Setelah mendapat konfirmasi dan melihat jadwal training yang bakal kuikuti di Singapura, yang pertama kali terpikirkan adalah bagaimana aku dapat melaksanakan shalat dhuhur dan ashar nantinya ?
Jika menjamak shalat dhuhur ke shalat ashar di hotel, takutnya tidak keburu karena jawal selesai kursusnya bakalan sore banget setiap harinya. Solusi lainnya, cari hotel yang dekat dengan tempat kursus, namun karena suami dan anak2 juga ikut ke Singapura ... lebih baik cari hotel yang dekat tempat makan, terutama mengikuti selera Fathur yang hanya suka dengan makanan2 tertentu saja. Setelah menimbang dan bolak balik melihat peta, akhirnya kami memilih menginap di sekitar Marina Square yang dekat dengan Mal dan bisa ke tempat kursus dengan 1 x naik MRT.
Hari pertama sampai di Singapura, setelah check in di hotel, kami langsung survey ke tempat kursus tersebut dipandu oleh suamiku untuk belajar rute MRT ... melalui circle line (kayaknya ini line yang masih baru), berangkat dari stasiun Promenade, sekitar 5 menit jalan kaki dari Marina Square ... turun di stasiun Nichol Highway dan dilanjutkan jalan kaki sekitar 10 menit melalui jembatan yang melintasi jalan tol, total waktu yang diperlukan termasuk menunggu train sekitar 20 - 30 menit. Alhamdulillah, ternyata di sebelah gedung tempat kursus tersebut, ada mesjid namanya Hajjah Fatimah Mosque di Beach Road, lega rasanya ... Insya Allah tetap bisa melaksanakan kewajiban shalat saat kursus nanti.
Hari pertama sampai di Singapura, setelah check in di hotel, kami langsung survey ke tempat kursus tersebut dipandu oleh suamiku untuk belajar rute MRT ... melalui circle line (kayaknya ini line yang masih baru), berangkat dari stasiun Promenade, sekitar 5 menit jalan kaki dari Marina Square ... turun di stasiun Nichol Highway dan dilanjutkan jalan kaki sekitar 10 menit melalui jembatan yang melintasi jalan tol, total waktu yang diperlukan termasuk menunggu train sekitar 20 - 30 menit. Alhamdulillah, ternyata di sebelah gedung tempat kursus tersebut, ada mesjid namanya Hajjah Fatimah Mosque di Beach Road, lega rasanya ... Insya Allah tetap bisa melaksanakan kewajiban shalat saat kursus nanti.
Hari pertama kursus, aku sengaja datang lebih awal karena pengen langsung ke mesjid untuk shalat dhuha ... ternyata mesjidnya dikunci, gagal deh hari itu, nggak bisa shalat dhuha :(. Selama waktu kursus, aku juga melakukan puasa membayar hutang puasa Ramadhan yang lalu, lebih praktis ... nggak perlu pusing2 untuk cari lunch karena takut susah mendapatkan makanan halal di sekitar tempat kursus. Begitu waktu istirahat lunch tiba aku langsung ke mesjid, duduk sambil zikir dan mengaji, menunggu waktu shalat tiba, setelah itu shalat jamak qashar dhuhur dan ashar, lalu kembali ke tempat kursus, sorenya bisa langsung pulang ke hotel tanpa beban karena sudah melaksanakan kewajiban shalat. Biasanya wanita yang hadir di mesjid tersebut hanya sekitar 4 - 5 orang saja yang pas barengan denganku, sampai hafal dengan wajah mereka, saudara2ku sesama muslimah itu.
Nah di hari terakhir kursus, waktu aku tiba di mesjid sudah ada seorang nenek yang sudah tua banget sedang berzikir ... kamipun bersalaman, namanya nenek Aisyah, terus beliau tanya aku bawa HP nggak, karena dia pengen nelpon cucunya ngasih tau keberadaannya saat ini. Akupun menelpon ke rumah cucunya setelah berkali2 salah pencet nomor karena si nenek tidak hafal dan beliau lupa meletakkan catatan nomor telpon tersebut, setelah tersambung si nenek berbicara langsung dengan cucunya, ah senangnya bisa menolong orang yang membutuhkan kita ... eh si nenek memberikan 1 buah lokan ke aku sebagai rasa terima kasihnya, aku berusaha menolak, tapi beliau maksa ngasih ... padahal beliau hanya punya 2 buah saja lho yang dibelinya ketika turun dari taxi, katanya buah tersebut termasuk langka di Singapura, terima kasih ya nek, bisa mencicipi buah tersebut.
