Pada bulan November 2008 ini anak-anak bergiliran sakit … dimulai dari sakitnya Fathur pada tanggal 2 November yang lalu dan baru kembali ke sekolah pada 10 November 2008.
Tanggal 9 November siang, giliran Afifa mulai demam, badannya panas tapi dia merasa kedinginan, setelah 2 hari panasnya nggak turun2 walaupun sudah dikasih obat panas dan dikompres, aku bawa ke dokter. Kata dokter radang tenggorokan, walaupun tidak ada indikasi batuk pilek, mungkin waktu itu aku juga tidak berpikir rasional lagi … obat antibiotik yang diberikan dokter tetap aku minumkan, lagi2 karena merasa khawatir.
Biasanya Afifa itu daya tahan badannya relatif kuat walaupun sakit tetap bisa sekolah .. pernah sedang demam tinggi dia ke sekolah karena ada ujian. Sakitnya kali ini Afifa ingin tiduran aja dan tetap panas sampai 4 hari… hari ke 4 juga disuruh periksa darah, hasilnya tidak ada indikasi DB dan tifoid, untungnya aku sudah belajar dari dokternya Fathur cara membaca hasil Lab tersebut, jadi tidak panik lagi walaupun ada beberapa hasil Lab yang berada di luar range, parameter tersebut menunjukkan adanya indikasi infeksi/radang. Hari Jumat 14 November Afifa sudah bisa kembali sekolah.
Pulang sekolah hari Senin 17 November, Hifzhan merasa meriang, malamnya badannya panas banget, dikasih obat penurun panas juga tidak mempan, setelah 2 hari demam aku bawa ke dokter, dokter bilang sepertinya radang tenggorokan, ada batuknya juga sih. Berbeda dengan Fathur dan Afifa .. kalau sakit Hifzhan susah makan, dia juga sering kencing dan kadang2 muntah, hari ke tiga ada mencretnya juga, badannya jadi tambah kurus. Jumat kemarin hari ke 4, darahnya diperiksa, hasilnya tidak ada DB tetapi Salmonella IgMnya positif 4, menurut keterangan rujukan Lab, jika positip 4-5 ada indikasi demam tifoid.
Hari ini Sabtu 22 November, rencananya Hifzhan akan aku bawa ke dokter lagi untuk menanyakan langkah selanjutnya. Alhamdulillah tadi malam badannya tidak panas lagi … tapi dia masih lemas, batuk dan bawaannya ngantuk, juga sebentar2 ke kamar mandi buang air kecil. Semoga Hifzhan tidak perlu dirawat dan bisa lekas sembuh agar dapat kembali ke sekolah, karena sebentar lagi anak-anak akan mulai ujian semester.
Dari sakitnya anak2 ini aku mendapat tambahan pengetahuan cara membaca parameter hasil Lab dan keterkaitannya satu sama lain dari dokternya Fathur. Jika ingin melihat adanya demam tifoid, tidak cukup dengan test widal karena widal hanya menunjukkan indikasi pernah terjadi infeksi bakteri thypus. Untuk melihat infeksi yang sedang berlangsung diminta test Salmonella IgM. Memang biaya test Salmonella IgM ini lebih mahal dari Widal test. Di RSIB widal test sekitar Rp 50 ribuan sedangkan test Salmonella IgM sekitar Rp. 180 ribuan. Menurut keterangan yang pernah aku baca, cara mengdiagnosa typhus yang paling tepat adalah gal culture, tapi hasil test tersebut baru dapat diketahui setelah ± 5 hari, tapi dokter sudah bisa melihat tanda2 fisik/klinis penyakit thypus jika demam telah berlangsung 5 hari sehingga pengobatan mulai dapat dilakukan tanpa menunggu hasil gal culture.
