Wednesday, January 11, 2017

Liburan ke Surabaya dan Semarang

Mendekati akhir masa liburan sekolah semester ganjil tahun 2016/2017 ini, anakku yang bungsu mulai bertanya, “Ma .. kog kita nggak pergi liburan ?” waduh .. mama dan papa belum bisa ambil cuti kantor dan juga kakak masih ada ujian. Repotnya mencari waktu untuk bisa berlibur bersama-sama karena kegiatan anak2 dan waktu liburan sekolah sudah berbeda. Akhirnya disepakati liburannya mulai tanggal 6 Januari sampai dengan tanggal 10 Januari 2017, sehingga si bungsu harus minta izin guru sekolahnya untuk tidak masuk sekolah.

Liburan kali ini, seperti biasa, suamiku yang bertindak sebagai travel agent yang merencanakan dan membeli segala keperluan liburan baik transportasi maupun akomodasi, kami tinggal duduk manis mengikuti arahannya he…he. Rute liburan dimulai dari kota Surabaya lalu lanjut ke kota Semarang serta kota-kota kecil di sekitarnya Kudus, Demak, Ambarawa. 

Surabaya dan sekitarnya
Kami berangkat dari Jakarta tanggal 6 Januari 2017 pk 7.35  dan tiba di Surabaya sekitar pukul 9:00 an, setelah beres pengambilan bagasi, kami segera naik mobil sewaan menuju mesjid Nasional Al Akbar Surabaya untuk persiapan sholat Jum’at berjamaah. Mesjid ini lumayan besar dan bagus … di sekitar mesjid banyak penjual makanan dan minuman, kami sempat mencicipi minum es kelapa muda di sini selesai sholat Jum’at, haus soalnya karena cuaca yang panas.

Perjalanan berikutnya adalah menuju Madura melalui jembatan Suramadu yang menghubungkan kota Surabaya dan pulau Madura, anak-anakku baru pertama kali mengunjungi Madura. Tujuan utama adalah untuk untuk makan siang dengan menu nasi dan lauk bebek goreng he..he. Ada dua resto bebek yang terkenal di Bangkalan Madura yaitu bebek Sinjay dan bebek Songkem. Akhirnya kami memilih makan di resto bebek Songkem pak Salim dengan pertimbangan di resto ini juga tersedia menu ayam sehingga suamiku yang tidak suka bebek bisa memilih menu ayam. Bagaimana rasa bebeknya ? menurut aku sih biasa saja, malahan lebih enak bebek2 garing yang ada di warung/resto di Jakarta he..he.

Di sini kami juga sempat lihat-lihat batik di galery Pesona Batik Madura dan aku ketemuan dengan teman SMA-ku dulu di Lhokseumawe yang kebetulan tempat tinggalnya tidak jauh dari galery tersebut, wow senangnya bisa bersilaturrahmi plus dapat oleh-oleh kain batik pula … terima kasih ya teman.

Kami hanya menginap satu malam di Surabaya yaitu di hotel Varna, keesokan harinya kami sempatkan jalan-jalan di kota Surabaya antara lain ke monumen tugu pahlawan, monumen kapal selam dan tentu saja wisata kuliner seperti mencicipi rawon setan, soto ayam cak To dan es krim tempo dulu di resto Zangrandi. Karena kami di Surabaya hanya sebentar, tidak banyak objek wisata yang bisa dikunjungi, semoga lain kali bisa berkunjung ke kota-kota lainnya di Jawa Timur.

Semarang dan sekitarnya
Hari Sabtu tanggal 7 Januari 2016 sore hari kami terbang ke Semarang dan tiba di Semarang sudah mendekati waktu sholat maghrib, kami dijemput oleh mobil yang disediakan oleh hotel Gumaya, tempat kami menginap selama di Semarang. Malamnya kami mencari makan di sekitar hotel … ternyata banyak resto dan warung yang menjual menu makanan yang mengandung babi, waduh kami harus hati-hati memilih resto/warung dan bertanya detail sebelum memutuskan masuk ke resto/warung untuk makan.

Esok harinya, hari Minggu tanggal 8 Januari 2017, dengan mobil sewaan kami menuju kota Demak sekitar 1.5 jam dari kota Semarang, di sini kami berkunjung ke masjid Agung Demak dan foto-foto di alun-alun yang ada tulisan Demaknya. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Kudus, di sini kami berkunjung ke mesjid Menara Kudus, banyak peziarah yang berkunjung ke sini karena di area yang sama terdapat makam salah satu wali songo yaitu Sunan Kudus atau Raden Jafar Sadiq. Karena di tempat ini terlalu rame, kami memutuskan sholat dzuhur di mesjid Agung Kudus yang terletak di sekitar alun-alun.

Kami singgah makan siang di resto Sari Rasa yang menjual menu garang asem, makanan khas Kudus yang konon katanya resto ini favoritnya pak SBY presiden ke 6 RI. Garang asem dapat digolongkan sebagai sop ayam yang dibungkus daun pisang. Satu porsinya disajikan bersama sepiring nasi putih panas. Sensasi pertama ketika mencicipi garang asem Sari Rasa adalah pedasnya yang menggigit, bagi yang tidak tahan pedas bisa memilih menu lainnya, misalnya nasi dengan ayam goreng, menu ini enak banget.


