Saturday, May 09, 2020

Hitung Mundur ke Hari Pensiun

Alhamdulillah, hari ini usiaku tepat 55 tahun, puji dan syukur kupanjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia sehat, rezeki dan kenikmatan-kenikmatan yang telah dianugerahkan-Nya kepadaku dan keluargaku .. semoga aku dan keluarga selalu bisa bersyukur dan bersabar pada setiap keadaan baik senang maupun susah .. karena sesungguhnya senang dan susah itu pasti akan datang bergiliran dalam kehidupan ini.

“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang yang berserah diri.” (QS Al Ahqaf ;15)

Alhamdulillah ... hari ini 09 Mei 2020, usiaku jika ditulis dengan angka merupakan "double 5" ... kilas balik usia yang berangka double dalam hidupku.
double 0 : cuma bisa menangis, baru dilahirkan ke dunia ini;
double 1 : ABG (anak baru gede), remaja ting-ting;
double 2 : siap2 selesai kuliah, dewasa muda;
double 3 : sibuk mengurus 2 anak balita;
double 4 : sibuk mengurus 3 anak;
double 5 : sudah dianugerahkan 2 cucu ... In Syaa Allah jika masih diberi usia sudah saatnya bersiap2 menjelang pensiun dari pekerjaan kantoran di tahun depan; semoga aku tetap sehat, sisa usia yang berkah dan bermanfaat serta bahagia dalam rahmat dan ridha Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Salam Ina

Tuesday, April 21, 2020

Rempah-rempah

shutterstock_83327908.jpg
Sewaktu merapikan buku bacaan yang diletakkan di KM/WC he...he, ketemu materi berupa postcard yang diperoleh beberapa tahun lalu ketika ada pameran di Bintaro Exchange Mall. Mungkin bukan merupakan kebiasaan yang baik dan benar untuk membaca di KM/WC, namun karena sering kali kami membutuhkan waktu yang lama untuk urusan BAB/BAK ini, rasanya sayang kalau waktu terbuang percuma sehingga koran dan majalahpun diletakkan di dalam KM/WC sebagai bahan bacaan mengisi waktu luang tersebut.

Nah postcard-poscard tersebut berisikan kisah tentang rempah-rempah, bagus juga ... sebagian ditulis ulang di blog ini. Sejarah menyatakan bahwa rempah merupakan komoditas penting bangsa Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dikenal di dunia Internasional .. bahkan bisa dikatakan rempah-rempah merupakan salah satu daya tarik bagi penjajah untuk mengusai negeri tercinta ini. 

Definisi rempah menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah berbagai jenis hasil tanaman yang beraroma dan berasa kuat seperti pala; cengkeh; lada untuk memberikan bau dan rasa khusus pada makanan. Beraroma merupakan kata kunci sebagai pembeda rempah dengan jenis tumbuhan lainnya.

Rempah utama yang paling dikenal antara lain adalah pala (myristica fragrans), lada (piper ningrum) dan cengkeh (sizygium aromaticum) selain kayu manis (cinnamon zeylanicum), kayu cendana, kamper, damar dan berbagai jenis rempah lainnya. Meski sebagian besar berfungsi sebagai pelezat dan pemberi rasa pada makanan, pada prakteknya rempah juga dapat berfungsi sebagai bahan pengawet, kosmetik, obat-obatan dan pengharum.

Rempah telah merubah kebiasaan makan dunia terutama di India, Asia Barat dan Eropa. Sebuah kisah dari masa awal Masehi menceritakan seorang pria Romawi bernama Apicius telah menulis buku resep yang digunakan orang-orang kaya di Romawi yang menunjukkan penggunaan rempah-rempah dalam masakan. Kuliner Eropa yang agak hambar dan hanya bertumpu pada pemberi rasa seperti garam dan keju, juga ikut berubah sejalan dengan kehadiran rempah di sana.

Rempah juga menciptakan jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Yunani menciptakan jalur perdagangan (incense Route) dengan tujuan utamanya mencari rempah-rempah sejak 950 SM. Tome Pires dalam pelayarannya tahun 1515 menulis : Pedagang Melayu mengatakan bahwa Tuhan menciptakan Timor untuk kayu cendana, Banda untuk bunga pala dan Maluku untuk cengkeh dan barang dagangan ini tidak dikenal di tempat lain di dunia.

Pada abad ke 16 M, bangsa Eropa ke Nusantara untuk menguasai daerah-daerah utama penghasil rempah-rempah. Bangsa Eropa yang pertama sampai ke Nusantara adalah orang Portugis disusul dengan Spanyol dan kemudian bangsa-bangsa Eropa lainnya. Orang Belanda baru sampai ke Banten pada tahun 1596. Pada abad ke 16, belum ada satupun kekuatan yang berhasil memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Menjelang abad 17 bangsa Belanda secara bertahap berhasil mengusir para pesaing dari Eropa dan kemudian melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah dengan mendirikan VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) yang memiliki kapal, gudang dan toko rempah-rempah sendiri. 

