senja kuta beach |
Libur lebaran kali ini sudah direncanakan sejak bulan Mei 2016 yang lalu, pilihannya di Indonesia saja, karena selain budget yang tersedia terbatas, juga paspor kami sudah hampir habis masa berlakunya dan saat itu belum memungkinkan untuk melakukan perpanjangan paspor, mengingat anak2 masih berada di luar kota, Afifa ada di Medan dan Hifzhan ada di Bandung. Tadinya aku pengen ke Lombok soalnya kami semua kecuali Afifa belum pernah ke Lombok, tapi karena aku juga ingin mengajak adik-adikku untuk liburan bareng, suamiku bilang ke Bali saja karena adik-adikku belum pernah ke Bali. Kali ini kami akan mencoba sampai ke Lovina beach yang terletak di Bali bagian utara untuk lihat ikan lumba-lumba, wow menarik juga, halo Bali ... kami kembali lagi.
Dua hari sebelum lebaran, adik-adikku yang dari Batam dan Medan tiba di Jakarta, untuk berlebaran bersama-sama dengan kami, karena mbak-mbak sudah pada pulang mudik ke kampung masing-masing, maka di hari lebaran tersebut kami malah membeli makanan via delivery order, tak ada lontong sayur maupun makanan khas lebaran lainnya, kasian deh ...he..he.
taman tirtagangga |
Kegiatan hari pertama, hanya berjalan-jalan di sekitar hotel, yang kebetulan dekat dengan Lippo Mal dan hotel ini juga dekat dengan resto "bebek tepi sawah", jadi untuk tempat makan tidak ada masalah yang berarti. Kami merencanakan nginap di Kuta selama 3 malam, lalu perjalanan dilanjutkan ke Lovina dan menginap selama 2 malam, lalu kembali lagi ke Kuta selama 2 malam, tapi menginapnya di hotel yang berbeda. Kelamaan ya 7 malam di Bali ? mau ngapain aja, aku baru menyadarinya setelah booking hotel dilakukan dan tidak dapat dibatalkan lagi, apa boleh buat suamiku yang merencanakan itenerary selama di Bali ini, kami menjadi follower yang baik dan dilarang protes, he..he.
taman tirtagangga |
Kami mengunjungi sebuah taman yang indah yang terletak di Karang asem sekitar 2 jam dari Kuta namanya taman Tirtagangga, taman ini belum pernah kami datangi pada liburan ke Bali pada waktu2 sebelumnya. Taman ini indah dan terawat dengan baik dan cukup menarik untuk background berfoto ria. Luas area dari taman Tirtagangga adalah 1,2 hektar, yang memanjang dan membentang dari arah timur ke barat. Terdapat tiga tingkatan bangunan di taman Tirtagangga Bali. Di bangunan tertinggi terdapat mata air yang berada di bawah pohon beringin. Bangunan level kedua, terdapat kolam renang dan bangunan yang paling bawah terdapat kolam hias dengan air mancur.
Pada saat kita memasuki taman Tirtagangga, hal pertama yang terlihat adalah hamparan kolam air dan terdapat satu buah candi yang menjulang tinggi di bagian kanan. Di dalam kolam air tersebut, kita dapat melihat ikan hias dan dasar dari kolam. Air di taman ini sangat jernih dan sejuk, karena air kolam berasal dari mata air bukan dari air olahan. Mata air di taman Tirtagangga oleh masyarakat lokal dianggap sebagai air suci dan digunakan dalam upacara keagamaaan di daerah sekitar taman Tirtagangga.
lovina - berburu lumba-lumba |
Hari minggu tgl 10 Juli 2016, kami berangkat menuju Lovina yang terletak di pesisir utara Pulau Bali tepatnya sekitar 10 km arah barat Singaraja. Pantai Lovina berada di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Dalam perjalanan ke Lovina, kami singgah di tempat kerajinan perak di daerah Celuk, kebetulan kacamata Hifzhan patah, sedangkan untuk bikin kacamata baru tidak akan selesai dalam satu hari, sehingga timbul ide untuk menyambung bagian yang patah tersebut di tempat pembuatan kerajinan perak, untunglah mereka bersedia melakukan reparasi kacamata tersebut.
