Tuesday, March 12, 2013

Happy Retirement

Di dunia fana ini, tidak ada yang abadi, setiap awal ... pasti ada akhir, begitu pula dalam bekerja atau berkarir sebagai pegawai baik pegawai negeri (PNS), aparat, (ABRI dan polisi) maupun pekerja swasta. Ada saat memulai dan ada pula saatnya untuk berhenti bekerja atau pensiun karena usia pensiun telah tercapai, hal ini tentunya tidak berlaku bagi pemilik perusahaan atau wiraswasta yang bebas menentukan sendiri usia pensiunnya.

Usia pensiun bagi pekerja yang bekerja di kantor-kantor pemerintahan (PNS), aparat keamanan, maupun sebagian besar perusahaan swasta di negara kita adalah 56 tahun. Walaupun ada wacana bahwa usia pensiun akan dinaikkan menjadi 58 tahun, tapi hal tersebut belum berlaku secara umum. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang migas atau dikenal dengan istilah KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) migas, sebagian perusahaan KKKS sudah ada yang menerapkan usia pensiun 58 tahun.


Di perusahaan tempat aku bekerja, usia pensiun yang diterapkan masih 56 tahun, setahun sebelumnya atau pada usia 55 tahun, pekerja memasuki MPP (masa persiapan pensiun). Di masa MPP ini, pekerja dibebaskan untuk tidak bekerja di kantor, tapi masih mendapat upah tetap yang utuh seperti ketika bekerja. Untuk pekerja yang tadinya mempunyai jabatan, pada masa MPP ini, tunjangan jabatan ditiadakan. Saat ini di perusahaan tempat aku bekerja, kebijakan masa MPP dikurangi menjadi maksimum 6 bulan saja atau mulai umur 55 tahun 6 bulan.

Masa pensiun kadang2 terasa menakutkan bagi sebagian orang terutama terkait urusan keuangan, bayangkan saja upah yang biasa diterima ketika bekerja misalnya 100%, maka ketika pensiun, uang pensiun bulanan yang diterima hanya sekitar 10% saja dari upah ketika bekerja. Selain uang pensiun bulanan, ada perusahaan yang juga memberikan pesangon yang biasanya dibayar sekaligus pada saat pensiun. Itupun hanya perusahaan tertentu saja yang memberikan uang pesangon maupun pensiun bulanan bagi pekerja yang pensiun, sebagian besar lainnya malah tidak memikirkan kesejahteraan pekerjanya yang telah pensiun tersebut. Untuk pegawai negeri mungkin sedikit berbeda, uang pensiun bulanan yang mereka terima tidak berbeda jauh dengan gaji ketika masih bekerja.

Orang yang cerdas finansial, biasanya sudah mempersiapkan masa pensiunnya jauh-jauh hari bahkan sudah dimulai ketika menerima gaji pertama kali ketika mulai jadi pekerja/pegawai. Secara rutin mereka menyisihkan sebagian penghasilannya untuk dana pensiun, di luar dana pensiun yang sudah disiapkan oleh perusahaan. Atau sudah memulai membuat bisnis sampingan yang dapat menambah penghasilan sebagai persiapan untuk masa pensiun. Namun sebagian besar orang termasuk aku, lalai melakukan hal ini. Rasanya seluruh gaji yang diterima habis untuk berbagai keperluan sandang, pangan, kendaraan, rumah, rekreasi dan kadang2 dalam berbelanja terlalu boros dllnya. Apalagi ketika sudah punya anak, pengeluaranpun semakin bertambah, sehingga dana untuk pensiun menjadi prioritas terakhir.

Disiplin untuk menyisihkan dana untuk pensiun memang harus dilatih, karena terkadang kita baru sadar ketika saat pensiun hampir tiba, dan akhirnya penyesalan yang muncul, coba ya dari dulu bersiap2 tentu jumlah dana bulanan yang harus disisihkan tidak sebesar ketika waktunya sudah mepet. Apa boleh buat bagi yang hampir pensiun ... mungkin slogan lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali harus dijalankan sekarang juga.

