Tulisan kali ini hanya sebagai catatan terkait munculnya wabah penyakit baru yang disebabkan oleh makhluk halus bukan jenis hantu atau jin tapi virus yang bernama corona atau yang lebih spesifik dinamakan SARS-CoV-2 atau lebih populer dengan nama covid19 (corona virus desease tahun 2019). Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019.
Sedikit flash back tentang SARS-CoV-2 yang merupakan singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus Type 2 yang diduga merupakan saudara dari virus SARS type 1. Wabah SARS type 1 ini terjadi pada tahun 2002 dan 2003. Asal mula SARS type 1 terdeteksi 16 November 2002 di kota Foshan, provinsi Guandong Cina. SARS type 1 ini menjangkit sekitar 29 negara dengan jumlah kasus sekitar 8000 an dan yang meninggal sekitar 10%. Di Indonesia saat itu tercatat 2 orang yang kena. Mungkin karena saat itu media sosial belum terlalu populer sehingga beritanya tidak terlalu menjadi perhatian di tanah air apalagi WNI yang terkena juga sedikit.
Sampai dengan akhir bulan Februari 2020 belum terdengar ada penduduk yang terkena covid 19 di Indonesia ... walaupun penyakit baru ini telah menjangkiti banyak negara dan jumlah kasus puluhan ribu dan sudah ribuan orang yang meninggal. sedihnya lagi sampai saat ini belum ada obat dan vaksinnya. Untuk itu kita berharap semoga covid19 ini tidak terjadi di negara tercinta ini seperti halnya SARS type 1. Namun harapan tersebut buyar juga karena pada pada tanggal 2 Maret 2020 menteri kesehatan RI mengumumkan covid19 ini telah menjangkiti 2 orang penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di Depok.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan dari kedua pasien tersebut,
salah satunya merupakan guru dansa. Telah terjadi kontak fisik Pasien pertama yang berusia 31 tahun ini dengan WNA Jepang. Sebagai informasi, sebelum ke Indonesia, WNA Jepang ini bermukim di Malaysia.
Kronologi
Lengkap (dikutip dari searching)
Pada tanggal
14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona berdansa dengan WNA Jepang.
Pasien berusia 31 tahun ini memang bekerja sebagai guru dansa dan WNA asal
Jepang ini juga merupakan teman dekatnya. Selang dua hari, yakni 16 Februari
2020 pasien terkena sakit batuk.
Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Namun, saat itu pasien langsung dibolehkan untuk kembali ke rumah atau rawat jalan. Sayang, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Hingga pada 26 Februari 2020, pasien dirujuk lagi ke rumah sakit dan diminta untuk menjalani rawat inap. Pada saat itulah, batuk yang diderita pasien mulai disertai sesak napas.
Pada 28 Februari 2020, pasien mendapatkan telepon dari temannya yang di Malaysia. Dalam sambungan telepon tersebut, pasien mendapatkan informasi jika WNA Jepang yang merupakan temannya itu positif terinfeksi virus corona.
"Kemudian pasien tersebut memberi tahu perawat rumah sakit," jelas Terawan. Mengetahui informasi tersebut, pihak rumah sakit langsung memasukkan pasien dalam status pemantauan terkait virus corona.
"Sehingga teman-teman dokter yang ada di rumah sakit tersebut menyiapkan diri standar perawatan pasien terjangkit positif corona," jelasnya. Mengetahui informasi tersebut, pihak rumah sakit langsung memasukkan pasien dalam status pemantauan terkait virus corona.
Setelah menjalankan tahapan pemeriksaan di rumah sakit lama, pasien kemudian dikonfirmasi positif terinfeksi virus corona. Kemudian, pasien langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
"Begitu dipindahkan langsung dicek. Hasilnya tadi pagi maka ditracking sudah jalan, sehingga si pasien cewek ini bersama ibunya, dua-duanya dicek. Saat ini kondisinya baik, batuk sekali-kali," kata Terawan.
Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Namun, saat itu pasien langsung dibolehkan untuk kembali ke rumah atau rawat jalan. Sayang, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Hingga pada 26 Februari 2020, pasien dirujuk lagi ke rumah sakit dan diminta untuk menjalani rawat inap. Pada saat itulah, batuk yang diderita pasien mulai disertai sesak napas.
Pada 28 Februari 2020, pasien mendapatkan telepon dari temannya yang di Malaysia. Dalam sambungan telepon tersebut, pasien mendapatkan informasi jika WNA Jepang yang merupakan temannya itu positif terinfeksi virus corona.
"Kemudian pasien tersebut memberi tahu perawat rumah sakit," jelas Terawan. Mengetahui informasi tersebut, pihak rumah sakit langsung memasukkan pasien dalam status pemantauan terkait virus corona.
"Sehingga teman-teman dokter yang ada di rumah sakit tersebut menyiapkan diri standar perawatan pasien terjangkit positif corona," jelasnya. Mengetahui informasi tersebut, pihak rumah sakit langsung memasukkan pasien dalam status pemantauan terkait virus corona.
Setelah menjalankan tahapan pemeriksaan di rumah sakit lama, pasien kemudian dikonfirmasi positif terinfeksi virus corona. Kemudian, pasien langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
"Begitu dipindahkan langsung dicek. Hasilnya tadi pagi maka ditracking sudah jalan, sehingga si pasien cewek ini bersama ibunya, dua-duanya dicek. Saat ini kondisinya baik, batuk sekali-kali," kata Terawan.