Sunday, April 16, 2017

Pilihlah Allah

Dapat copy paste tulisan ini dari salah satu Whatsapp Group, ditayangkan ulang di sini.

Pilihlah Allah

Beberapa hari ini kita belajar banyak dari dr. Zakeer Naik (seorang mubaligh Internasional yang baru2 ini berkunjung ke Indonesia)
.
Kalau ada orang yang tidak shalat tapi jujur, dan ada yang shalat tapi tidak jujur, yang mana yang lebih baik? Yang shalat yang lebih baik.

Tidak jujur di dunia kepada manusia memang tidak baik, tapi tidak shalat berarti ia tidak jujur pada Sang Maha Pencipta di akhirat, yang menciptakannya dan yang memberinya rizki yang membuat bisa lahir di dunia dan hidup. Dan ini adalah keburukan yang lebih besar.

Orang yang shalat masih mau belajar ilmu agama, sehingga tahu bahwa shalat adalah amalan utama yang akan menentukan surganya. Shalat menunjukkan ia menghargai aturan ini. 

Tidak shalat berarti tidak menghargai perintahNya yang utama, yang paling penting menurutNya. Tidak shalat berarti tidak mau tahu apa dampak akibatnya, tidak peduli kemarahanNya. Sombong melebihi dunia dan akhirat. 

Kesombongan dan sikap tidak menghargai ini yang membuatnya lebih buruk di mata Allah daripada tidak jujur di dunia. Ketaatan kepadaNya menunjukkan sikap dan kualitas keteladanan yang perlu kita pilih, menurut Allah. 

Sekarang mana yang lebih baik, pemimpin yang berhasil mengentaskan kemiskinan tapi tidak beriman, atau pemimpin yang belum terlihat mampu mengentaskan kemiskinan tapi beriman ?

Seseorang yang mengentaskan kemiskinan di dunia tapi tidak beriman belum tentu mampu membawa siapapun yang dipimpinnya menuju surga. Dan inilah kemiskinan abadi yang sesungguhnya. Kemiskinan di dunia tidak ada apa-apanya dibanding kemiskinan dan kemelaratan di akhirat. Bahkan bisa jadi orang miskin di dunia lebih cepat masuk surga daripada orang kaya. 

Firaun membawa kekayaan dan kedigjayaan bagi Mesir, tapi kehancuran pada umatnya saat Allah menghukumnya atas kezhalimannya. 

Pemimpin Pompei pun sukses membawa Pompei kepada peradaban berteknologi tinggi untuk masanya, dengan seni dan gaya hidup luar biasa. Namun akhirnya semua hancur saat Allah murka. 

Pada saat kita memilih pemimpin adalah yang terbaik iman dan taqwanya kepada Allah SWT, sesungguhnya kita bukan hanya memilihnya sebagai pemimpin tapi memilih Allah sebagai pelindung kita di bumi dan langit, dunia dan akhirat. 

Stephen Covey bilang, begin with the end in mind. Rasulullah bersabda "manusia yang paling cerdas adalah manusia yang selalu ingat akan akhirat dan mempersiapkan diri untuk akhiratnya". 

Dalam berbagai hal, fokuslah untuk mencari bekal akhirat, untuk mencari pertolongan dan petunjuk-Nya, untuk bisa selamat dunia akhirat. 

Kalau bingung antara kepentingan negara dan kepentingan agama, tidak perlu banyak bertanya, pilihlah Allah, karena hanya Allah yang menjamin rizki kita dan keselamatan kita didunia dan akhirat. Tiada pertolongan selain pertolongan-Nya. 

Semoga dalam setiap langkah, Allah memberikan ridho-Nya kepada kita semua. Aamiin... 

Prihatin rasanya dengan kondisi persatuan rakyat Indonesia saat ini ... terutama di Jakarta yang antara lain terimbas oleh hiruk pikuk pilkada DKI dan kuatnya persaingan antara kandidat gubernur yang muslim dan non muslim, ditambah lagi kandidat gubernur non muslim tersebut beretnis non pribumi yang sering melakukan hal-hal yang kontradiktif dan bahkan telah melakukan penistaan terhadap agama Islam yaitu QS Al-Maidah ayat 51. 

Dan yang anehnya lagi .. sang penista agama tersebut mendapat perlakuan yang berbeda dari penguasa negeri ini yang terkesan membela si penista antara lain tidak ditahan dan masih menjabat sebagai gubernur walaupun sudah menyandang predikat terdakwa dan kasusnya sedang berlangsung di pengadilan. Fatwa MUI dan aksi protes umat Islam melalui demontrasi / aksi 411 dan 212 serta protes2 lainnya agar si penista agama ditahan sesuai aturan yang berlaku, malah dianggap "angin lalu" oleh penguasa negeri ini. 

Sebagai seorang muslim yang selalu berusaha menjalankan ajaran agama Islam dengan benar, walaupun aku bukan warga DKI, aku merasa harus menunjukkan keberpihakan pada kandidat gubernur muslim tersebut melalui simpati-simpati di media sosial. Yach "perang" kata-kata/tulisan-tulisan di media sosial melebihi "perang" di dunia nyata dan tentu saja simpati tersebut juga ditindaklanjuti melalui doa2.

Pada suatu hari, salah seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Rasulullah menjawab, "Perbanyaklah berdoa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR Ath-Thabrani).

"Doa itu adalah otaknya ibadah." (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Doa juga merupakan sesuatu yang paling utama di sisi Allah. Rasulullah bersabda, "Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada doa." (HR Ahmad). 

Seorang Mukmin sejati tidak boleh lelah dan bosan untuk berdoa setiap saat. Jika apa yang diharapkan dalam doanya belum terwujud, itu bukan berarti tidak terkabul. Allah sesungguhnya akan memberinya dengan sesuatu yang lebih baik daripada yang dimintanya. Rasulullah bersabda, "Tiada seorang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali dikabulkan-Nya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana)." (HR Ath-Thabrani).

Ya Allah, perbaikilah (akhlaq) para pemimpin kami, bimbinglah mereka dalam menegakkan keadilan, menyayangi, dan memperhatikan kepentingan rakyat. Tumbuhkan kecintaan rakyat kepada mereka dan kecintaan mereka kepada rakyat. 

Ya Allah, Ya Hayyu Ya Qayyuum, Ya Dzal Jalaali wal Ikraam, kami memohon kepada-Mu agar Engkau menolong saudara-saudara kami kaum muslimin di Jakarta. Ya Allah, jagalah mereka dengan mata-Mu yang tak pernah tertidur, lindungilah mereka dengan perlindungan-Mu yang tak kan bisa ditembus. 

Ya Allah bukakanlah hati seluruh warga Jakarta untuk memilih paslon gubernur yang muslim (Anies-Sandi). Jadikanlah mereka menjadi pemimpin/gubernur DKI ya ‘Aziiz.

Ya Allah persatukan kembali kami rakyat Indonesia agar tetap dapat hidup rukun dan damai dalam perbedaan tanpa adanya penistaan agama, hinaan dan caci maki terhadap ulama dan sesama .. yang belakangan ini telah menguras energi bangsa ini. 

Aamiin Ya Rabbal'alamin. 

Salam Ina 
 #doadaritetangga_DKIcoret