Libur lebaran Idul Fitri tahun 2018 ini lumayan panjang ,, sehingga kamipun berencana untuk pergi berlibur, ada beberapa destinasi yang menjadi pilihan yaitu Eropah, Turki dan Jepang, Setelah membandingkan biaya yang diperlukan versus budget yang dimiliki serta mempertimbangkan keikutsertaan Alka yang masih berusia 10 bulan, akhirnya Jepang yang terpilih sebagai lokasi liburan. Persiapan liburan dimulai sejak bulan Mei 2018 dengan mengurus visa dan membeli tiket pesawat, untuk pesawat kami memilih naik Garuda karena harga tiketnya relatif murah per-orang sekitar Rp. 9 jutaan dan juga semangat nasionalisme agar Garuda tetap berjaya.
Kami berangkat pada hari raya ke dua hari Sabtu tanggal 16 Juni 2018 pk. 23.45 dan tiba di Haneda Tokyo hari Minggu tanggal 17 Juni 2018 sekitar pk. 9 pagi waktu Tokyo yang 2 jam lebih cepat dari Jakarta atau sama dengan WIT (Waktu Indonesia Timur). Sesuai itenerary yang telah dibuat kami langsung ke Osaka naik KA Shinkansen.
Untuk memudahkan transportasi selama di Jepang, kami sudah membeli JR pass yang berlaku selama 7 hari di Jakarta. Untuk perjalanan dari Tokyo (Haneda) ke Osaka kami naik KA Shinkansen. Stasiun KA Shinkansen ini baru dapat dicapai setelah berganti beberapa mode transportasi menggunakan satu karcis JR pass ... pertama naik monorel dulu dari bandara Haneda ke stasiun Hamamatsucho, lalu ambil jalur Yamanote line untuk naik KA menuju stasiun Shinagawa. Sampai di stasiun Shinagawa, ikuti petunjuk arah ke platform Shinkansen lalu naik KA Shinkansen sesuai nama KA yang berlaku untuk JR pass.
Bayangkan betapa repotnya kami harus naik turun KA sambil mengangkat dan menyeret koper masing-masing, namun semuanya senang karena mendapat pengalaman baru he..he. siang itu kami tidak mendapatkan makanan halal di bandara dan juga sudah terlalu lelah untuk menelusurinya ketika di stasiun KA, akhirnya kami makan cereal, biskuit dan kurma yang memang sudah disiapkan dari Jakarta.
Sampai di Osaka sudah sore, kembali kami mempelajari rute KA menuju hotel yang sudah dipesan di area Kyobashi. Ternyata kamar hotelnya mungil bingit, sehingga kami terpaksa sholat di atas tempat tidur ... resiko jadi turis dengan kantong pas-pasan, apapun itu kami tetap bersyukur bisa berlibur bersama keluarga. Pengalaman selama liburan di Jepang ini akan dibahas yang penting2 dan berkesan seperti di bawah ini (kebetulan sudah diposting di FB) jadi tinggal copy paste saja.
18 Juni 2018 Ketika kami sekeluarga sedang sarapan di hotel di area
Kyobashi Osaka .. terjadi gempa yg goncangannya lumayan keras, semua tamu hotel
dievakuasi keluar gedung melalui tangga .. setelah menunggu beberapa waktu
dibolehkan naik kembali melalui tangga, lanjut sarapan. Ternyata gempa ini
mengakibatkan seluruh train stop beroperasi bahkan lift hotel juga tidak
beroperasi sampai sore, terpaksalah kami naik turun tangga dari dan ke kamar di lantai 14.
Semoga tidak terjadi lagi gempa susulan. Berita di TV NHK lumayan panjang
membahas gempa ini, sayangnya kami tidak mengerti apa yg diberitakan karena
berbahasa Jepang.
Kami sempat menelpon KJRI menanyakan situasi dan apa yg harus dilakukan
.. waspada saja katanya dan ikuti instruksi dari hotel tempat menginap.
