Marhaban Ya Ramadhan, tadi malam Pemerintah RI telah mengumumkan bahwa In_Syaa Allah puasa 1 Ramadhan 1435H akan dimulai pada hari Minggu tanggal 29 Juni 2014, semoga seluruh umat Islam diberi Allah SWT kekuatan dan kesabaran dalam menjalani ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan, semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT dan dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Seperti yang terjadi setiap tahun, umat muslim Indonesia belum kompak juga dalam menentukan awal bulan Ramadhan maupun akhir bulan Ramadhan. Ada Ormas Islam yang telah mulai berpuasa sehari lebih awal dari yang ditetapkan Pemerintah.
Bagaimana kita menyikapi hal ini ? kebetulan dapat sharing tulisan seorang ustadz dari temanku lewat BBM grup yang aku kutip sebagai berikut :
Bagaimana kita menyikapi hal ini ? kebetulan dapat sharing tulisan seorang ustadz dari temanku lewat BBM grup yang aku kutip sebagai berikut :
Bismillah,
Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mentaatiku berarti
telah mentaati Allah, barangsiapa menentangku berarti telah menentang
Allah, barangsiapa mentaati pemimpin umatku berarti telah
mentaatiku & barang siapa menentang pemimpin umatku berarti telah
menentangku." (HR. Bukhari Muslim)
Imam Ibnu Abil Izz berkata, "Dalil2 dari Al Qur'an, sunnah & ijma'
salaf menunjukkan bahwa seorang penguasa, imam shalat, hakim, komandan
perang & petugas zakat itu wajib ditaati semua keputusannya yang
berkaitan dengan hal2 yang bersifat ijtihadiah. Penguasa tidak berkewajiban untuk
mentaati rakyat dalam masalah2 ijtihadiah. Bahkan kewajiban rakyat adalah
mentaati penguasa & meninggalkan pendapatnya demi pendapat yang
dipilih penguasa. Karena sesungguhnya manfaat
persatuan & kesatuan & bahaya perpecahan & perbedaan itu lebih
penting daripada ngotot dalam masalah2 ijtihadiah". (Syarh Thahawiah hal 376).
Wahai saudaraku, bersatulah & jangan berpecah belah. Ikutilah Pemerintah dalam hal ini dan itu lebih selamat bagimu.
Sungguh,
Rabb-mu menyuruhmu untuk ta'at kepada Pemerintah muslim, selama dalam perkara yang ma'ruf, di dalamnya ada hikmah persatuan yang lebih utama. Jika seandainya Pemerintah salah dalam hal ini, maka dosanya untuk mereka.
Sedangkan engkau lebih selamat karena mengikuti perintah Rabb-mu.
Itulah hujjahmu kelak ketika berdiri dihadapanNya.
Rasulmu bersabda:
"Dengar dan taatlah (kepada penguasa). Karena yang jadi tanggungan kalian adalah yang
wajib bagi kalian dan yang jadi tanggungan mereka adalah yang wajib bagi mereka" (HR.
Muslim 1846).
"Sholatlah kalian bersama imam, jika sholat imam itu benar, kalian
mendapat pahala. Jika sholat imam itu salah, kalian tetap mendapat pahala
dan sang imam yang menanggung kesalahannya." (HR. Bukhari no. 662)
Sedangkan, jika engkau ikut Ormas yg menyelisihi Pemerintah, kemudian ternyata mereka salah dalam perhitungannya, apa jawabmu kelak?
Sungguh tanggung jawab itu benar2 akan ada sepenuhnya di pundakmu.
Allahu'alam bisshawab.
Dalam bulan Ramadhan ini, tepatnya tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang, rakyat Indonesia akan menggunakan hak pilih masing-masing untuk menentukan Presiden dan Wakil Presiden RI yang akan menjabat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.
Dalam bulan Ramadhan ini, tepatnya tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang, rakyat Indonesia akan menggunakan hak pilih masing-masing untuk menentukan Presiden dan Wakil Presiden RI yang akan menjabat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.
Pemilu Presiden kali ini lumayan seru, karena capresnya hanya ada 2 pasang calon presiden & wakil presiden, masing-masing mempunyai pendukung dengan prosentase yang besarnya hampir sama pula kalau dilihat dari hasil survey berbagai lembaga. Seringkali para relawan maupun pendukung masing2 capres saling memuji-muji capresnya atau mencaci maki bahkan memfitnah capres lainnya, persis kayak main pingpong, tenis atau badminton he...he, saling memukul bola dan dibalas oleh lawannya, apalagi kalau ada pukulan smash yang membuat lawan terkejut dan bahkan jatuh, senanglah pihak yang membuat smash tersebut :)
Sebagai penonton bola he...he maksudnya rakyat yang akan menggunakan hak pilihnya, bijak-bijaklah mencerna berbagai informasi yang berseliweran di berbagai media seperti media cetak, media online, televisi dan media sosial seperti facebook, twitter, blog, dll. Informasi tersebut kadang-kadang berupa kampanye hitam, kampanye negatif dan kampanye positif, saringlah informasi yang diterima dan cari informasi-informasi lainnya yang dapat dipercaya.