Oh ya di Kudus ini juga terkenal dengan dodolnya yang sering disebut jenang Kudus, salah satunya yang terkenal adalah merk Mubarok, kami membeli oleh-oleh jenang Kudus di gerai Mubarok karena aku penggemar dodol. Di Kudus juga kami sempatkan foto2 narsis di alun-alun yang ada tulisan Kudusnya he..he. Ternyata di tiga kota yang kami datangi, landmark kota tertulis di persimpangan sekitar alun-alun, mulai dari Semarang yang terkenal dengan “Simpang Lima Semarang”, lalu Demak  dengan landmark “Simpang Enam Demak”, berikutnya Kudus dengan “Simpang 7 Kudus”, unik juga bisa berurutan begitu jumlah persimpangannya, apakah kota2 berikutnya ada “Simpang 8, 9 atau bahkan 10” ? entahlah, ntar coba digoogling.

Berikutnya, acara jalan-jalan di sekitar objek wisata yang ada di kota Semarang yaitu gedung Lawang Sewu yang artinya seribu pintu karena gedung ini memiliki pintu yang sangat banyak walaupun tidak mencapai seribu buah. Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV Dipenegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Perhubungan Jawa Tengah.
Pada masa perjuangan, gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Sejak tahun 1992, Pemerintah Kota Semarang  telah memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi. Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero.

Tempat lainnya yang kami datangi di kota Semarang adalah Mesjid Agung Jawa Tengah, mesjid ini sangat besar ,,, berdiri di atas lahan sekitar 10 hektar dengan luas bangunan induk sekitar 7700 m2. Mesjid ini berarsitektur perpaduan Jawa dan Yunani dan dilengkapi dengan 6 buah payung besar elektrik seperti yang terdapat di Mesjid Nabawi Madinah, yang dibuka jika jamaah sholat cukup banyak seperti pada hari Jumat atau hari raya. Sayangnya saat ini bagian luar mesjid tampak kusam dan juga kondisi taman/halaman kurang terawat mungkin karena lahannya sangat luas.

Selanjutnya kami menuju kota Ambarawa untuk melihat museum kereta api. Pada masa kolonial Belanda, Ambarawa merupakan sebuah kota militer. Melalui komando dari  Raja Willem I, dibuatlah sebuah stasiun di Ambarawa yang digunakan untuk mengangkut tentara Belanda ke Semarang. Setelah Belanda tidak lagi berkuasa, stasiun ini tidak lagi difungsikan sebagai stasiun militer.


Pada tahun 1976 gubernur Jawa Tengah waktu itu, Soepardjo Roestam mengalih fungsikan stasiun ini menjadi museum kereta api. Di Museum Kereta Api Ambarawa kita dapat melihat koleksi-koleksi lokomotif kereta api beserta peralatan komunikasi kuno sebagai pendukungnya. Di museum ini kita juga bisa naik kereta wisata yang melayani rute Ambarawa-Bedono pp serta Ambarawa-Tuntang pp. Namun sayangnya karena kami datang pada hari kerja, kereta wisata tersebut tidak beroperasi. Akhirnya kami hanya foto-foto saja di sini mumpung pengunjungnya tidak banyak.

Ketika kembali ke kota Semarang, kami sempat melihat Sam Koo Pong, yang merupakan tempat persinggahan dan pendaratan Laksamana Tiongkok yang bernama Zheng He/Cheng Ho. Tempat ini biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya merupakan sebuah gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Hampir di keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan China, sekarang tempat ini dijadikan kelenteng.


Di kota Semarang juga banyak terdapat bangunan-bangunan tua yang terletak di kawasan kota lama yang dulu pernah ramai dan menjadi pusat ekonomi di Semarang. Bangunan-bangunan vintage tersebut kini menjadi objek wisata yang cukup digemari oleh masyarakat Semarang dan sekitarnya. Beberapa tempat di Kota Lama juga menjadi spot kesukaan para penggemar fotografi di Semarang karena lokasinya memang sangat fotogenik.

Oh ya cerita kuliner di Semarang ,, kami sempat mencicipi Bakmie Jowo Pak Gareng yang cukup dikenal di Semarang, Warungnya memang sederhana, namun rasa bakmienya maknyus terutama kuah kaldunya … asli dari kaldu ayam kampung yang diolah dari resep turun temurun. Cara memasaknya yang khas, menggunakan tungku tanah liat dan bara arang, membuat bakmi ini lebih istimewa baik dari segi aroma maupun rasanya.

Hari Selasa tanggal 10 Januari 2017 kami kembali ke Jakarta. Ada kejadian yg tidak menyenangkan ketika check in di counter Garuda bandara Ahmad Yani Semarang, untuk anakku yang bungsu yang belum punya KTP, dimintakan KK, mana pernah liburan kita bawa KK ? Terus ortu diminta membuat surat pernyataan dan harus bayar materai Rp 6000, eh biaya materai dinaikkan jadi Rp 10000, jengkel banget rasanya karena kami sudah sering terbang dengan anak2 ke beberapa kota di Indonesia, baru kali ini mengalami hal ini, apakah ini aturan baru atau spesifik untuk Semarang saja ?  ada yg punya pengalaman yg sama ?

Demikianlah sekilas cerita liburan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Rasanya sudah pengen liburan lagi dan ingin mengunjungi provinsi2 lainnya di negeri tercinta ini yang pemandangannya indah2 dan juga ingin mencicipi kuliner khas daerah masing-masing.

Salam Ina