Selain workshop untuk membuat kerajinan perak, di lokasi ini juga ada gedung untuk tempat menjual hasil kerajinannya, ternyata kami malah jadi lama banget di sini, memilih-milih perhiasan ha...ha belanja2 lagi deh, beli cincin, gelang dan bros. Harganya lumayan mahal dibandingkan harga yang dijual di toko yang kami datangi setelahnya, waduh apa kami tertipu ya ??
Rasa penasaran membuatku berbicara khusus dengan sales di toko tersebut untuk menanyakan secara detail tentang perhiasan perak. Setelah dibandingkan antara perhiasan yang dijual di toko tersebut dengan yang kami beli di tempat kerajinan perak di Celuk, sales tersebut mengakui bahwa yang kami beli kualitasnya lebih baik dan mungkin juga lebih tebal dan berat, sehingga harganya lebih mahal, lega juga mendengar penjelasan sales tersebut berarti kami tidak tertipu.
Perjalanan ke Lovina melewati daerah Tabanan dan Bedugul, nah suasana di Bedugul ini mirip suasana daerah Puncak-Jawa Barat karena Bedugul ini berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Pemandangan di kiri dan kanan ada gunung dan ada danau juga yaitu Danau Beratan dengan Pura Ulun Danu. Siapa sangka, ternyata masih ada dua danau lain yang tak kalah cantik dan indah, yaitu Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Dari tiga danau yang ada di Bedugul ini, Danau Beratan menjadi yang terbesar. Di daerah Bedugul ini juga banyak terdapat mesjid diantaranya mesjid Al Hidayah yang lumayan besar dan berlokasi di pinggir danau Beratan, sayangnya waktu kami disini suasana mendung sehingga pemandangan yang indah ini tertutupi kabut.
Kami tiba di Lovina setelah sekitar 4 jam berkendaraan dan sudah malam pula. Kawasan Lovina terkenal sebagai tempat untuk menyaksikan pertunjukan lumba-lumba liar. Nah kami melihat lumba-lumba tersebut pada hari ke tiga di Lovina, karena ingin santai2 dulu memulihkan tenaga. Untuk bisa melihat atraksi lumba-lumba liar, kita harus berangkat pagi sekali saat matahari akan terbit. Mengapa? Karena lumba-lumba di kawasan ini hanya muncul antara pukul 6 pagi hingga 8 pagi. Pada jam itu, puluhan lumba-lumba akan beratraksi secara alami menunjukkan kegiatan mereka. Ada yang sekadar berenang di permukaan air, ada juga yang melompat-lompat. Tentu hal ini akan membuat takjub akan keindahan binatang laut berwarna hitam tersebut.
Biasanya para wisatawan sudah berkumpul di pantai sekitar pukul 5.30 WITA untuk berangkat ke tengah laut. Kami menyewa 2 perahu nelayan yang memang disediakan untuk perjalanan tersebut. Perjalanan dimulai dengan menggunakan perahu kecil yang hanya bisa mengangkut maksimal 4 orang selain sang nelayan dengan biaya sekitar Rp 100 ribu per orang. Perahu akan menuju sekitar satu hingga dua kilometer ke arah tengah laut ke tempat biasanya lumba-lumba akan muncul.
Nah di Lovina ini, anak-anak mengalami pengalaman yang baru lagi yaitu memancing dan snorkeling selain mengejar lumba-lumba di laut lepas yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selama di Lovina kami menginap di Lovina beach house yang menghadap ke laut, penginapan ini lebih mirip dengan rumah dan pelayanannya juga tidak seperti di hotel. Jadi harus siap-siap bawa perlengkapan kamar mandi dan sandal sendiri, juga persediaan bekal makanan seperti indomie, cereal dll. Untuk sarapan pagi, petugas hotel akan datang ke penginapan, lalu menyediakan buah-buahan, membawakan roti, selai, butter dan telor untuk diolah sendiri oleh penyewa, memang di setiap rumah ada dapur dan perlengkapannya untuk masak-memasak.