Agak sulit memang memilah-milah mana informasi yang benar, mana yang salah atau fitnah, karena berbagai media yang ada sudah tidak objektif lagi dan cenderung memihak pada pilihan capresnya. Pada akhirnya terpulang pada hati nurani masing-masing untuk memilih capres pada Pemilu nanti, kita sendirilah yang menentukan capres mana yang akan ditusuk pada kertas suara.
Bagi aku penting pula melihat siapa-siapa yang berada dalam kubu capres-capres tersebut, aku akan memilih yang lebih sedikit mudharatnya bagi kaum muslimin, yang lebih banyak didukung oleh partai Islam dan juga yang lebih banyak mendapatkan dukungan para ulama walaupun bagi kubu capres satunya, capres pilihanku terkait masalah HAM yang juga masih simpang siur.
Entahlah aku kog lebih percaya sama penilaianku sendiri bahwa capres pilihanku yaitu capres dengan nomor urut 1 ... punya rasa cinta yang sangat besar untuk bangsa ini dan dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik, beliau tampil apa adanya dia (tidak dibuat-buat atau dipoles untuk pencitraan). Kiprahnya di masyarakat di sekitar tempat tinggalnya maupun bantuannya untuk berbagai kegiatan menurut aku luar biasa banget, hal tersebut dilakukannya sebagai "rakyat" karena beliau bukan pejabat di Pemerintahan.
Aku mengagumi karakter pribadinya yang kuat dan tangguh padahal begitu banyak cercaan, caci maki bahkan mungkin fitnah yang ditujukan kepadanya sejak karir militernya yang cemerlang diberhentikan secara tiba-tiba, kelihatannya dia tidak pernah membalas perlakuan mereka atau membuka aib orang lain. Karakter ksatria ini juga terlihat ketika debat capres, tak sekalipun dia berusaha menyudutkan lawan debatnya, bahkan sangat sportif mengakui jika pendapat lawan debatnya lebih baik. Semoga penilaian aku tidak salah dan semoga saja beliau dapat terpilih menjadi Presiden RI. Aamiin Ya Rabb.
Entahlah aku kog lebih percaya sama penilaianku sendiri bahwa capres pilihanku yaitu capres dengan nomor urut 1 ... punya rasa cinta yang sangat besar untuk bangsa ini dan dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik, beliau tampil apa adanya dia (tidak dibuat-buat atau dipoles untuk pencitraan). Kiprahnya di masyarakat di sekitar tempat tinggalnya maupun bantuannya untuk berbagai kegiatan menurut aku luar biasa banget, hal tersebut dilakukannya sebagai "rakyat" karena beliau bukan pejabat di Pemerintahan.
Aku mengagumi karakter pribadinya yang kuat dan tangguh padahal begitu banyak cercaan, caci maki bahkan mungkin fitnah yang ditujukan kepadanya sejak karir militernya yang cemerlang diberhentikan secara tiba-tiba, kelihatannya dia tidak pernah membalas perlakuan mereka atau membuka aib orang lain. Karakter ksatria ini juga terlihat ketika debat capres, tak sekalipun dia berusaha menyudutkan lawan debatnya, bahkan sangat sportif mengakui jika pendapat lawan debatnya lebih baik. Semoga penilaian aku tidak salah dan semoga saja beliau dapat terpilih menjadi Presiden RI. Aamiin Ya Rabb.
Himbauanku untuk saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, usahakan hadir ke TPS dan jangan sampai golput atau merusak kertas suara sehingga dinyatakan tidak sah. Pilihlah capresmu sesuai dengan penilaianmu atau bisikan hatimu sendiri. Kalaupun penilaian kita ternyata salah, jangan khawatir atau merasa bersalah, karena kita hanya rakyat biasa yang tidak kenal persis dengan capres tersebut, kita mengenal mereka hanya melalui informasi dari berbagai media.
Berikut ini ada kutipan kata-kata hikmah dalam menyikapi seorang Pemimpin .... berkata Ibnu Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-: "Jika pimpinan itu adalah seorang yang adil maka baginya pahala dan keharusan bagimu adalah bersyukur, dan jika pimpinan itu adalah seorang yang jahat maka baginya dosa dan keharusan bagimu adalah bersabar". Siapapun Presiden yang terpilih harus didukung dan dihormati oleh seluruh komponen bangsa.
Tetaplah bersatu sebagai bangsa Indonesia, jangan sampai gara-gara pemilu presiden ini, bangsa kita terpecah belah, nanti ada negara lain yang bersorak gembira dan senang melihat bangsa kita tercerai berai, saling curiga dan mudah diadu domba. Semoga Allah SWT meridhai Pemimpin yang menjadi pilihan terbanyak rakyat Indonesia dan dapat memimpin bangsa ini menjadi bangsa yang besar, adil dan makmur, maju dan terpandang.
Salam Ina
No comments:
Post a Comment