Untuk memanfaatkan waktu .. akhirnya kami jalan kaki menuju Osaka
castle, hitung2 olah raga .. Alka dan ortunya tidak ikut karena khawatir capek
jalan kaki sambil menggendong si bayi.
19 Juni 2018 masih di Osaka, belum berani ke luar dari Osaka karena
pada hari tsb masih terjadi beberapa kali gempa2 kecil, soalnya rada takut juga
kalau tiba2 ada gempa lagi bisa tertahan di jalanan .. apalagi bawa si bayi
Alka, kami hanya sempat jalan2 ke area Universal Studio untuk foto2 narsis ..
tadinya pengen mencoba river cruise, tapi batal karena hujan, akhirnya balik ke
hotel. Sorenya kami berempat (Afifa tidak ikut), dalam hujan gerimis jalan lagi
demi mencari ramen halal di area Shinsaibashi, resto ramen ini mulai bukanya
jam 5 sore, ramennya lumayan enak.
20 Juni 2018, rencananya dalam perjalanan ke Tokyo singgah dulu di
Kyoto, sesuai jadwal semula di tanggal 20 Juni tsb kami menginapnya di Tokyo ..
tapi lagi2 batal karena cuaca kurang mendukung, hujan terus menerus dari pagi
sampai malam, akhirnya kami memutuskan langsung ke Tokyo saja. In Syaa Allah
bisa ke Kyoto di hari yg lain walaupun jadi bolak balik .. apaboleh buat, agenda
jadi berubah dari rencana. "Man proposes, God disposes", Human beings
can make any plans they want, but it's God that decides their success or
failure. Semoga agenda libur berikutnya bisa sukses. Aamiin.
21 Juni 2018, kami berempat kembali naik Shinkansen menuju Kyoto (Afifa
dan Alka tidak ikut .. mereka mengeksplore objek di kota Tokyo). Karena
waktunya lebih banyak dihabiskan di train .. kami tidak sempat melihat objek2
di Kyoto yg “instagramable” (hanya sempat ke Fushimi - Inari, rada2 penasaran ..
karena difoto teman2 yang pernah ke sini kelihatan bagus .. padahal aslinya
biasa2 saja, malah lebih bagus pepohonan di sekitarnya, lagipula anak2 agak
bete diajak foto2 narsis dengan emaknya.
Nah yg paling menyenangkan kegiatan di Kyoto adalah dapat mencicipi
ramen halal yg enak banget sampai tetesan kuah terakhir yaitu Ramen “Ayam Ya”
yg terletak sekitar 650 meter dari Kyoto station. Resto ramen ini hanya buka
sampai pk 14.30, karena tempatnya agak kecil .. harus ngantri utk bisa makan di
sini. Oh ya pemesanan makanannya melalui mesin kupon .. sehingga bisa lebih
cepat.
Selanjutnya kami sholat di gedung Kyoto Tower, tersedia ruang sholat di
lantai 3 .. Alhamdulillah. Setelah itu kami buru2 mengejar train utk kembali ke
Tokyo di mana waktu perjalanannya sekitar 2.5 jam. Semoga lain waktu bisa
melihat objek2 yg lainnya di Kyoto.
22 Juni 2018, kami jalan ke Tokyo Disneyland .. anak2 dan cucu saja yg
masuk ke dalam area Disneyland sementara minek dan abunek kurang berminat
maklumlah merasa sudah “tua”, lagipula fee masuknya lumayan mahal (7400 Yen per
orang), mendingan uangnya dipakai shopping .. jadilah kami berdua jalan2 ke Ginza 😊
23 Juni 2018, sepanjang hari hujan .. minek dan abunek jalan2 ke
Yokohama dg Shinkansen memanfaatkan JR pass yang masih berlaku, sedangkan anak2
dan cucu jalan2 di Tokyo saja (Shibuya, Shinjuku dll) sambil mencari makanan
halal. Di Yokohama, hujan deras
mengiringi langkah kami mencari Gedung Yokohama World Porters ini, sekitar 600
meter via queen mall exit dari stasiun KA Yokohama. Di sini (lantai 6) tersedia
Prayer Room, tapi harus lapor dulu di lantai 2 untuk dapat access code, tadinya
kami tidak tau info ini .. jadi bolak balik deh. Terima kasih untuk pengelola
gedung ini yang telah menyediakan fasilitas lengkap untuk dapat sholat bagi
muslimin dan muslimat. Alhamdulillah.