Rempah memang mengharumkan nama nusantara, namun keharuman rempah selain menjadi berkah buat bangsa, juga menjadi bencana bagi bangsa ini yang merasakan pedihnya penjajahan kolonial berabad-abad akibat rempah-rempah. 

Pada saat itu rempah-rempah juga berfungsi sebagai alat tukar atau objek perjanjian. Pada era perdagangan rempah dari abad ke 15, harga 1 pon cengkeh setara dengan 7 ons emas di Eropa. Sedangkan pada abad 16-17 Masehi, 1 kg cengkeh setara dengan 7 gram emas, 1 karung lada setara dengan sewa apartemen mewah selama 2 tahun berikut biaya perawatannya di London.

Sebuah kisah unik adalah saat Belanda berusaha mempertahankan sebuah pulau bernama Rhun yang merupakan pulau penghasil pala terbaik di sekitar Banda. Harga biji pala pada saat itu lebih mahal dari harga emas. Belanda menjaganya sekuat tenaga. Rupanya Inggris juga memiliki klaim atas pulau tersebut.
Usaha keras untuk mempertahankan pulau itu membuat Belanda bersedia menukar sebuah tanah kecil di Benua Amerika dengan pulau Rhun. Belanda mendapatkan pulau Rhun sementara Inggris mendapatkan tanah kecil di Amerika Utara yang sekarang dikenal dengan nama New York (pulau Manhattan/New Amsterdam). Ironis ya .. sekarang New York menjadi salah satu kota metropolitan sementara Pulau Rhun bak pulau tak bertuan. Perjanjian tukar menukar pulau ini dituangkan dalam Perjanjian Breda, 31 Juli 1667.

Rempah juga berfungsi sebagai status sosial, dahulu kala zaman Dinasti Han, cengkeh digunakan sebagai penyegar nafas ketika hendak bertemu dan berinteraksi dengan Kaisar Cina. Sehingga ada peraturan bahwa siapapun yang akan menghadap raja diwajibkan mengunyah cengkeh terlebih dahulu. Cengkeh saat itu adalah simbol kebangsawanan dan prestis. Cengkeh juga dipercaya meningkatkan kemampuan seksual. Hal ini telah terjadi sejak tahun 206 SM.

Cerita tentang status sosial juga berlaku untuk lada, jamuan makan yang disajikan dengan ditaburi lada menunjukkan status sosial orang tersebut. Semakin banyak lada yang ditaburkan artinya semakin kaya orang tersebut. Mereka menggunakan wadah lada yang terbuat dari perak. Rempah saat itu menunjukkan status sosial seseorang karena harganya yang mahal. Selain itu rempah juga digunakan sebagai hadiah yang berharga .. konon kabarnya Ratu Sheba membawakan hadiah kepada Raja Sulaiman (Solomon) berupa rempah-rempah dalam jumlah yang luar biasa pada abad 992 SM.

Rempah juga merupakan inspirasi dalam penemuan rokok kretek dan konservasi. Ramuan cengkeh yang ditambahkan ke tembakau merupakan penemuan tidak sengaja oleh seseorang bernama Jamhari di Kudus pada akhir abad ke 19. Cengkeh membuat rokok kretek menjadi lebih harum dan segar. Di Jepang ... minyak cengkeh digunakan dalam campuran tradisional chojiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral) .. "choji" berarti cengkeh dan "yu" berarti minyak. Chojiyu ini digunakan untuk merawat permukaan pedang orang Jepang.

Salam
Ina

Tuesday, March 03, 2020

Covid-19

Tulisan kali ini hanya sebagai catatan terkait munculnya wabah penyakit baru yang disebabkan oleh makhluk halus bukan jenis hantu atau jin tapi virus yang bernama corona atau yang lebih spesifik dinamakan SARS-CoV-2 atau lebih populer dengan nama covid19 (corona virus desease tahun 2019). Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019.

Sedikit flash back tentang SARS-CoV-2 yang merupakan singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus Type 2 yang diduga merupakan saudara dari virus SARS type 1.  Wabah SARS type 1 ini terjadi pada tahun 2002 dan 2003. Asal mula SARS type 1 terdeteksi 16 November 2002 di kota Foshan, provinsi Guandong Cina. SARS type 1 ini menjangkit sekitar 29 negara dengan jumlah kasus sekitar 8000 an dan yang meninggal sekitar 10%. Di Indonesia saat itu tercatat 2 orang yang kena. Mungkin karena saat itu media sosial belum terlalu populer sehingga beritanya tidak terlalu menjadi perhatian di tanah air apalagi WNI yang terkena juga sedikit.

