Alhamdulillah pada akhir tahun 2017 yaitu tanggal 23 Desember sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 kami melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci Mekkah dan Madinah. Umrah kali ini hanya kami berdua saja yang pergi .. anak-anak tidak ada yang bisa ikut karena kesibukan masing-masing. Putriku Afifa tentu saja tidak bisa ikut karena baru punya bayi Alka, sedangkan Hifzhan saat itu belum selesai ujian akhir semester, hanya Fathur yang libur sekolah. Sebelumnya Fathur sudah ditawarkan untuk ikut umrah, tapi dia tidak mau ikut dengan alasan dia malas sendirian di sana karena kakak dan abangnya tidak ada yang ikut. Menjelang kami akan berangkat eh dia bilang ingin ikut .. ya nggak bisa lagilah karena sudah terlambat untuk pengurusan segala sesuatunya, apa boleh buat ya nak.
Umrah kali ini kami bergabung dengan travel biro Patuna, dimana pada periode tersebut, rombongan dari Patuna terdiri dari beberapa grup yang berangkat pada waktu yang bersamaan mulai dari grup coklat, biru, hijau dan ungu, kalau tidak salah jumlah totalnya 300-an jama'ah. Pembagian grup ini didasarkan pada paket biaya yang dikeluarkan oleh jama'ah sehingga setiap grup mendapat tempat penginapan yang berbeda-beda baik di Mekkah maupun di Madinah. Kami termasuk dalam grup hijau, tempat penginapan kami selama di Madinah adalah hotel Mercure, sedangkan di Mekkah adalah hotel Hyatt Regency, ke dua hotel tersebut sangat dekat dengan mesjid, jaraknya sekitar 50 - 100 meter.
Jama'ah dari seluruh dunia yang melaksanakan umrah pada periode akhir Desember 2017 tersebut sangat ramai, mungkin karena sedang libur akhir tahun, sekolah juga libur sehingga banyak orang yang mengisi waktu tersebut untuk melakukan umrah. Selama berada di tanah suci ini, kami sempat bertemu dengan beberapa saudara dan teman kuliah, ada yang kita janjian untuk bisa ketemu atau malah ada yang ketemunya tidak disengaja ketika sa'i maupun ketika keluar dari mesjid he..he.
Kondisi mesjid Nabawi di Madinah sama seperti ketika kami umrah tahun 2012, tidak ada pekerjaan renovasi/konstruksi di area mesjid. Berbeda dengan kondisi di Masjidil Haram, saat ini di area dalam mesjid sedang dilakukan renovasi besar-besaran termasuk area sumur zam-zam, sehingga jama'ah yang boleh berada di sekitar ka'bah sangat dibatasi.
Hanya jama'ah yang akan melaksanakan tawaf dalam rangkaian ibadah umrah saja yang diijinkan mendekati area ka'bah. Dari sejak awal, jama'ah yang akan melaksanakan umrah diarahkan melalui pintu masuk mesjid tersendiri yang aksesnya langsung menuju area ka'bah. Untuk jama'ah laki-laki hanya yang berpakaian ihram saja yang boleh memasuki mesjid lewat pintu ini, yang berpakaian biasa tidak boleh. Sedangkan untuk perempuan kapan saja boleh masuk mesjid melalui pintu ini, baik untuk umrah maupun untuk sholat karena pakaian ihram perempuan tidak berbeda dengan pakaian biasa.
bertemu teman-teman kuliah |
Untuk jama'ah yang ingin tawaf tapi tidak berpakaian ihram disarankan tawaf di lantai 2 atau 3. Namun kami tidak melakukan tawaf sunat di lantai 2 dan 3 tersebut karena dengan kondisi lutut yang sudah osteoathritis, rasanya sangat berat untuk melakukan tawaf tersebut dimana satu putaran tawaf berkisar sekitar 1 km, jadi untuk tujuh putaran, kita harus berjalan sekitar 7 kilometer. Tawaf sunat ini adalah tawaf yang bisa dilakukan kapan saja. Kalau dilakukan saat baru memasuki Masjidil Haram, tawaf sunat ini berfungsi sebagai pengganti shalat Tahiyatul Masjid.
Ketika pelaksanaan ibadah umrah sunat yaitu umrah yang ke dua kalinya setelah umrah wajib, kami mencoba untuk melakukan tawaf di lantai 2, hanya saja dengan menggunakan fasilitas kursi roda. Biaya untuk sewa kursi roda dan pendorongnya sekitar 350 riyal Saudi per orang, sewa kursi roda ini satu paket untuk tawaf dan sa'i.
Karena posisi kita duduk di kursi roda lebih rendah dari tembok pembatas .. kita tidak dapat melihat sudut-sudut ka'bah dengan jelas sehingga pelaksanaan tawaf ini harus dipandu oleh pendorong kursi roda tersebut. Dia akan menginformasikan kepada kita untuk mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar sebagai doa memulai putaran tawaf dan juga menginformasikan ketika tiba di rukun Yamani untuk membaca doa khusus "Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina 'adzabannar". Karena pelaksanaan tawaf kami saat itu sudah mendekati waktu sholat wajib, kursi roda kami didorong dengan sangat cepat, agar 7 putaran tawaf dapat diselesaikan dalam waktu 1 jam sebelum waktu sholat tiba. Akibatnya konsentrasi pembacaan zikir dan doa tawaf menjadi agak terganggu, semoga pelaksanaan tawaf dan seluruh rangkaian ibadah umrah kami ini diterima Allah SWT.
Untukku pribadi, pelaksanaan umrah tahun 2012 rasanya lebih berkesan di hati dibandingkan umrah tahun 2017, mungkin karena pada tahun 2012 itu kami umrah bersama anak-anak, padahal saat itu kami umrah dengan biaya paket biasa he..he jarak hotelnya juga lebih jauh dari mesjid dan makanan yang disediakan hanya makanan rumahan yang sederhana, yang tentu saja berbeda dengan fasilitas yang kami terima saat umrah tahun 2017 dengan fasilitas hotel dan makanan bintang lima.
Kesimpulanku ... kesederhanaan yang dinikmati bersama-sama dengan keluarga yang lengkap lebih berharga dari kemewahan2 yang dinikmati tanpa keluarga ... semoga kami sekeluarga bisa mendapatkan kesempatan untuk umrah/haji bersama-sama lagi dan tentu saja doa yang selalu aku panjatkan agar kami sekeluarga dan seluruh keluarga besar dapat bersama-sama masuk dan tinggal di surga firdaus-Nya Allah SWT kelak di alam akhirat.
Aamiin Ya Rabbal'alamin.
Terima kasih & Salam Ina