Halo .. ketemu
tanggal cantik lagi hari ini yaitu 19 November 2019 kalau ditulis dengan angka
lazimnya menjadi 19-11-19 .. terdiri dari komponen angka 1 dan 9 .. kalau
dibaca 3 angka dari kiri ke kanan 191 dan 119 atau dari kanan ke ke kiri 911
dan 191 .. jika ke tiga angka tersebut dijumlahkan akan berjumlah 11 yang sama
dengan bulan ini yaitu November atau bulan ke 11 pada tahun ini.
Wah tidak terasa tahun 2019 akan segera berakhir .. sebentar lagi tahun 2020 akan segera tiba, usia kita semakin berkurang, antrian untuk pulang ke kampung abadi semakin dekat. Ya Allah anugerahkanlah kami akhir hidup yang baik (husnul khatimah). Berikut artikel tentang meraih husnul khatimah yang di"copy paste" dari website www.hidayatullah.com.
HUSNUS Khotimah merupakan dambaan sekaligus harapan terakhir setiap hamba yang beriman dalam hidupnya. Karenanya do’a husnul khotimah sering dipanjatkan sebagai motifasi dan kesungguhan meraihnya.
Wah tidak terasa tahun 2019 akan segera berakhir .. sebentar lagi tahun 2020 akan segera tiba, usia kita semakin berkurang, antrian untuk pulang ke kampung abadi semakin dekat. Ya Allah anugerahkanlah kami akhir hidup yang baik (husnul khatimah). Berikut artikel tentang meraih husnul khatimah yang di"copy paste" dari website www.hidayatullah.com.
HUSNUS Khotimah merupakan dambaan sekaligus harapan terakhir setiap hamba yang beriman dalam hidupnya. Karenanya do’a husnul khotimah sering dipanjatkan sebagai motifasi dan kesungguhan meraihnya.
Husnul
khotimah tidak hanya berhubungan dengan orang tua dan lanjut usia. Urusan
husnul khotimah adalah urusan setiap orang, tua muda, besar kecil, pejabat
maupun rakyat. Karena hakikatnya husnul khotimah juga hak setiap individu
muslim di akhir hayatnya.
Secara
bahasa, husnul khotimah artinya akhir yang baik, sebuah anugerah Allah
Subhanahu Wata’ala yang agung untuk mengakhiri kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Namun seperti juga karunia Allah yang lain, husnul khotimah tidak diraih dengan
berpangku tangan, tanpa usaha, perencanaan, dan persiapan yang memadai.
Persiapan
itu setidaknya diingatkan oleh ayat Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: Al-Hasyr: 18)
Husnul
khotimah merupakan penilaian akhir yang sangat menentukan. Karena boleh jadi,
di awal kehidupan seseorang kental dengan kemaksiatan dan dosa, lantas ia
bertaubat dan menjadilebih baik di akhir waktu. Namun yang paling aman, tetap
istiqamah dengan keimanan dan ketakwaan dari awal hingga akhir usia.
Dalam
konteks ini, Allah Subhanahu Wata’ala mengingatkan tentang sunnatullah yang
berlaku dalam kematian seseorang. Ada yang diwafatkan dalam keadaan husnul
khotimah, dan sebaliknya ada yang diwafatkan dalam keadaan su’ul khotimah.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya, “(yaitu) orang-orang yang
dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka
sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak
ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Ar-Ra’d: 28).
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam
Surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Ar-Ra’d: 32)
Seorang
nabi yang sudah mendapat jaminan akhiratnya, tetap selalu berusaha dan berdo’a
agar meraih husnul khotimah. Nabi Yusuf as sebagai contoh, di puncak
keberhasilannya menjadi salah seorang pembesar istana, ia justru bermohon
husnul khotimah: “wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku
dengan orang-orang yang shalih.” (QS. Yusuf: 101)
Tentu
husnul khotimah yang terakhir adalah akhir yang baik saat kematian, namun untuk
menghantarkan ke tujuan mulia tersebut, harus diawali dengan evaluasi amal yang
bersifat harian, pekanan, bulanan, dan tahunan. Karena tidak ada yang
mengetahui dengan pasti kapan kematian akan menjemputnya. Justru jelang akhir
tahun ini, setiap diri melakukan intropeksi perjalanan kebaikan dan keburukan
selama satu tahun.
Rasulullah
ﷺ malah mengingatkan bahwa seseorang akan diwafatkan sesuai dengan kebiasaan
atau keadaan yang dijalankannya, “Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan
kondisi meninggalnya.” (HR Muslim)
Imam
Al-Munaawi menjelaskan hadits tersebut dalam Kitab At-Taysir Syarh Al-Jami’
Ash-Shagir, ‘Seseorang meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia
dibangkitkan di atas hal itu juga’. Jika masih berharap husnul khotimah, maka
kebiasaan dan keadaan harus mulai ditata ke arah yang lebih baik. Semua hal
yang kontra atau menjauhkan dari predikat husnul khotimah harus dicegah dan
dihindari. Sedang hal-hal yang mendekatkan dan mengarah kepada husnul khotimah
diperbanyak dan diperkuat.
Jelang
akhir tahun 2018, kita berharap dapat melaluinya dengan peningkatan iman dan
amal shalih. Bukan justru malah semakin kental dengan suasana kemaksiatan atau
hal-hal yang sia-sia. Allah Subhanahu Wata’ala mengingatkan tentang kemungkinan
maksiat menghapus pahala kebaikan yang sudah dijalankan, “Hai orang-orang yang
beriman, taatlah kepada Allah dan kepada RasulNya, dan janganlah kalian
merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (QS: Muhammad: 33)
Amal
kebaikan yang sudah diusahakan oleh seseorang setahun lamanya merupakan sebuah
prestasi yang patut disyukuri, bukan mudah beramal selama setahun penuh
tentunya, sayang jika kebaikan-kebaikan yang berhasil ditorehkan, malah
terhapus atau tergerus nilainya karena diakhiri dengan kemaksiatan yang semakin
semarak, khususnya di setiap momen akhir tahun. Semoga refleksi akhir tahun
tentang husnul khotimah dapat menguatkan semangat fastabiqul khoirot dalam
rangka meraih husnul khotimah. Insya Allah.*/Attabik Luthfi, Ketua Bidang
Dakwah PP Ikadi
Salam Ina