Sampai dengan akhir bulan Februari 2020 belum terdengar ada penduduk yang terkena covid 19 di Indonesia ... walaupun penyakit baru ini telah menjangkiti banyak negara dan jumlah kasus puluhan ribu dan sudah ribuan orang yang meninggal. sedihnya lagi sampai saat ini belum ada obat dan vaksinnya. Untuk itu kita berharap semoga covid19 ini tidak terjadi di negara tercinta ini seperti halnya SARS type 1. Namun harapan tersebut buyar juga karena pada pada tanggal 2 Maret 2020 menteri kesehatan RI mengumumkan  covid19 ini telah menjangkiti 2 orang penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di Depok. 

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan dari kedua pasien tersebut, salah satunya merupakan guru dansa. Telah terjadi kontak fisik Pasien pertama yang berusia 31 tahun ini dengan WNA Jepang. Sebagai informasi, sebelum ke Indonesia, WNA Jepang ini bermukim di Malaysia. 

Kronologi Lengkap (dikutip dari searching)

Pada tanggal 14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona berdansa dengan WNA Jepang. Pasien berusia 31 tahun ini memang bekerja sebagai guru dansa dan WNA asal Jepang ini juga merupakan teman dekatnya. Selang dua hari, yakni 16 Februari 2020 pasien terkena sakit batuk.

Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Namun, saat itu pasien langsung dibolehkan untuk kembali ke rumah atau rawat jalan. Sayang, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Hingga pada 26 Februari 2020, pasien dirujuk lagi ke rumah sakit dan diminta untuk menjalani rawat inap. Pada saat itulah, batuk yang diderita pasien mulai disertai sesak napas.

Pada 28 Februari 2020, pasien mendapatkan telepon dari temannya yang di Malaysia. Dalam sambungan telepon tersebut, pasien mendapatkan informasi jika WNA Jepang yang merupakan temannya itu positif terinfeksi virus corona.

"Kemudian pasien tersebut memberi tahu perawat rumah sakit," jelas Terawan. Mengetahui informasi tersebut, pihak rumah sakit langsung memasukkan pasien dalam status pemantauan terkait virus corona.

"Sehingga teman-teman dokter yang ada di rumah sakit tersebut menyiapkan diri standar perawatan pasien terjangkit positif corona," jelasnya.
Mengetahui informasi tersebut, pihak rumah sakit langsung memasukkan pasien dalam status pemantauan terkait virus corona.

Setelah menjalankan tahapan pemeriksaan di rumah sakit lama, pasien kemudian dikonfirmasi positif terinfeksi virus corona. Kemudian, pasien langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

"Begitu dipindahkan langsung dicek. Hasilnya tadi pagi maka ditracking sudah jalan, sehingga si pasien cewek ini bersama ibunya, dua-duanya dicek. Saat ini kondisinya baik, batuk sekali-kali," kata Terawan.

Salam Ina 

Sunday, February 02, 2020

Bersyukur

Hari ini tanggal 02 Februari 2020 merupakan tanggal cantik, kalau ditulis dalam angka seperti ini : 0202-2020 bentuknya merupakan bayangan cermin satu sama lain. Tulisan kali ini tentunya  tidak membahas tentang tanggal cantik ini .. di sini aku ingin menuliskan tentang rasa syukurku atas wisudanya putri pertama kami pada jenjang S2 Biomedik di UI pada tanggal 01 Februari 2020, di mana perjuangannya untuk lulus S2 lumayan berat, semoga bisa menginspirasi para pembaca atas kegigihan dan tanggung jawabnya atas pilihan-pilihan hidupnya.
 
Putri sulungku ini lulus S1-Biologi UI pada pertengahan tahun 2015, setelah lulus kuliah,  dia sempat bekerja sekitar 6 bulan lebih, lalu berhenti bekerja untuk lanjut kuliah S-2. Kuliah S2 di mulai pada bulan Agustus 2016 (tahun ajaran 2016/2017) dan sebelumnya dia sudah rencana untuk menikah setelah lulus S1. Awalnya kami merasa dia masih terlalu muda untuk menikah, karena kuliah S2nya juga baru dimulai, namun saat itu dia berjanji akan tetap menyelesaikan kuliah S2, sehingga kamipun menyetujui rencananya. Pernikahannya berlangsung pada tanggal 15 Oktober 2016, saat itu dia hampir berusia 23 tahun (lahirnya pada November 1993).
Tadinya kami berharap dia menunda untuk hamil sampai selesai kuliah S2, namun ternyata Allah SWT menganugerahkan kehamilan padanya 2 bulan setelah dia menikah. Terus terang aku sebagai ibunya tentu mengkhawatirkan keadaannya, bagaimana dengan kuliah S2nya ini ? sudah terbayang beratnya kuliah dan praktikum sambil hamil karena biasanya terjadi mual dan muntah pada ibu-ibu yang hamil muda dan selaku ibu yang pernah hamil 3x dan juga bekerja, tentu sangat tahu bagaimana beratnya menjalani beberapa peran sekaligus.

