam waktu kurang lebih 2 – 3 minggu

Aku bersyukur hal buruk yang terjadi ini tidak berulang lagi. Kini, aku sadar bahwa aku harus berhati – hati dalam melakukan segala hal. Sebaiknya, carilah hobi yang tidak berbahaya. Dan jika tidak ada, pikirkanlah terlebih dahulu tentang keamanan hobi tersebut. Lakukanlah secara berhati – hati dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga berbagai kesalahan yang dapat terjadi seperti peristiwa yang pernah aku alami ini. 

Peristiwa tersebut memberikan pelajaran bahwa kita harus berhati – hati dalam melakukan segala hal. Dua bulan yang lalu sebelum jariku patah, suatu peristiwa seperti ini juga terjadi padaku. Kaki kananku retak pada saat kegiatan field trip. Kini aku sadar dan tidak ingin kejadian yang seperti ini menimpaku lagi. Terutama hal – hal yang berbahaya. Meskipun keren dan menyenangkan untuk dilakukan, hobi breakdance yang aku miliki ini juga cukup berbahaya. Berhati – hatilah dalam melakukan segala hal.

Salam Fathur