Aku berharap para dokter bersedia membagikan sedikit ilmunya kepada pasien bagaimana indikasi suatu penyakit dan cara menanganinya tahap awal, obat apa yang diberikan untuk penyakit apa dan apa efek sampingnya, tanda2 apa yang perlu dikhawatirkan dan harus segera ke dokter. Jika memang tidak perlu diberi obat atau antibiotik ya nggak perlulah diberi obat, cukup pasien itu diberi keterangan dan ditenangkan bahwa penyakit ini tidak2 apa cukup beristirahat saja karena hanya infeksi virus biasa, jarang ya ada dokter seperti ini, biasanya langsung nulis resep … ada antibiotiknya lagi walaupun belum jelas penyebab infeksinya.
Kadang2 aku sering bertanya detail kepada dokter .. ada dokter yang merasa kesal karena pasien yang cerewet dan ada juga yang malah menerangkan dengan jelas agar kita tambah mengerti. Pernah aku disangka dokter juga oleh dokter spesialis mata yang memeriksa anakku … he..he mungkin karena aku banyak bertanya. Suamiku suka nggak enak hati, ngapain sih nanya2 sambil berdiskusi begitu, ntar dokternya marah karena dianggap sok tau, aku bilang biarin aja … kan kita yang punya badan masak diam saja diapa2in ... apalagi sudah membayar mahal ke dokter, masak nggak dapat ilmu apa2.
Pada kenyataannya aku masih sering panik dan tidak rasional… jika anak2 sakit, terutama jika behaviour anak2 menjadi agak berbeda takutnya sakit yang serius .. dan terlambat ditangani, kan saat ini banyak banget virus2 yang berbahaya seperti flu burung, DB dll. Ya Allah yang Maha penyembuh … aku bermohon padaMu, ringankan penyakit anak2ku, beri mereka kesembuhan dan sehatkanlah jiwa dan raganya sehingga dapat menjadi anak2 yang bertakwa, shaleh dan bermanfaat. Ya Allah jadikanlah sakit tersebut menjadi jalan bagi kami untuk selalu dekat denganMu. Amin
Salam Ina
yang masih sering panik dan tidak rasional jika anak2 sakit
Tanggal 9 November siang, giliran Afifa mulai demam, badannya panas tapi dia merasa kedinginan, setelah 2 hari panasnya nggak turun2 walaupun sudah dikasih obat panas dan dikompres, aku bawa ke dokter. Kata dokter radang tenggorokan, walaupun tidak ada indikasi batuk pilek, mungkin waktu itu aku juga tidak berpikir rasional lagi … obat antibiotik yang diberikan dokter tetap aku minumkan, lagi2 karena merasa khawatir.
Biasanya Afifa itu daya tahan badannya relatif kuat walaupun sakit tetap bisa sekolah .. pernah sedang demam tinggi dia ke sekolah karena ada ujian. Sakitnya kali ini Afifa ingin tiduran aja dan tetap panas sampai 4 hari… hari ke 4 juga disuruh periksa darah, hasilnya tidak ada indikasi DB dan tifoid, untungnya aku sudah belajar dari dokternya Fathur cara membaca hasil Lab tersebut, jadi tidak panik lagi walaupun ada beberapa hasil Lab yang berada di luar range, parameter tersebut menunjukkan adanya indikasi infeksi/radang. Hari Jumat 14 November Afifa sudah bisa kembali sekolah.
Pulang sekolah hari Senin 17 November, Hifzhan merasa meriang, malamnya badannya panas banget, dikasih obat penurun panas juga tidak mempan, setelah 2 hari demam aku bawa ke dokter, dokter bilang sepertinya radang tenggorokan, ada batuknya juga sih. Berbeda dengan Fathur dan Afifa .. kalau sakit Hifzhan susah makan, dia juga sering kencing dan kadang2 muntah, hari ke tiga ada mencretnya juga, badannya jadi tambah kurus. Jumat kemarin hari ke 4, darahnya diperiksa, hasilnya tidak ada DB tetapi Salmonella IgMnya positif 4, menurut keterangan rujukan Lab, jika positip 4-5 ada indikasi demam tifoid.
