Monday, July 27, 2015

Trip to Penang

Sebelum mulai menuliskan cerita ini, mumpung masih bulan Syawal, izinkan kami mengucapkan Selamat Idul Fitri 1436 H, Taqabbalallahu Minna Waminkum. Mohon maaf lahir & bathin.

Cerita kali ini adalah tentang libur Lebaran yang cuti bersamanya lumayan lama karena diselingi hari Sabtu dan Minggu plus cuti tahunan yang kami ambil untuk memperpanjang masa liburan. Seperti biasa, liburan kali ini juga tanpa persiapan jauh-jauh hari, jadi biayanya termasuk mahal, karena kami bingung ketika menentukan kota untuk berlibur, mengingat kondisi kesehatanku yang tidak memungkinkan untuk banyak berjalan kaki dalam jarak yang relatif jauh. Awalnya, pengen ke Jepang, tapi nggak jadi karena pasti banyak jalan kakinya, baik dari tempat tinggal ke stasiun maupun di dalam stasiun itu sendiri, mengingat transportasi di sana bakalan menggunakan kereta api.

Akhirnya kami memutuskan ke Medan dulu setelah sholat Ied di Jakarta biar ketemu dengan adik-adikku, kebetulan adik bungsuku yang tinggal di Batam akan berhari raya bersama adikku yang tinggal di Medan. Perjalanan selanjutnya dari Medan menuju ke Penang untuk liburan sekalian konsul ke dokter yang ada di sana untuk second opinion tentang kista di tulang pinggulku. Begitu kami menceritakan itenerary kami ke adik-adikku, merekapun ingin ikut ke Penang karena adikku yang bungsu punya banyak keluhan untuk kesehatannya. Wah seru juga liburan rame-rame bersama-sama keluarga. Singkat cerita, suamikupun bertindak sebagai petugas travel agency mencarikan tiket pesawat dan booking hotel untuk kami bertujuh (kami sekeluarga 5 orang dan adikku 2 orang).

Di Medan, kami menginap di hotel Santika, karena masih libur lebaran, kami nggak sempat menikmati kuliner Medan yang rasanya sedap-sedap itu, karena sebagian besar pedagang kuliner masih libur/tutup warungnya ... untungnya makanan di hotel Santika lumayan enak, jadi sempat jugalah makan lontong medan. Kami juga bersilaturrahim ke rumah tante di komplek kampus USU, di sana sepupu kami menyempatkan beli sate Padang dan martabak telur, hm lezat kali lah ... Medan memang top kulinernya.

Hari Minggu 19 Juli 2015, sekitar jam 11 kami terbang ke Penang naik pesawat Air Asia, rasanya baru duduk sebentar ..  sudah sampai ke Penang he..he (penerbangannya kurang dari 1 jam). Di Penang kami menginap di hotel Jen di area Georgetown dekat dengan Komtar (stasiun bus) dan Perangin Mall serta Penang 1-st avenue Mall, nah di 1-st avenue Mall ini ada food court tempat kami makan siang dan malam selama di Penang.

Hari Senin 20 Juli 2015, kami berempat (aku dan suami serta 2 adikku) berangkat ke RS Loh Guan Lye yang terletak di Macalister road dengan taxi, ongkosnya sekitar 15 RM, sedangkan anak-anak berenang di hotel. Kami sudah mendaftarkan diri ke RS ini dari Jakarta, tapi kelihatannya tidak ada pengaruhnya, sama saja dengan  mendaftar sendiri langsung ke RS ini. Sampai di RS, kami mengambil nomor antrian untuk dipanggil ke bagian pendaftaran.

Dibandingkan dengan RS di Jakarta seperti RSPP, RS Premium Bintaro maupun RS Eka Hospital, prosedur pendaftaran RS di Jakarta yang aku sebutkan tadi lebih canggih, panggilan antrian maupun counter pendaftaran sudah pakai komputer, sedangkan di RS Loh Guan Lye ini, nomor antrian dipanggil oleh petugas di counternya sambil berteriak pula he...he. Selesai pendaftaran, kami berpencar menuju dokter tujuan masing-masing (suamiku ke THT, aku ke ortopedi dan adikku ke bagian syaraf dan internist).

Hasil analisa dokter ortopedi tentang kista di tulang pinggulku sama dengan dokter di Jakarta, bahwa kistanya diobservasi saja dulu, malah dokter bilang 2 tahun lagi dilihat kembali. Operasi tidak disarankan untuk saat ini karena pasca operasi malah bisa mengganggu gerakan kakiku. Berdoa sajalah agar kistanya tidak membesar karena mekanisme pembentukan kista itu sendiri tidak diketahui pasti sehingga tidak ada obat untuk pencegahannya. Dokter menyarankan agar aku bisa menilai sendiri kemampuan tubuhku, tidak boleh berlari, mendaki, melompat dan jalan kaki terlalu jauh, jika terasa sakit segera istirahat. Apaboleh buat ... aku harus sabar menikmati rasa nyeri yang sering timbul di tulang pinggulku ini, mudah-mudahan rasa sakit dan kesabaranku ini menjadi penggugur dosa-dosaku di hadapan Allah SWT  kelak. Aamiin Ya Rabb.

