Impurities/Contaminant dalam Gas Alam
Gas
Asam (Acid Gas) ~ CO2 and
H2S
·
Gas
Alam dapat dikategorikan sebagai gas
asam yang juga disebut subquality gas bila mengandung CO2 dan H2S pada tingkat
tertentu. Beberapa pakar menyebutkan bahwa apabila kandungan H2S dalam gas alam
lebih dari 5.7 mg per meter kubik, sudah dikategorikan "gas asam”.
Subquality gas selain beracun juga sangat korosif serta mempunyai kontribusi
terhadap emisi SO2 yang berbahaya bagi lingkungan.
· Untuk
dapat dijual, maka gas alam yang mengandung gas asam tersebut harus
ditreatment/dimurnikan sampai pada tingkat yang sesuai dengan yang diperlukan
bagi costumer pada umumnya.
·
Biasanya
kandungan H2S harus diturunkan sampai pada tingkat maksimum sebesar 4 ppmv sedangkan CO2 yang juga sebagai bahan penyebab korosi harus
diturunkan sampai pada tingkat maksimum sebesar 5% mole, bahkan untuk
kepentingan tertentu seperti sebagai feed gas ke LNG Plant harus diturunkan
sampai maksimum 50 ppmv.
Senyawa
Sulphur (Sulphur Compound)
· Senyawa
sulphur walaupun dalam jumlah yang relative kecil (biasanya dalam hitungan
ppmv), sangat susah dipisahkan dan untuk menurunkan kandungan setiap senyawa
sulphur memerlukan technologi yang berbeda.
·
Senyawa
sulphur selain sangat beracun juga mempunyai kontribusi terhadap emisi SO2.
· Apabila
konsentrasi H2S dalam gas alam tinggi,
maka dapat dipastikan akan terdapat kandungan senyawa sulphur dalam gas
tersebut sangat significant, maka senyawa tersebut juga harus dipisahkan dari
gas alam bersama sama dengan H2S sampai kandungan total sulphur sesuai dengan
spesifikasi yang dikehendaki.
·
Mercaptan
(RSH), yang terdiri dari methyl, ethyl, propyl, iso propyl, butyl mercaptan
·
Carbonil
Sulfide (COS)
·
Carbon
Disulfide (CS2)
·
Alkyl
Sulfides (RSR), yang terdiri dari di-methyl, methyl, ethyl, diethyl, dll
·
Disulfides
(RS2), yang terdiri dari di-methyl, methyl, ethyl, di-ethyl, dll
Carbonil
Sulfida dan Carbon disulfida (COS/CS2)
Carbonil
Sulfida dan Carbon disulfida (COS/CS2) merupakan kontributor terhadap kandungan
total S dalam sweet gas yang juga relatve sulit untuk dipisahkan dalam feed
gas. Beberapa solven dapat menyerap
sebagian COS dan CS2, tetapi beberapa jenis solven sama sekali tidak dapat
menyerap unsur tersebut. Untuk itu diperlukan tambahan peralatan lainnya
seperti molecular sieve dan juga Reclaimer.
Kandungan Carbonil Sulfida dan Carbon disulfida (COS/CS2), FeSO2, Free O2 dan kontaminann lainnya akan merusak larutan Amine, selain itu endapan terlarut, partikel solid, garam2 terlarut dan produk2 terdegradasi akan menyebabkan foaming dan korosi. Untuk itu dapat diatasi dengan memasang reclaimer yang merupakan bagian integral dari sistim AGRU yang dipasang pada aliran lean amine yang keluar setelah botom kolom stripper/regenerator, sebagian lean amine (3 – 5 %) setelah dari Rebioler dialirkan ke Reclaimer pada temperatur antara 300 – 350 derajat Celsius, dimana sebagian besar lean amine akan ke reclaimer over head kecuali Amine yang terdegradasi akan dikeluarkan melalui reclaimer dump.
Kandungan Carbonil Sulfida dan Carbon disulfida (COS/CS2), FeSO2, Free O2 dan kontaminann lainnya akan merusak larutan Amine, selain itu endapan terlarut, partikel solid, garam2 terlarut dan produk2 terdegradasi akan menyebabkan foaming dan korosi. Untuk itu dapat diatasi dengan memasang reclaimer yang merupakan bagian integral dari sistim AGRU yang dipasang pada aliran lean amine yang keluar setelah botom kolom stripper/regenerator, sebagian lean amine (3 – 5 %) setelah dari Rebioler dialirkan ke Reclaimer pada temperatur antara 300 – 350 derajat Celsius, dimana sebagian besar lean amine akan ke reclaimer over head kecuali Amine yang terdegradasi akan dikeluarkan melalui reclaimer dump.
