Pada tanggal 5 – 7 Feb 2007, aku dan teman sekantor mendapat kesempatan untuk menghadiri LNG World Conference, di hotel Sheraton Walkerhill, Seoul - Korea Selatan. Konferensinya berjalan normal seperti layaknya suatu konferensi Internasional, dengan dihadiri oleh pelaku-pelaku bisnis LNG diseluruh dunia. Kami menginap di hotel Sofitel Ambassador yang terletak dekat dengan Dongguk University, kebetulan rombongan Pertamina berjumlah 7 orang dan 1 orang dari PT Badak LNG menginap di hotel yang sama ... jadinya rame banget ... ketika belajar naik subway pergi dan pulang ke tempat konferensi. Subway di Seoul ini linenya lumayan banyak (ada 10 line) ... sehingga sebentar-bentar kami harus lihat peta .. he..he.. biar tidak salah turun dan tersesat.
Setelah selesai konferensi, kami beramai-ramai naik subway apalagi ... kalau bukan mencari tempat belanja yang murah he... he, cuaca yang dingin ... membuat perut terasa lapar ... mau makan ragu2 karena banyak makanan yang dijual mengandung babi ... tersiksa juga ... akhirnya kami hanya berani makan di KFC saja ... besok harinya ada informasi ada makanan halal di daerah Itaewon yang merupakan salah satu daerah favorit turis .. akhirnya setiap malam kami naik subway kesana untuk makan malam he..he ... disana juga terdapat mesjid terbesar di Seoul dan kami berjumpa dengan saudara-saudara seiman sehingga bisa menanyakan jadwal sholat yang berlaku di Seoul.
Yang menyebalkan adalah sarana komunikasi (HP) Indonesia tidak dapat digunakan di Seoul ... sistemnya beda .. terpaksa menggunakan card untuk hubungan Internasional ... entah karena banjir atau bukan ... untuk menelpon ke Jakarta perlu usaha yang cukup lama baru bisa nyambung.. eh begitu nyambung suaranya nggak jelas ... sehingga komunikasi dengan Jakarta serasa di zaman baheula ketika harus berteriak-teriak di telpon ... he .. he.
Yang menarik untuk diceritakan disini adalah perjalanan menuju bandara, kami dijadwalkan berangkat tanggal 3 Feb 2007, saat itu Jakarta sedang dilanda banjir yang lumayan besar dibandingkan tahun 2002, aku nggak yakin kami bisa berangkat ke bandara tepat waktu. Teman kantorku yang kebetulan tinggal di Kelapa Gading menelpon bahwa sekeliling rumahnya sudah banjir dan tidak dapat dilalui kendaraan … beruntung aku tinggal di Bintaro yang Alhamdulillah ... tidak banjir tapi akses ke kota terputus karena Tanah Kusir dan Deplu tidak dapat dilalui.
Panik juga … bagaimana ke bandaranya … aku diantar suami berencana naik taxi ... eh ternyata taxi Blue Bird tidak beroperasi, untung taxi Express beroperasi, setelah menunggu beberapa lama akhirnya taxi datang, supir taxi bingung ketika kutanyakan akses ke bandara .. akhirnya dia bilang kita coba lewat Serpong saja … setahuku tol Serpong juga ditutup karena banjir. Kita coba saja bu … begitu kata supir tersebut. Untunglah tanggal 3 Feb itu tol serpong sudah dibuka kembali pada jam 11 pagi, walaupun masih banjir tapi sudah dapat dilalui, aku mempersiapkan waktu 4 jam sebelum waktu check in untuk antisipasi kemacetan di jalan, ternyata jalan ke bandara lewat pintu belakang sangat lancar tidak sampai 1 jam tiba di bandara .. akhirnya aku bengong di bandara selama hampir 6 jam … menunggu waktu berangkat. Perjalanan temanku dari Kelapa Gading menuju bandara … lebih dramatis lagi … mulai naik perahu karet, angkot, ojek kemudian baru pake taxi ke bandara plus macet yang luar biasa… yang memakan waktu sekitar 4 – 5 jam di jalan.