Alhamdulillah, putriku ini lumayan tangguh dan bertanggung jawab dengan pilihannya, dia hampir tidak pernah mengeluh dan tetap kuliah seperti biasa, sampai tiba saatnya melahirkan anak pertamanya pada tanggal 9 Agustus 2017. Kebetulan saat melahirkan ini perkuliahan sedang libur semester, sehingga lumayan juga setelah melahirkan dia bisa istirahat tidak ke kampus. Semester berikutnya dia tetap kuliah, walaupun disarankan oleh dosennya tidak usah diambil semua mata kuliah karena dia harus memberikan ASI ekslusif ke anaknya. 

Manusia hanya bisa berencana, tapi Allah SWT sudah mengatur kehidupan anak manusia jauh sebelum manusia tersebut lahir ..  ternyata pada bulan Desember tahun 2018, dia dinyatakan hamil lagi anak ke 2. Aku hanya bisa berdoa semoga putriku tetap sehat dan bayinya juga sehat, karena dia sedang sibuk-sibuknya melakukan penelitian untuk tesisnya. 
Walaupun sedang hamil, dia tetap ke kampus dengan naik kendaraan umum, Alhamdulillah saat hamil tua sudah ada MRT sehingga tidak terlalu berdesak-desakan ... sebelumnya mode transportasi ke kampusnya menggunakan KRL dari Bintaro ke Cikini atau Manggarai dan dilanjutkan dengan gojek. Semua dijalaninya dengan sungguh2 dan jarang sekali dia mengeluh ... aku sebagai ibunya diam-diam kagum dan terharu menyaksikan perjuangannya dan selalu berdoa untuknya dan anak-anakku yang lain. 

Ternyata penelitiannya tidak berjalan lancar, ada data yang harus diulang pengambilannya ... sehingga targetnya untuk bisa lulus sebelum melahirkan anak ke dua tidak terjadi. Untuk itu dia disarankan mengambil cuti padahal waktu itu sudah bulan Juni tahun 2019. Aturan di UI, S2 harus dapat diselesaikan maksimal dalam waktu 6 semester, jika tidak tercapai akan DO (drop out), sementara putriku sudah dalam "batas bahaya" karena secara administrasi sudah berada di semester ke 6.  

Walaupun secara administrasi dia dalam posisi cuti kuliah, untuk mengejar waktu agar bisa selesai tidak melebihi 6 semester, dia tetap ke kampus untuk penelitian dan ambil data walaupun sudah hamil tua .. belum lagi anak pertamanya juga belum berusia 2 tahun yang masih manja dan menuntut perhatian penuh dari ibunya ketika ibunya ada di rumah. Alhamdulillah di rumah para supporter cukup sigap membantu putriku dalam menjalani perannya sebagai ibu dan mahasiswa.

Alhamdulillah anak ke duanya lahir pada tanggal 24 Agustus 2019, sambil tetap menyusui bayi dia mulai meneruskan menyusun tesis dan secara berkala ke kampus untuk konsultasi dengan dosen pembimbing sambil membawa peralatan "perang" yaitu pompa ASI, plastik penampung susu, pendingin dan tas laptop yang lumayan berat, apalagi harus naik angkutan umum ... dia malas bawa mobil karena kampusnya lumayan jauh dan macet pula, katanya lebih enak naik KRL/MRT/TJ dan gojek/gocar. Aku sampai minta tolong ke saudara yang di Aceh untuk datang ke Jakarta membantu mengurus bayi karena ibu si bayi masih harus ke kampus. Kalau neneknya yang ini tidak bisa diandalkan untuk mengurus bayi karena masih bekerja fulltime.
Alhamdulillah pada tanggal 12 Desember 2019, dia bisa mengikuti sidang dan dinyatakan lulus sidang. Rasanya aku lega sekali ... dia bisa melewati masa-masa sulit tersebut dan Alhamdulillah akhirnya bisa diwisuda sebagai lulusan S2 pada tanggal 01 Februari 2020 ... semoga ilmunya bermanfaat dunia & akhirat. Semoga jerih payahnya dalam menuntut ilmu mendapat balasan kebajikan yang melimpah dan ridha Allah SWT. 

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak kemudahan-kemudahan kepada kami termasuk supporter di rumah yang selalu siap-sedia dalam membantu kami (kak Malis; mbak Sarti; mbak Misah, mbak Saroh; mpok Neneng; pak Agus dan pak Kasmun), semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan kebajikan yang melimpah dan ridha Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Salam Ina