Banyak cara yang dapat dillakukan agar disiplin dalam mempersiapkan dana pensiun misalnya mengikuti program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang biasanya tersedia di berbagai bank dan asuransi, atau bisa juga membuat program auto debet melalui bank dengan jumlah dan waktu tertentu setiap bulannya ke rekening khusus untuk pensiun, dananya dipotong dari rekening gaji kita. Disiplin ketat harus dijalankan, karena sering juga jika ada kebutuhan mendadak atau penting, rekening khusus untuk pensiun itu diambil juga :) susah memang (ini pengalaman pribadi).

Menurut buku "50 financial wisdom" karangan Eko P Pratomo, investasi untuk masa pensiun tersebut ada 4, yang harus mulai dilatih, dibina dan dilakukan sejak awal, jauh-jauh hari sebelum masa pensiun tiba yaitu : 
  • investasi finansial untuk membiayai hidup di masa pensiun 
  • investasi aktivitas/kegiatan/keahlian untuk mengisi hari-hari di masa pensiun, syukur-syukur bisa menambah dana untuk biaya hidup, atau sebagai tambahan amal ibadah untuk akhirat 
  • investasi kesehatan baik jiwa, raga dan spiritual, agar kehidupan di masa pensiun tenang dan bahagia 
  • investasi pertemanan (friendship) agar di masa pensiun tidak kesepian dan masih bisa melakukan pertemuan/arisan atau sekadar ngobrol bersama teman-teman
Selain itu, menjelang masa pensiun, gaya hidup sehari-hari terutama pengaturan keuangan juga harus mulai disesuaikan. Sedikit demi sedikit pengeluaran yang tidak penting misalnya makan di restoran atau nonton di bioskop seminggu sekali atau lebih, mulai diturunkan. Sehingga ketika pensiun tiba, tidak kaget lagi karena akan sangat sulit merubah gaya hidup secara drastis atau jika dilakukan secara mendadak. Hal tersebut harus disadari karena pada umumnya, hasil investasi pensiun yang kita lakukan selalu akan lebih kecil dari penghasilan ketika masih bekerja sedangkan biaya hidup akan lebih tinggi dibandingkan saat ini karena pengaruh inflasi. 

Kalau Allah SWT masih mengijinkan aku hidup di dunia ini dan masih punya pekerjaan seperti sekarang, maka masa pensiunku akan tiba sekitar 8 tahun lagi, sedangkan suamiku yang usianya 4 tahun lebih tua dari aku, masa pensiunnya sekitar 4 tahun lagi. Akhir-akhir ini aku agak was-was juga, terutama setelah membaca buku di atas, waduh telat nih mulai investasi untuk masa pensiunnya, apalagi aku masih punya anak bungsu yang saat ini masih di Sekolah Dasar kelas 5 dan Insya Allah, ketika aku pensiun nanti, dia baru masuk Perguruan Tinggi, kebayangkan biaya yang harus disiapkan untuk pendidikannya, apalagi dengan laju inflasi 2 digit pertahun di negara tercinta ini :( 

Semoga Allah SWT masih memberi kesempatan dan kemudahan untuk aku dan suami agar dapat berinvestasi untuk masa pensiun nanti, sehingga tetap berbahagia, tetap bersyukur dan bersabar menjalani kehidupan di masa pensiun sampai dipanggil Allah SWT. Dan tentu saja yang lebih penting dari semua itu adalah investasi untuk kehidupan di akhirat kelak sehingga kita dapat memperoleh kehidupan di akhirat yang berbahagia dalam rahmat dan ridha Allah SWT di surga firdaus-Nya.  Aamiin Ya Allah.

Salam Ina 
(Gambar diambil dari http://www.clipartguide.com/_pages/0511-0809-2616-2947.html)

No comments: