Libur akhir semester genap atau libur
kenaikan kelas tahun 2019 ini, kami tidak merencanakan liburan keluarga karena
beberapa kondisi yang tidak memungkinkan untuk berlibur bersama-sama. Putri sulungku Afifa sedang hamil anaknya yang ke 2 dan kehamilannya sudah
di triwulan ke tiga, sehingga tidak memungkinkan untuk bepergian menggunakan
pesawat terbang. Selain itu suamiku juga baru memulai kontrak kerja yang baru
sehingga belum bisa mengambil cuti. Akhirnya aku berencana pulang kampung ke
Aceh sekalian mengajak ke dua anakku yang laki2 Hifzhan dan Fathur untuk
menemaniku.
Kami berangkat tanggal 2 Juli 2019 dari Jakarta menuju Medan dengan pesawat Garuda, dari bandara Kualanamu Medan perjalanan dilanjutkan dengan pesawat Citilink menuju kota Lhokseumawe. Sebagai informasi setiap hari ada pesawat Wing Air yang terbang dari Medan ke Lhokseumawe pp, namun untuk pesawat Citilink hanya ada satu kali dalam satu minggu yaitu di hari Selasa.
Kami tiba di bandara Malikussaleh Lhokseumawe
sekitar jam 13.30, dengan menggunakan mobil sewa kami langsung menuju mesjid Istiqamah di komplek ex PT Arun yang
sekarang digunakan oleh PT Perta Arun Gas salah satu anak perusahaan Pertamina. Setelah
selesai sholat, kami keliling kompleks perumahan dan melihat-lihat rumah-rumah
yang dulu pernah kami tempati ketika ditugaskan di PT Arun. Sayang sekali
rumah-rumah tersebut sebagian besar sudah rusak dan tidak ada penghuninya.
lontong sayur dan nasi guri Sp ASMI Lhokseumawe |
Besoknya hari Rabu tanggal 3 Juli 2019 pagi, kami sarapan lontong sayur dan nasi guri di simpang ASMI Lhokseumawe yang sering dibicarakan di grup WA SMAku .. hm makanannya enak. Perjalanan dilanjutkan ke Matang Gelumpang II untuk ziarah ke makam bapakku, nah disini kami sempat mencicipi sate khas Matang yang enak di salah satu kedai di Matang Geulumpang II.
Sate "Matang" |
Gule plik U Cue |
Di perjalanan ke Banda Aceh dari piknik ke Gunung Geuruthe, kami makan siang di salah satu warung yang menyediakan gulai khas kabupaten Aceh Besar yaitu plik u Cue, nah aku sendiri baru pertama kali mencobanya .. Cue ini adalah sejenis siput/keong .. hm rasanya lumayan gurih.
Hari Jumat tanggal 5 Juli 2019, kami berkunjung
ke rumah beberapa saudara sepupu yang ada di Banda Aceh ditemani oleh salah
seorang sepupuku yang berbaik hati minta ijin dari kantor untuk menemaniku. Setelah
anak-anakku selesai sholat Jumat di mesjid Raya Baiturrahman, kami check out dari hotel dan dijemput oleh adikku Adek yang akan
sama-sama berangkat ke Sigli untuk menghadiri pernikahan salah satu keponakanku
yaitu anak tiri dari adikku Ipa.
Di Sigli kami menginap di hotel Grand Blang Asan, jarak Banda Aceh-Sigli sekitar 2-3 jam naik mobil ke arah Medan. Di Sigli sempat mencicipi mie Aceh Misbah ... semoga bener nama mie Acehnya ...soalnya lupa dicatat nama warungnya. Hari Sabtu 6 Juli 2019, selesai acara akad nikah dan resepsi atau acara intat linto (antar pengantin laki2) sekitar pukul 4 sore kami kembali ke Banda Aceh .. oh ya dalam perjalanan ke Sigli maupun perjalanan kembali ke Banda Aceh kami singgah makan malam di warung nasi bang Nasir yang menjual ayam dan bebek baik goreng maupun gulai ... lokasinya di Lambaro Aceh Besar.
Di Sigli kami menginap di hotel Grand Blang Asan, jarak Banda Aceh-Sigli sekitar 2-3 jam naik mobil ke arah Medan. Di Sigli sempat mencicipi mie Aceh Misbah ... semoga bener nama mie Acehnya ...soalnya lupa dicatat nama warungnya. Hari Sabtu 6 Juli 2019, selesai acara akad nikah dan resepsi atau acara intat linto (antar pengantin laki2) sekitar pukul 4 sore kami kembali ke Banda Aceh .. oh ya dalam perjalanan ke Sigli maupun perjalanan kembali ke Banda Aceh kami singgah makan malam di warung nasi bang Nasir yang menjual ayam dan bebek baik goreng maupun gulai ... lokasinya di Lambaro Aceh Besar.
Makan di sini enak banget dan murah, di perjalanan ke Sigli, kami makan untuk 5 orang dengan menu ayam atau bebek sampai 3 potong per orang, total harganya hanya Rp 175.000 sudah termasuk minum dan kerupuk. Di perjalanan kembali ke Banda Aceh kami makan 7 orang total biaya Rp 225.000, jadi rata2 per orang hanya terkena biaya sekitar 30 - 35 ribu, padahal makannya sudah banyak banget. Luar biasa, masih terbayang-bayang lezatnya ayam goreng kampung yang dimakan saat masih hangat .. baru digoreng, hm menetes air liur waktu menulis cerita ini he..he.
tumeh boh engkot dan tumeh aso tirom |
No comments:
Post a Comment