Kagum sekali aku dengan nenek itu di umurnya yang sudah renta, beliau selalu menyempatkan diri datang ke mesjid, beliau datang sendirian naik kendaraan umum, bus atau taxi, waktu Ramadhanpun beliau tidak pernah absen ke mesjid Hajjah Fatimah ini. Bahkan waktu mudanya beliau sering ke Indonesia mengikuti pengajian2 dari beberapa ustadz, luar biasa ya ikhtiar beliau dalam mencari ilmu agama. Semoga akhir hidup nenek Aisyah tersebut bisa husnul khatimah ... begitu juga aku ... itu doa yang senantiasa aku panjatkan kepada Allah SWT.
Mesjid berikutnya yang menjadi persinggahan kami untuk shalat adalah mesjid Jamae (Chulia) yang terletak di Chinatown, mesjid ini sudah berdiri lebih dari 100 tahun dan menjadi salah satu bangunan bersejarah di Singapura. Di depan mesjid banyak poster2 yang menceritakan tentang mesjid tersebut yang disediakan untuk dapat dibaca pengunjung atau turis. Oh ya sebelumnya suami dan anak2 sudah pernah ke mesjid ini ketika jalan2 mengisi waktu menunggu aku pulang kursus. Toilet dan tempat wudhuk di mesjid ini sangat bagus, banyak dan bersih, setara dengan yang ada di Mal deh :)
Di hari terakhir di Singapura, kami sempat ke Mustafa center dan lewat di depan suatu mesjid, lupa namanya ... kayaknya fasilitas mesjid ini biasa2 saja terlihat dari luar sehingga kami memutuskan shalat di Orchard saja di Mesjid Al Falah yang terletak di sekitar Paragon, Takashimaya, Orchard Road, mesjid ini fasilitasnya bagus termasuk toiletnya juga bersih. Sambil menunggu waktu shalat ashar tiba karena kami akan jamak qashar dhuhur ke ashar, sempat juga masuk ke Mal2 di sekitar Orchard tersebut sambil window shopping dan ketemu alat sikat karpet yang sudah lama pengen dibeli, tapi barang tersebut nggak pernah diperoleh di Jakarta, mantap :).
Ada kisah lain mengenai shalat di Singapura ini, kami sempat shalat ke arah yang keliru, sebelumnya kami sudah mencari tanda arah qiblat di langit2 kamar hotel, di laci2 tapi tidak terlihat, akhirnya dengan menggunakan kompas penunjuk arah qiblat yang kami bawa, dengan yakin kami mengarah ke tempat yang ditunjuk oleh kompas. Pada hari ke tiga, tiba2 Hifzhan melihat tanda arah qiblat yang terpasang di langit2 salah satu lemari, ternyata arahnya berbeda dengan arah yang ditunjuk kompas, penasaran juga apakah kompas kami salah padahal baru dibeli dan sudah ditest selama di Jakarta.
Kamipun segera melakukan survey arah qiblat di kamar hotel tersebut di berbagai titik dengan kompas ... ternyata arah qiblat tersebut berbeda2. Dari lemari ke arah jendela menunjukkan arah seperti semula yg ditunjukkan oleh kompas kami, namun dari lemari ke arah pintu masuk, arahnya berubah seperti petunjuk qiblat yang ada di lemari hotel. Survey dilanjutkan sampai ke luar kamar dan ternyata sesuai dengan petunjuk yang ada di hotel, sampai sekarang kami bingung, mengapa di tempat tertentu arahnya bisa berbeda, akhirnya kami mengikuti arah qiblat sesuai petunjuk hotel. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kami dan mengampunkan semua kesalahan kami. Aamiin.
Salam Ina
No comments:
Post a Comment