Mercaptants
(RSH)
·
RSH
dapat diadsorbsi pada De-H2O mole sieve beds. RSH yang diadsobssi tersebut
kemudian di recycle ke AGRU dan diasumsikan akan mengalir seluruhnya kedalam
Sales Gas or LNG product.
·
Sales
Gas or LNG product mengandung total
sulfur maksimum 21 ppmv , atau sama dengan 15 ppmv didalam feed gas.
·
Apabila
data sampel feed gas dari berbagai
sumber gas mengandung campuran RSH, COS and CS2
lebih besar dari 20 ppmv, maka perlu di lakukan treatment / pemurnian
dengan menggunakan salah satu metode sbb:
·
Memasang
molecular sieve sulfur guard bed. (Bed disposal atau bed regeneration akan menjadi masalah ikutan dan memerlukan tambahan sistim treatmen lebih
lanjut)
·
Menggunakan metode
proses AGRU alternative (mis.,
Physical Solvent Proces) yang dapat menjamin
eliminasi RSH, COS dan CS2. , dimana Chemical
digantikan dengan Physical solvent
jika gas alam mengandung RSH ,
COS and CS2 lebih dari 20 ppmv.
Seperti
kandungan H2S yang mempunyai kontribusi terhadap emisi SO2, maka senyawa
sulphur harus diturunkan sampai pada tingkat maksimum Total Sulphur sebesar 30
ppmv, bahkan untuk kepentingan tertentu seperti sebagai feed gas ke LNG Plant
harus diturunkan sampai maksimum 17.5 ppmv.
Air (H2O)
Keberadaan natural gas (gas alam) di dalam perut bumi
tidak dapat terpisahkan dari air. Pada umumnya gas alam yang baru keluar dari
perut bumi kandungan uap airnya tinggi atau dalam kondisi saturated (jenuh).
Dengan kandungan air yang tinggi akan menyebabkan timbulnya hidrat maupun
korosi pada perpipaan sehingga gas tersebut akan membuat permasalahan dalam
pengoperasian maupun akan menurunkan nilai jual maupun nilai ekonomis.
Dehydration sangat penting dalam tiga aspek :
Dehydration sangat penting dalam tiga aspek :
· Gas
Gathering. Air harus dihilangkan untuk mengurangi korosi perpipaan dan
mengurangi penyumbatan pipa (line blockage) karena pembentukan hidrat. Dew
point air haruslah lebih rendah daripada temperatur perpipaan terendah untuk
mencegah terbentuknya air bebas (free water).
·
Product
dehydration. Baik produk gas dan liquid memiliki spesifikasi kandungan air
(water content) tersendiri. Sales gas dari plant biasanya dalam kondisi kering apalagi jika digunakan untuk cryogenic hydrocarbon liquid recovery.
Kebanyakan dari spesifikasi produk gas pipa mensyaratkan free water content < 10
lb/MMscf. Untuk liquid,
kandungan air adalah 10 – 20 ppmv
· Proses Cryogenic. Untuk
gas plant yang menggunakan proses cryogenic untuk pencairan
gas (LNG) dan jika gas
asam dihilangkan dengan menggunakan proses penggunaan amine, maka gas yang
keluar akan mengandung air dalam kondisi saturated (jenuh). Untuk mencegah
terbentuknya hidrat dalam unit cryogenic ini, maka konsentrasi air hendaknya
kurang dari 0,1 ppmv.
Kandungan air pada umumnya dinyatakan dalam beberapa cara :
Kandungan air pada umumnya dinyatakan dalam beberapa cara :
·
Massa
air per volume gas, lb/MMscf (mg/Sm3)
·
Temperatur
dew point, oF (oC)
·
Konsentrasi,
parts per million by volume (ppmv)
·
Konsentrasi,
parts per million by mass (ppmw)
Proses
gas dehydration yang umum dipakai dalam industri gas adalah absorpsi, adsorpsi,
dessicant, dan membrane. Dalam proses absorpsi, pada umumnya
digunakan absorbent ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), triethylene
glycol (TEG), tetraethylene glycol (TREG), dan propylene glycol. Sedangkan
tiga tipe komersial adsorbent yang biasa digunakan adalah silica gel yang
dibuat dari SiO2, activated alumina (dari Al2O3), dan molecular sieve terbuat
dari aluminosilicate
Nitrogen (N2)
Nitrogen
(N2) juga secara alamiah merupakan impurities yang terkandung dalam gas
alam. Impurities jenis ini akan menaikan
volume transportasi juga akan mengurangi calorific atau heating value dari gas
alam tersebut, karena harga jual gas alam terutama untuk bahan bakar dihitung
berdasarkan nilai kalornya yang disebut US$/mmBtu. Adanya
Nitrogen dalam gas alam apabila akan digunakan sebagai feed gas ke LNG Plant
harus diturunkan sampai maksimum 1.0 % mole.