Setelah menginap 2 malam di Lovina, kami kembali lagi ke Kuta dan menginap lagi sekitar 2 malam di hotel Patra Jasa sebelum kembali ke Jakarta. Selama di Kuta ini, kami lebih banyak menikmati fasilitas pantai yang ada di belakang hotel dan juga jalan-jalan di kawasan Nusa Dua. Tanggal 14 Juli 2016, kami kembali ke Jakarta dan tanggal 15 Juli 2016, adik-adikku kembali ke Medan. Selesailah liburan kali ini. Hmm ...berlibur itu menyenangkan, jadi pengen liburan lagi.
Salam Ina
Rasa penasaran membuatku berbicara khusus dengan sales di toko tersebut untuk menanyakan secara detail tentang perhiasan perak. Setelah dibandingkan antara perhiasan yang dijual di toko tersebut dengan yang kami beli di tempat kerajinan perak di Celuk, sales tersebut mengakui bahwa yang kami beli kualitasnya lebih baik dan mungkin juga lebih tebal dan berat, sehingga harganya lebih mahal, lega juga mendengar penjelasan sales tersebut berarti kami tidak tertipu.
Perjalanan ke Lovina melewati daerah Tabanan dan Bedugul, nah suasana di Bedugul ini mirip suasana daerah Puncak-Jawa Barat karena Bedugul ini berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Pemandangan di kiri dan kanan ada gunung dan ada danau juga yaitu Danau Beratan dengan Pura Ulun Danu. Siapa sangka, ternyata masih ada dua danau lain yang tak kalah cantik dan indah, yaitu Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Dari tiga danau yang ada di Bedugul ini, Danau Beratan menjadi yang terbesar. Di daerah Bedugul ini juga banyak terdapat mesjid diantaranya mesjid Al Hidayah yang lumayan besar dan berlokasi di pinggir danau Beratan, sayangnya waktu kami disini suasana mendung sehingga pemandangan yang indah ini tertutupi kabut.
di tegal lalang |
Kami tiba di Lovina setelah sekitar 4 jam berkendaraan dan sudah malam pula. Kawasan Lovina terkenal sebagai tempat untuk menyaksikan pertunjukan lumba-lumba liar. Nah kami melihat lumba-lumba tersebut pada hari ke tiga di Lovina, karena ingin santai2 dulu memulihkan tenaga. Untuk bisa melihat atraksi lumba-lumba liar, kita harus berangkat pagi sekali saat matahari akan terbit. Mengapa? Karena lumba-lumba di kawasan ini hanya muncul antara pukul 6 pagi hingga 8 pagi. Pada jam itu, puluhan lumba-lumba akan beratraksi secara alami menunjukkan kegiatan mereka. Ada yang sekadar berenang di permukaan air, ada juga yang melompat-lompat. Tentu hal ini akan membuat takjub akan keindahan binatang laut berwarna hitam tersebut.
Biasanya para wisatawan sudah berkumpul di pantai sekitar pukul 5.30 WITA untuk berangkat ke tengah laut. Kami menyewa 2 perahu nelayan yang memang disediakan untuk perjalanan tersebut. Perjalanan dimulai dengan menggunakan perahu kecil yang hanya bisa mengangkut maksimal 4 orang selain sang nelayan dengan biaya sekitar Rp 100 ribu per orang. Perahu akan menuju sekitar satu hingga dua kilometer ke arah tengah laut ke tempat biasanya lumba-lumba akan muncul.
senja di lovina beach |
Setelah menginap 2 malam di Lovina, kami kembali lagi ke Kuta dan menginap lagi sekitar 2 malam di hotel Patra Jasa sebelum kembali ke Jakarta. Selama di Kuta ini, kami lebih banyak menikmati fasilitas pantai yang ada di belakang hotel dan juga jalan-jalan di kawasan Nusa Dua. Tanggal 14 Juli 2016, kami kembali ke Jakarta dan tanggal 15 Juli 2016, adik-adikku kembali ke Medan. Selesailah liburan kali ini. Hmm ...berlibur itu menyenangkan, jadi pengen liburan lagi.
Salam Ina
No comments:
Post a Comment