Beberapa hari terakhir ini, berita duka tentang kematian teman, istri teman atau suami teman yang umurnya sebaya atau hampir sebaya denganku pada rentang usia 45 - 50 tahun, bahkan ada yang lebih muda ... datang silih berganti. Setiap mendengar berita kematian, membuatku merenung "apakah giliranku berikutnya ?", betapa sedikitnya bekal yang baru kusiapkan untuk kepulangan ini ... itupun belum tentu bernilai pada perhitungan-Nya.
Ya Allah, beri aku kesempatan dan kemampuan untuk menyiapkan bekal bagi kehidupan yang membahagiakan kelak di negeri akhirat ... disisi-Mu, beri aku kesempatan dan kemampuan melakukan kebajikan-kebajikan yang Engkau perintahkan, beri aku akhir hidup yang baik (husnul khatimah), ampuni aku, sayangi aku ... jauhkan aku dari api neraka-Mu dan tempatkanlah aku kelak di surga-Mu ya Rabbi.
Ya Allah, beri aku kesempatan dan kemampuan untuk menyiapkan bekal bagi kehidupan yang membahagiakan kelak di negeri akhirat ... disisi-Mu, beri aku kesempatan dan kemampuan melakukan kebajikan-kebajikan yang Engkau perintahkan, beri aku akhir hidup yang baik (husnul khatimah), ampuni aku, sayangi aku ... jauhkan aku dari api neraka-Mu dan tempatkanlah aku kelak di surga-Mu ya Rabbi.
Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un .. Sesungguhnya semuanya milik Allah SWT dan kepada-Nyalah kami akan kembali. Semoga teman2 dan saudara2 yang telah mendahuluiku mendapatkan ampunan Allah SWT atas segala kesalahannya dan mendapatkan rahmat, kasih sayang yang berlipat ganda dari Allah SWT atas kebajikan-kebajikannya dan mendapatkan sebaik-baik tempat disisi-Nya.
Ada seorang teman yang mengirimkan puisi "When I die" karya seorang penyair sufi ... Jalaluddin Rumi di mailing list ketika menyampaikan ucapan dukacita, aku tertarik untuk menuliskan di blog ini, puisi ini juga aku terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia, semoga terjemahannya tidak merusak makna dari puisi ini ... soalnya sudah searching di internet belum menemukan terjemahannya, tetapi nekad aja walau bahasa Inggrisku payah banget ... untung ada Mr Google yang very helpful ... tinggal memoles bahasanya dikit2 :)
When I die (Jalaluddin Rumi)
When I die
when my coffin
is being taken out
you must never think
i am missing this world
don’t shed any tears
don’t lament or
feel sorry
i’m not falling
into a monster’s abyss
when you see
my corpse is being carried
don’t cry for my leaving
i’m not leaving
i’m arriving at eternal love
when you leave me
in the grave
don’t say goodbye
remember a grave is
only a curtain
for the paradise behind
you’ll only see me
descending into a grave
now watch me rise
how can there be an end
when the sun sets or
the moon goes down
it looks like the end
it seems like a sunset
but in reality it is a dawn
when the grave locks you up
that is when your soul is freed
have you ever seen
a seed fallen to earth
not rise with a new life
why should you doubt the rise
of a seed named human
have you ever seen
a bucket lowered into a well
coming back empty
why lament for a soul
when it can come back
like Joseph from the well
when for the last time
you close your mouth
your words and soul
will belong to the world of
no place no time
Ketika aku mati ... (Jalaluddin Rumi)
Ketika aku mati
ketika keranda jenazahku
sedang dibawa keluar
engkau jangan pernah berpikir
aku meninggalkan dunia ini
jangan meneteskan air mata sedikitpun
jangan mengeluh atau
merasa menyesal
Aku tidak jatuh
ke dalam jurang yang mengerikan
ketika kau melihat
jenazahku sedang ditandu
jangan menangisi kepergianku
Aku tidak pergi
Aku tiba di keabadian cinta
ketika kau tinggalkan aku
di makam
jangan ucapkan selamat tinggal
ingatlah kuburan
merupakan suatu tirai
terhadap surga yang berada disebaliknya
engkau hanya akan melihatku
dimasukkan ke dalam kubur
sekarang perhatikan kemunculanku
bagaimana bisa ada akhir
saat matahari terbenam atau
bulan tenggelam
kelihatan seperti suatu akhir
tampaknya seperti matahari terbenam
namun pada kenyataannya fajar akan datang
ketika kuburan menutupimu
saat itu jiwamu terbebaskan
apakah engkau pernah melihat
benih jatuh ke bumi
tidak muncul dengan kehidupan baru
mengapa engkau sampai meragukan
tumbuhnya benih yang bernama manusia
apakah engkau pernah melihat
ember yang diturunkan ke dalam sumur
kembali ke atas dalam keadaan kosong
mengapa meratap untuk jiwa
yang ketika ia dapat kembali
seperti Yusuf muncul dari sumur
ketika untuk terakhir kalinya
engkau menutup mulutmu
kata-kata dan jiwamu
akan menjadi milik dunia
tanpa dimensi ruang dan waktu
Salam Ina
1 comment:
keren....saya baru kemarin baca. sekarang sdh faham baca dari blog ibu. trims
Post a Comment