Aku berharap ... semoga banjir kali ini segera berlalu ... semoga bapak-bapak di Pemerintahan dapat mencari jalan keluar mengatasi banjir langganan yang selalu hadir di Jakarta. Amin.
Salam Ina
Setelah selesai konferensi, kami beramai-ramai naik subway apalagi ... kalau bukan mencari tempat belanja yang murah he... he, cuaca yang dingin ... membuat perut terasa lapar ... mau makan ragu2 karena banyak makanan yang dijual mengandung babi ... tersiksa juga ... akhirnya kami hanya berani makan di KFC saja ... besok harinya ada informasi ada makanan halal di daerah Itaewon yang merupakan salah satu daerah favorit turis .. akhirnya setiap malam kami naik subway kesana untuk makan malam he..he ... disana juga terdapat mesjid terbesar di Seoul dan kami berjumpa dengan saudara-saudara seiman sehingga bisa menanyakan jadwal sholat yang berlaku di Seoul.
Yang menyebalkan adalah sarana komunikasi (HP) Indonesia tidak dapat digunakan di Seoul ... sistemnya beda .. terpaksa menggunakan card untuk hubungan Internasional ... entah karena banjir atau bukan ... untuk menelpon ke Jakarta perlu usaha yang cukup lama baru bisa nyambung.. eh begitu nyambung suaranya nggak jelas ... sehingga komunikasi dengan Jakarta serasa di zaman baheula ketika harus berteriak-teriak di telpon ... he .. he.
Yang menarik untuk diceritakan disini adalah perjalanan menuju bandara, kami dijadwalkan berangkat tanggal 3 Feb 2007, saat itu Jakarta sedang dilanda banjir yang lumayan besar dibandingkan tahun 2002, aku nggak yakin kami bisa berangkat ke bandara tepat waktu. Teman kantorku yang kebetulan tinggal di Kelapa Gading menelpon bahwa sekeliling rumahnya sudah banjir dan tidak dapat dilalui kendaraan … beruntung aku tinggal di Bintaro yang Alhamdulillah ... tidak banjir tapi akses ke kota terputus karena Tanah Kusir dan Deplu tidak dapat dilalui.
Panik juga … bagaimana ke bandaranya … aku diantar suami berencana naik taxi ... eh ternyata taxi Blue Bird tidak beroperasi, untung taxi Express beroperasi, setelah menunggu beberapa lama akhirnya taxi datang, supir taxi bingung ketika kutanyakan akses ke bandara .. akhirnya dia bilang kita coba lewat Serpong saja … setahuku tol Serpong juga ditutup karena banjir. Kita coba saja bu … begitu kata supir tersebut. Untunglah tanggal 3 Feb itu tol serpong sudah dibuka kembali pada jam 11 pagi, walaupun masih banjir tapi sudah dapat dilalui, aku mempersiapkan waktu 4 jam sebelum waktu check in untuk antisipasi kemacetan di jalan, ternyata jalan ke bandara lewat pintu belakang sangat lancar tidak sampai 1 jam tiba di bandara .. akhirnya aku bengong di bandara selama hampir 6 jam … menunggu waktu berangkat. Perjalanan temanku dari Kelapa Gading menuju bandara … lebih dramatis lagi … mulai naik perahu karet, angkot, ojek kemudian baru pake taxi ke bandara plus macet yang luar biasa… yang memakan waktu sekitar 4 – 5 jam di jalan.
Aku berharap ... semoga banjir kali ini segera berlalu ... semoga bapak-bapak di Pemerintahan dapat mencari jalan keluar mengatasi banjir langganan yang selalu hadir di Jakarta. Amin.
Salam Ina
No comments:
Post a Comment