Hari ini tanggal cantik 22-3-22 ... he...he... mau cerita tentang kunjungan mas covid 19 ke keluarga kami, kemungkinan besar yang datang berkunjung adalah salah satu anggota keluarga mas covid19 yang dinamakan omicron yang saat ini varian tersebut lebih dominan perkembangannya. Walaupun ini hanya dugaan saja, karena kami tidak melakukan test laboratorium khusus untuk mengetahui varian tersebut.
Cerita bermula, ketika kami sekeluarga memutuskan untuk berlibur ke Bandung pada hari Jum'at tanggal 25 Februari 2022 sekalian mengunjungi anak kami Hifzhan yang pada hari tersebut sedang sidang ujian skripsi. Kami berangkat pagi hari dari Bintaro dan untuk sarapan paginya direncanakan singgah di sate Maranggi haji Yetty di Purwakarta, jadi kami keluar tol di exit Sadang menuju resto tersebut yang sudah buka sejak pukul 8 an. Setelah makan sate kambing dan sapi serta sop kaki kambing yang lezatos ini, kami kembali masuk tol menuju Bandung.Sewaktu di Bandung ini kami melakukan syukuran atas kelulusan ujian skripsi Hifzhan dengan berkumpul bersama keluarga adik-adik suamiku. Acara bareng2 dengan keluarga ini dimulai dari Sabtu pagi tanggal 26 Februari 2022, olah raga dan sarapan bareng di sekitar pasar Cihapit dan dilanjutkan dengan makan malam bersama di resto "Its nice to meat You" di daerah jl Ciliwung. Semuanya berjalan lancar dan menyenangkan, sayangnya keluarga anakku Afifa dan salah seorang keponakan kami tidak bisa hadir ke Bandung karena Afifa hari Sabtu pagi masih bekerja di Jakarta dan keponakan kami sedang tugas ke luar kota.
Hari Minggu tanggal 27 Februari 2022 kami kembali ke Bintaro, di perjalanan aku telpon ke anakku Afifa dan ternyata tanpa diskusi dengan kami dia sudah dalam perjalanan menuju Bandung, kalau tau dia ke Bandung tentunya kami bisa menginap satu malam lagi di Bandung sehingga bisa full team kumpul anak-mantu-cucu, ternyata ada hikmah juga kami tidak bisa berkumpul tersebut.
Pada hari Senin tanggal 28 Februari 2022 aku berpuasa sunnah, tapi bangun paginya kog terasa nggak enak di tenggorokan ... kering seperti gejala akan flu... aku pikir mungkin karena berpuasa dan tidak bisa minum jadi terasa kering, namun pada hari tersebut aku langsung mulai bermasker selama 24 jam untuk jaga2 agar tidak tertular ke anggota keluarga lainnya di rumah.
Kemudian di hari Selasa tanggal 1 Maret 2022 kog gejala tenggorokan kering itu masih berlanjut dan terasa meriang juga, walaupun jika diukur suhu tubuh normal, tidak demam. Mulai muncul kecurigaan ... jangan-jangan terkena covid19 ini, aku langsung tanya ke suami dan anak-anakku apakah mereka merasakan gejala yang sama .. ternyata Fathur juga merasakan gejala yang sama, begitu pula Hifzhan yang tinggal di Bandung, namun suamiku tidak merasakan gejala.
Pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2022, Hifzhan melakukan test antigen dan hasilnya negatif, sedikit lega ... namun gejala yang aku dan anak-2ku rasakan tidak juga hilang. Aku juga bertanya ke keluarga adik-adik ipar apakah mereka merasakan gejala seperti yang kami alami dan ternyata mereka juga merasakan gejala yang sama. Akhirnya hari Kamis tanggal 3 Maret 2022, kami melakukan test antigen dan ternyata hasil testku positif, namun Fathur dan suamiku negatif.
Karena hasil test antigenku positif, dari laboratorium yang terhubung ke Kemenkes, langsung muncul message di WA aku untuk melakukan telemedicine dengan provider yang sudah tersedia secara gratis, aplikasi Peduli Lindungipun langsung berwarna hitam, sehingga pasien tidak bisa masuk ke area publik.
Oh ya untuk pasien yang OTG atau gejala ringan, akan mendapat vitamin gratis dari Kemenkes yang dikirim ke alamat pasien setelah konsultasi dokter dan diresepkan melalui telemedicine, terima kasih untuk kemenkes/Pemerintah yang sudah menfasilitasi hal ini.
Pada hari Jumat tanggal 4 Maret 2022 Hifzhan yang tinggal di Bandung kembali melakukan test antigen ulang ternyata hasilnya positif; karena Fathur juga ada gejala, kami mengasumsikan dia juga positif sehingga mulailah kami melakukan isolasi mandiri.
Keluarga adik ipar yang di Bandung juga melakukan test dan 5 orang positif (termasuk ARTnya), jadi anggota keluarga kami yang kumpul2 bareng di Bandung itu 7 dari 10 orang dinyatakan positif covid19. Karena keluarga Afifa juga pada hari Minggu ada ketemu dengan Hifzhan dan para sepupu, walaupun tidak bergejala, dia juga melakukan test antigen dan hasilnya negatif.
Alhamdulillah gejala yang kami rasakan ringan ... aku hanya merasakan tenggorokan kering, gejala tersebut hilang timbul dan baru benar-benar hilang pada hari ke 8 dari hari pertama aku merasakan gejala. Fathur dan Hifzhan ada merasakan sedikit flu dan batuk. Atas rahmat Allah SWT, sepertinya antibodi kami sudah terbentuk, sehingga kemungkinan besar virusnya bisa teratasi oleh antibodi dan gejala yang timbul dari covid19 ini ringan saja, sebagai informasi kami sekeluarga sudah melakukan vaksin 1 dan 2 serta booster.
Setelah dirunut2 kapan kami terpapar virus tersebut dan siapa yang membawa virus pertama kali ... aku teringat ketika kami makan di sate Maranggi Purwakarta ... ada satu keluarga yang batuk bersamaan .. karena mereka sedang makan, tentu saja tidak dipakai maskernya dan mungkin ketika batuk .. virusnya bisa terdispersi ke meja kami, waktu itu aku sudah bergeser menghindar .. tapi mungkin karena yang batuk lebih dari satu orang .. viral loadnya mungkin banyak dan qadarullah tertular ke kami.
Sesuai protokol dari Kemenkes, pada H+10 yaitu tanggal 13 Maret 2022 aplikasi Peduli Lindungi aku kembali normal .. artinya aku sudah bisa masuk kembali ke area publik. Alhamdulillah ... semoga dengan terpaparnya virus covid19 tersebut, daya tahan tubuh kami bisa lebih baik lagi karena sudah mendapat tambahan vaksin alami dari Allah SWT. Semoga virus covid19 ini segera lenyap dan kehidupan kita kembali normal seperti sedia kala.
Salam Ina