Hari ini Sabtu 22 November, rencananya Hifzhan akan aku bawa ke dokter lagi untuk menanyakan langkah selanjutnya. Alhamdulillah tadi malam badannya tidak panas lagi … tapi dia masih lemas, batuk dan bawaannya ngantuk, juga sebentar2 ke kamar mandi buang air kecil. Semoga Hifzhan tidak perlu dirawat dan bisa lekas sembuh agar dapat kembali ke sekolah, karena sebentar lagi anak-anak akan mulai ujian semester.
Dari sakitnya anak2 ini aku mendapat tambahan pengetahuan cara membaca parameter hasil Lab dan keterkaitannya satu sama lain dari dokternya Fathur. Jika ingin melihat adanya demam tifoid, tidak cukup dengan test widal karena widal hanya menunjukkan indikasi pernah terjadi infeksi bakteri thypus. Untuk melihat infeksi yang sedang berlangsung diminta test Salmonella IgM. Memang biaya test Salmonella IgM ini lebih mahal dari Widal test. Di RSIB widal test sekitar Rp 50 ribuan sedangkan test Salmonella IgM sekitar Rp. 180 ribuan. Menurut keterangan yang pernah aku baca, cara mengdiagnosa typhus yang paling tepat adalah gal culture, tapi hasil test tersebut baru dapat diketahui setelah ± 5 hari, tapi dokter sudah bisa melihat tanda2 fisik/klinis penyakit thypus jika demam telah berlangsung 5 hari sehingga pengobatan mulai dapat dilakukan tanpa menunggu hasil gal culture.
Aku berharap para dokter bersedia membagikan sedikit ilmunya kepada pasien bagaimana indikasi suatu penyakit dan cara menanganinya tahap awal, obat apa yang diberikan untuk penyakit apa dan apa efek sampingnya, tanda2 apa yang perlu dikhawatirkan dan harus segera ke dokter. Jika memang tidak perlu diberi obat atau antibiotik ya nggak perlulah diberi obat, cukup pasien itu diberi keterangan dan ditenangkan bahwa penyakit ini tidak2 apa cukup beristirahat saja karena hanya infeksi virus biasa, jarang ya ada dokter seperti ini, biasanya langsung nulis resep … ada antibiotiknya lagi walaupun belum jelas penyebab infeksinya.
Kadang2 aku sering bertanya detail kepada dokter .. ada dokter yang merasa kesal karena pasien yang cerewet dan ada juga yang malah menerangkan dengan jelas agar kita tambah mengerti. Pernah aku disangka dokter juga oleh dokter spesialis mata yang memeriksa anakku … he..he mungkin karena aku banyak bertanya. Suamiku suka nggak enak hati, ngapain sih nanya2 sambil berdiskusi begitu, ntar dokternya marah karena dianggap sok tau, aku bilang biarin aja … kan kita yang punya badan masak diam saja diapa2in ... apalagi sudah membayar mahal ke dokter, masak nggak dapat ilmu apa2.
Pada kenyataannya aku masih sering panik dan tidak rasional… jika anak2 sakit, terutama jika behaviour anak2 menjadi agak berbeda takutnya sakit yang serius .. dan terlambat ditangani, kan saat ini banyak banget virus2 yang berbahaya seperti flu burung, DB dll. Ya Allah yang Maha penyembuh … aku bermohon padaMu, ringankan penyakit anak2ku, beri mereka kesembuhan dan sehatkanlah jiwa dan raganya sehingga dapat menjadi anak2 yang bertakwa, shaleh dan bermanfaat. Ya Allah jadikanlah sakit tersebut menjadi jalan bagi kami untuk selalu dekat denganMu. Amin
Salam Ina
yang masih sering panik dan tidak rasional jika anak2 sakit