Oh ya biaya konsultasi dokter lebih kurang hampir sama dengan di Jakarta sekitar 250 - 400 ribu tergantung dokternya, begitu pula biaya pemeriksaan menggunakan peralatan, pengalaman adikku yang diperiksa syaraf, EEG, USG perut dan payudara plus konsultasi dokter kena biaya sekitar Rp 7.5 juta.

Untuk dokter yang pasiennya banyak seperti pengalaman adikku yang konsul ke dokter yang top di RS Loh Guan Lye ini seperti dokter internist & syaraf (Dr Sathindren Santhirathelagan), tetap harus sabar antri karena urutan panggilan masuk ke dokter kayaknya nggak jelas, tergantung tingkat parah atau tidaknya penyakit pasien. Lagi-lagi aku menilai RS di Jakarta yang aku sebutkan di atas lebih baik, karena first come first serve.

Kelebihan di RS Loh Guan Lye ini adalah dokternya lebih fokus dan teliti menangani pasien, selesai pemeriksaan dengan peralatan, kita masih bisa konsul ke dokternya karena dokternya tetap berada di RS tersebut sampai sore, jadi nggak perlu kembali di hari berikutnya untuk pembacaan hasil pemeriksaan peralatan.

Untuk fasilitas RSnya sendiri seperti toilet, kantin, RS di Jakarta yang aku sebutkan tadi lagi-lagi lebih baik, kebetulan ketika kami ke RS Loh Guan Lye toiletnya pada rusak dan juga makanan yang dijual di kantinnya lumayan mahal 30 RM untuk nasi dan lauk capcay doang. So sudah saatnya RS di Jakarta meningkatkan pelayanan dokter ke pasiennya, hal ini dimungkinkan jika dokter tidak praktek di banyak tempat / RS sehingga menjadi kurang fokus dan terburu-buru memeriksa pasien dan juga kerja sama dokter dengan keahlian yang berbeda tentu diperlukan sebagai suatu team yang solid sehingga pasien bisa tertangani dengan baik, cepat dan tepat diagnosanya serta biaya yang terjangkau.

Aku yakin kemampuan dokter di Jakarta tidak kalah dengan RS di Penang ini. Ayo Indonesia bisa, jika mau berubah ke arah yang lebih baik. Jika pasien-pasien yang dari Aceh dan Medan yang merupakan pelanggan tetap RS-RS di Penang ini,  mendapat pelayanan yang baik dan murah di negeri sendiri tentunya mereka lebih memilih berobat di negeri sendiri dibandingkan ke LN, lumayankan bisa menghemat devisa dan perekonomian di Indonesia juga dapat tumbuh melalui industri kesehatan ini.

Hari ke dua, kami sewa mobil van untuk jalan-jalan keliling kota Penang, mulai dari foto-foto di bangunan tua sekitar Padang kota lama, terus ke pantai Batu Ferringhi, Penang Hill dan juga melintasi jembatan penghubung aantara pulau Pinang dengan daratan Malaysia. Kami tidak sempat masuk ke museum2 yang ada, bayarannya mahal kali he...he, cukup foto-foto narsis saja di lokasi wisata tersebut.

Hari ke tiga, adik-adikku kembali ke RS Loh Guan Lye untuk konsultasi lanjutan, setelah minum obat yang diberikan pada pemeriksaan pertama, sedangkan kami jalan-jalan ke area Gurney. Sempat foto-foto di G Gurney hotel, makan es krim sambil menikmati wifi gratis dan juga makan siang di Gurney Plaza dan belanja pakaian untuk Afifa di Uniqlo dan toko2 di sini. Oh ya jika malam hari ada tempat kuliner di dekat pantai yaitu Gurney drive yang katanya rame dan merupakan lokasi top untuk wisata kuliner Penang, tapi kami tidak sempat menikmati kuliner malam di sini.

Setelah dari Gurney, aku dan anak-anak jalan-jalan ke Georgetown World Unesco Heritage yang banyak bangunan lama serta ada street art yaitu lukisan yang dibuat pada dinding-dinding bangunan tua di area tersebut. Karena cuaca siang sangat panas, kami hanya sebentar foto-foto narsis di sini dan sempat juga makan es krim kelapa muda di warung yang dekorasinya cukup unik. Sorenya kami menikmati durian yang merupakan paket dari hotel ... boleh makan durian sepuasnya di tempat penjualan durian tersebut tapi tidak boleh dibawa pulang. Aku nggak berani makan durian terlalu banyak cukup 1 - 3 butir saja, oh ya rasa duriannya mirip dengan durian Medan (tempatnya si Ucok itu).

Hari Kamis, tanggal 23 Juli 2015 pagi, kami sekeluarga berangkat pulang ke Jakarta, sedangkan adik-adikku berangkat ke Medan sore harinya. Selesailah acara wisata dan konsul ke RS di Penang ini.

Salam Ina