24 Juni 2018 kami berempat jalan2 di sekitar Tokyo tower, hari ini juga
hujan, sedangkan keluarga kecil Afifa jalan2 ke Asakusa karena mereka sdh
pernah sebelumnya ke Tokyo tower.
Cerita seru lainnya adalah memenuhi keinginan anak2 untuk melihat
kunang-kunang, dari hasil searching lokasi untuk melihat kunang-kunang ada di
beberapa tempat dan ternyata di Tokyo juga ada yaitu di Fureai Botanical
Garden. Problemnya adalah waktu bukanya dari 17.30 sd 21.00 dg jumlah hari yg
terbatas yaitu 5 hari dari 20 sd 24 Juni 2018. Penuh perjuangan mencari lokasi
kunang2 ini, karena tamannya kecil dan mungkin kurang populer, jadi agak susah
dapat petunjuk menuju ke sini.
Trial pertama, semua ikut termasuk Alka, setelah keluar stasiun Shibuya
dan jalan beberapa saat, turun hujan, batallah kami menuju taman ini krn masih
berjarak sekitar 1.4 km dari stasiun Shibuya.
Trial ke dua, hanya kami berempat tanpa keluarga kecil Afifa dan
berhasil sampai ke lokasi sekitar pk 20.15 , eh tidak diijinkan masuk lagi,
ternyata batas masuknya 20.15 .. waduh kecewa berat krn jalan kakinya jauh
banget dan dalam keadaan lapar pula he..he. Ada hikmah dibalik kekecewaan ini,
di jalan pulang menuju stasiun ketemu resto halal BBQ, terbayarlah rasa lapar
kami 😊
Trial ketiga tgl 24 Juni 2018, karena sdh tau lokasi persisnya hanya
kami bertiga yg ke sana (papa nyerah dan lebih memilih ke Shinjuku 😀).
akhirnya kami bisa juga melihat kunang2 tapi nggak boleh difoto, sehingga tidak
ada bukti kami pernah ke sini dg penuh perjuangan 🤓🤓
25 Juni 2018, kami jalan ke Tokyo imperial palace garden .. sayangnya
istananya nggak terlihat jelas dari taman tsb. Terus lanjut ke Ginza karena
anak2 belum pernah ke sini. Sorenya kami ke Tokyo Sky Tree dan sempat naik
sampai deck dg ketinggian 350 meter, bisa melihat kota tokyo yang padat sambil
menikmati matahari terbenam.
26 Juni 2018, kembali ke Jakarta, dari atas pesawat terlihat jelas
gunung Fuji .. Masyaa Allah .. senang sekali bisa menyaksikan ciptaan indah
dari Allah SWT ini walaupun nggak sempat melihat gunung tsb dari dekat.
Selesailah liburan di Jepang dengan membawa pulang 6 koper pakaian
kotor dan 1 koper oleh-oleh berupa makanan halal Jepang seperti ramen instan, coklat, biscuit dan
juga beberapa souvenir dan pakaian yang dibeli. Sampai di rumah baru terasa
badan ini lelah banget karena selama di Jepang aktifitas berjalan kaki dari
hotel/stasiun/lokasi rekreasi dilakukan setiap hari sekitar 10 sd 12 km
(berdasarkan catatan dari apple watch).
Salam Ina
Salam Ina