Monday, January 06, 2020

Jalan-jalan ke Pontianak

tugu khattulistiwa
Posting pertama di tahun 2020 ini bercerita tentang jalan-jalan ke Pontianak yang dilakukan pada akhir Desember 2019 yang lalu dengan memanfaatkan hari terjepit tanggal 23 Desember dan tanggal merah Natal serta cuti bersama tanggal 24 Desember, hanya aku dan suami jalan-jalan ke Pontianak, anak2 tidak ada yang ikut. 

He..he ada teman yang iseng tanya ngapain sih ke Pontianak ? cobalah googling ternyata wisata di Pontianak dan juga kulinernya cukup menarik. Selain itu sesuai cita-cita aku untuk bisa berkunjung ke seluruh ibukota provinsi di Indonesia, nah jalan-jalan ke Pontianak ini termasuk bagian dari cita-cita tersebut.

lokasi STQN ke XXV
Kami berangkat ke Pontianak tanggal 23 Desember 2019, karena suamiku tidak mengambil cuti dan agar waktu bolosnya nggak terlalu banyak, kami berangkatnya sore hari, sedangkan aku mengambil cuti satu hari dari kantor. 

Di hari yang sama tersebut uwak (kakaknya ibu mertuaku) meninggal dunia, sehingga sebelum ke bandara kami menyempatkan takziah terlebih dahulu ke rumah duka. Pesawat dari Jakarta ke Pontianak berangkat sesuai jadwal, namun sampai di bandara Supadio Pontianak sudah mendekati maghrib karena pesawat harus berputar beberapa kali sebelum mendarat, infonya ada inspeksi yang dilakukan di runway bandara. 

Kami langsung menuju hotel menggunakan taxi bandara, setelah sholat jamak maghrib dan isya, kamipun keluar mencari makan malam, karena sudah kelaparan kami memilih makan malam di Ayani Mall saja yang terletak di sebelah hotel Mercure tempat kami menginap. Kami memilih menu kwetiau goreng dan ayam goreng di salah satu gerai yang ada di foodcourtnya, ternyata enak banget. Kami juga suprise dengan Mall ini, karena lumayan besar dan tenant2 yang beken di Jakarta ada juga di sini seperti Marugame Udon, Starbuck, Hush Puppies dll, bahkan cafe kesukaan kami juga ada Excelso.
keraton kadriah
Keesokan harinya yaitu hari Selasa tanggal 24 Desember 2019 dengan menggunakan mobil sewa kami melakukan city tour antara lain ke Tugu khatulistiwa dan foto2 di lokasi STQ Nasional XXV yang masih satu komplek dengan tugu khatulistiwa (disini ada bola dunia tempat qari/qariah mengaji). 

Kami juga berkunjung ke keraton kadriah, dilanjutkan dengan makan siang di pondok Ale-ale (kuah ikannya enak bingits), lalu sholat jamak qashar dzuhur dan ashar di masjid jamik Mujahidin, mesjid ini besar dan indah.

bubur pedas
Oh ya ketika sarapan pagi di hotel, ada menu khas Pontianak yaitu bubur pedas  .. mirip bubur ayam tapi warnanya hitam karena rempah2nya ... hm rasanya enak banget sampai nambah berulang kali. 

Setelah selesai sholat, perjalanan dilanjutkan ke rumah adat Dayak dan rumah adat Melayu yang lokasinya berdekatan dan foto2 saja kami di sini. Selanjutnya kami ngupi2 dan makan pisang goreng Srikaya di warung Sukahati yang termasuk dalam rekomendasi daftar kuliner Pontianak. Karena turun hujan, akhirnya kami istirahat dulu di hotel menunggu hujan reda, di perjalanan menuju hotel singgah  di komplek Untan (Universitas Tanjung Pura), ada hutan kecil dan taman2nya, sayang nggak bisa turun berfoto karena hujan.
pemandangan dari kapal
Sore harinya  hujanpun berhenti, kami menuju Alun-alun Kapuas yang merupakan dermaga untuk wisata sungai Kapuas. Kami menyusuri sungai Kapuas naik kapal (kapasitasnya sekitar 100 orang). Kapalnya bertingkat 2, tersedia meja dan kursi seperti restoran. Wisata sungai Kapuas ini berjalan sekitar 1/2 jam dan cukup puaslah bisa menikmati suasana sekitar tepi sungai yang dilewati kapal ini.

taman di Untan
Wisata sungai Kapuas ini biayanya murah meriah, ongkos kapal hanya Rp 15.000 per orang dan harga minuman di atas kapal juga murah. Kami minum es cincau dan air mineral, harganya Rp 5.000/gelas/botol, mereka tidak menaikkan harga sesuka hati .. parkir mobil gratis pula di Alun-alun Kapuas ini. Luar biasa, semoga barokah. 

Hari Rabu tanggal 25 Desember 2019 .. menjelang kembali ke Jakarta, disempatkan foto2 di taman yg berada di lokasi Universitas Tanjung Pura Pontianak yang juga bertetangga dengan hotel Mercure, jadi bisa jalan kaki ke sini. Oh ya jadwal pesawat pulang ke Jakarta kami majukan yang sebelumnya sore hari menjadi siang karena ternyata agenda jalan-jalannya sudah selesai. Semoga lain kali bisa mengunjungi kota2 lainnya di Kalimantan Barat seperti Singkawang, Sambas dll. 

Salam Ina

2 comments:

Agus said...

Dear Mbak Ina. Saya nemu blog Mbak Ina karena mencari informasi mengenai benjolan di lutut. Ternyata sakit saya beda dengan Mbak Ina. Kata dokter, saya menderita Infratellar Bursitis. Memang menyulitkan sewaktu shalat, tetapi saya belum berani dioperasi.
Saya juga ke Pontianak Desember 2019. Sesudah baca posting Mbak Ina, saya baru terpikir, mengapa saya tidak menulis posting pengalaman saya di Pontianak. Padahal saya sempat jalan pagi ke Taman Hutan Pontianak dan dapat penjelasan dari Mahasiswa Untan mengenai sulitnya membudidayakan pohon kayu Ulin, pohon khas Kalimantan. Saya juga mencicipi Kopi Aming, ke Tamah Digulis, dan ke Pondok Ale Ale. Juga ngobrol dengan warga Pontianak yang mengatakan, berobat ke Kuching (Serawak) lebih murah dari berobat di Pontianak ataupun ke Jakarta. Saya juga risau melihat dari jendela pesawat, di Kalimantan Barat, hamparan kebun sawit tampak lebih banyak dari hutan. Terima kasih, Mbak Inna, saya akan mulai menulis.

Sri Inayati said...

tentu seru sekali cerita mas Agus tentang Taman Hutan Pontianak dan tempat-tempat yang dikunjungi jika ditulis. Saya juga membiasakan menulis ini agar sewaktu2 bisa dibaca kembali kenangan2 tersebut dan juga katanya bisa mencegah kepikunan, walaupun kadang2 malas untuk menulis he..he. Selamat menulis ya