Mercury (Hg)
Mercury (Hg) dalam gas alam pada umumnya berbentuk
elemental dan karena merupakan logam berat yang berbahaya bagi kesehatan
manusia dan juga berbahaya bagi
peralatan proses maupun pipa transmisa gas , maka harus dibatasi. Adanya
Mercury dalam gas alam apabila akan digunakan sebagai feed gas ke LNG Plant
harus dibatasi sampai dengan maksimum 0.001 ppbv.
Oxygen (O2)
Sesungguhnya
tidak lazim adanya gas Oxygen (O2) dalam natural gas. Oxygen dalam natural gas
pada awalnya diketemukan oleh salah satu Process Lisensor Pemurnian Gas di USA
pada beberapa reservoir di Amerika Serikat dan oleh karena itu tidak didapatkan
tipikal konsentrasi oxygen yang terkait dengan komponen lainnya dalam natural
gas. Kebanyakan konsentrasi oxygen tidak lebih dari 100 ppmv, tetapi ada juga
yang sampai 3500 ppmv baik pada gathering system tekanan vacuum, tekanan rendah
maupun tekanan tinggi.
Pada tingkat kandungan oxygen diatas 10 ppmv saja, akan menyebabkan masalah pada peralatan sbb:
Pada tingkat kandungan oxygen diatas 10 ppmv saja, akan menyebabkan masalah pada peralatan sbb:
·
Molesieves
Dehydration
·
Mempertinggi
kerusakan pada peralatan proses, korosi dan HC losses di AGRU
·
Akan
membentuk elemental Sulphur (bila terdapat H2S dalam gas alam).
Oleh
karena itu adanya kandungan oxygen (O2) dalam gas alam, merupakan salah satu
komponen yang harus juga dihilangkan sama sekali sampai 0 ppmv atau diturunkan
sampai level tertentu.
Benzene, Toluene dan Xylene (BTX)
Komponen
Benzene, Toluene dan Xylene (BTX) merupakan masalah penting yang berkaitan
dengan penurunan CO2 maupun H2S dalam Acid Gas Renoval Unit yang menggunakan
solven jenis Amine apa saja, karena BTX akan berkompetisi dengan CO2 dan H2S
dalam proses absorbsi, sehingga akan memerlukan lebih banyak solven yang
digunakan dibandingkan dengan apabila tidak mengandung BTX dalam gas alam, hal
tersebut akan berakibat menaikkan
kapasitas AGRU untuk menurunkan CO2 dan H2O dengan jumlah yang sama.
Demikian juga pada unit penurunan mercaptan (RSH) bila menggunakan molesieve, karena akan berkompetisi dengan mercaptan untuk mempercepat kejenuhan unit molesieve, sehingga memerlukan kapasitas yang lebih besar untuk mereduksi mercaptan dengan jumlah yang sama apabila tidak mengandung BTX dalam gas alam.
Adanya BTX dalam gas alam apabila akan diproses melalui Acid Gas Removal Unit dengan solvent Amine, Mercaptan Removal dengan molsieve type 13x, Dehydration Unit dengan Glycol dan turunannya (TEG) ataupun untuk feed gas ke Unit Sulphur Recovery seperti Thyopaq, maka BTX harus dibatasi sampai dengan maksimum 0.034 % mol.
Demikian juga pada unit penurunan mercaptan (RSH) bila menggunakan molesieve, karena akan berkompetisi dengan mercaptan untuk mempercepat kejenuhan unit molesieve, sehingga memerlukan kapasitas yang lebih besar untuk mereduksi mercaptan dengan jumlah yang sama apabila tidak mengandung BTX dalam gas alam.
Adanya BTX dalam gas alam apabila akan diproses melalui Acid Gas Removal Unit dengan solvent Amine, Mercaptan Removal dengan molsieve type 13x, Dehydration Unit dengan Glycol dan turunannya (TEG) ataupun untuk feed gas ke Unit Sulphur Recovery seperti Thyopaq, maka BTX harus dibatasi sampai dengan maksimum 0.034 % mol.
No comments:
Post a Comment