Tanggal 1 - 7 Maret 2008 yang lalu, aku mendapat kesempatan dari perusahaan untuk berkunjung ke Shell Amsterdam sekalian melihat fasilitas Sulfur Removal Unit (SRU) dengan lisensor Shell Paques. Saat ini proyek kami sedang melaksanakan Basic Design Package untuk Acid Gas Removal Unit (AGRU) dengan lisensor Shell Global Solution dan SRU menggunakan proses Shell Paques.
Berangkat dari Jakarta tgl 1 Maret jam 19.00 dengan KLM dan sampai di Amsterdam tgl 2 Maret jam 5.25 pagi. Berhubung pintu bagasi pesawat membeku … bagasi baru dapat dikeluarkan setelah 2 jam, sambil menunggu penumpang mendapat voucher untuk minum kopi senilai 5 Euro. Karena menunggu bagasi tersebut .. akhirnya kami bisa barengan dengan rombongan lainnya yang naik SQ yang tiba belakangan dan sama2 dijemput menuju Hotel Victoria yang berada dekat dengan Central Station yaitu stasiun kereta api yang melayani penumpang di dalam kota Amsterdam, Belanda dan juga ke seluruh Eropah.
Hari pertama kami berkunjung ke kantor pusat Shell E&P yang terletak di Rijswijk sekitar 1 jam perjalanan dari Amsterdam, kantor ini punya fasilitas yang sangat lengkap dan modern baik yang berhubungan dengan pekerjaan seperti ruang 3 dimensi untuk mengevaluasi gambar seismic dan Learning Centre yang sangat lengkap, maupun fasilitas pendukung lainnya seperti tempat makan dan yang sangat surprise adalah kantor ini memiliki ruang shalat yang sangat nyaman untuk laki2 dan perempuan secara terpisah … kalah deh kantor2 yang ada di Jakarta he..he.
Malamnya kami dijamu makan di Restoran Indonesia yang terletak di Jl Hilversum, mungkin maksud mereka ingin menghormati kami sehingga dipilih acara makan dengan menu Rijstafel, hidangan utama yang disajikan sangat banyak sehingga kita tidak mampu untuk menghabiskan, sayang sih makanan tersebut harus dibuang, rasa hidangan utamanya juga biasa saja … hanya 2 menu saja yang enak menurutku, yaitu makanan pembuka berupa sate domba yang sangat empuk dan makanan penutup pilihanku yaitu es krim kelapa muda yang disajikan dengan serutan kelapa muda.
Hari ke dua kami berkunjung ke Shell R&D yang terletak di Amsterdam, kami hanya perlu jalan kaki dari Hotel dan menyeberangi kanal dengan Ferry yang disediakan gratis oleh Pemerintah Belanda. Kebanyakan penduduk Amsterdam ini bersepeda kemana-mana … dan untuk itu Pemerintah menyediakan jalan khusus untuk sepeda, iri deh kita. Setelah itu kami menuju ke Fasilitas SRU yang sudah beroperasi yang terletak di Eerbeek sekitar 1 jam perjalanan dari Amsterdam.
Fasilitas di Eerbek ini merupakan fasilitas water treatment, dimana limbah dari beberapa pabrik kertas yang ada disekitar Eerbeek dikumpulkan kemudian diolah menggunakan mikroorganisme menjadi biogas. Gas Methana dari biogas tersebut digunakan untuk membangkitkan listrik sedangkan H2S yang terkandung didalam biogas dipisahkan melalui SRU unit yang juga menggunakan mikroorganisme untuk merubah H2S menjadi Sulfur. Sulfur yang dihasilkan berupa Biosulfur yang menurut pihak Shell Paques dapat langsung digunakan untuk pupuk, tapi fasilitas di Eerbeek tersebut tidak memanfaatkan produk Sulfurnya karena Sulfur yang dihasilkan sekitar 100 kg/hari tersebut diproses kembali sebagai limbah melalui aerasi dan clarifier serta langsung dibuang ke saluran pembuangan.
Setelah dari Eerbeek, kami melanjutkan perjalanan ke Balk sekitar 1 jam perjalanan dari Eerbeek untuk melihat fasilitas yang dimiliki oleh Paques dalam memproduksi Bioreaktor dan equipment lainnya untuk SRU. Oh ya sebelum ke Balk karena sudah waktunya makan siang, kami makan di sebuah hotel yang terletak di pedesaan .. sekali lagi surprise yang diberikan pihak Shell Paques untuk kami yang muslim yaitu mereka menyewakan 1kamar hotel agar kami bisa shalat. Terima kasih ya …
Acara selanjutnya adalah makan malam dengan menu Eropah di suatu tempat yang tidak jauh dari Balk … makanannya sangat enak mulai dari makanan pembuka sampai makanan penutup, maknyus deh, kebanyakan menu yang disajikan adalah ikan dan ayam, karena diantara kami yaitu aku dan 1 orang temanku muslim. Oh ya satu hal lagi yang ingin kusampaikan karena lokasi Eerbeek dan Balk terletak di pedesaan .. suasana pedesaannya hampir mirip dengan di Indonesia yaitu jajaran ladang pertanian dengan pematang dan beberapa ada yang diberi pagar kayu yang rendah, mungkin bentuk atau tata letak pedesaan kita merupakan warisan dari masa penjajahan Belanda …
Karena waktu yang sangat singkat di Amsterdam, tidak ada waktu untuk jalan-jalan … hanya hari pertama ketika kami sampai, sambil menunggu waktu chek ini di hotel, kami memanfaatkan waktu untuk ikut tour ke Volendam dan Windmill yaitu tempat di pedesaan yang masih memanfaatkan kincir angin untuk memproses pembuatan sepatu tradisional Belanda (kelom kayu) dan produksi keju.
Terus di hari terakhir setelah meeting dengan Shell, sambil menunggu waktu untuk check out Hotel aku mengikuti kanal tour yaitu menyusuri kanal-kanal yang ada di Amsterdam sambil melihat bangunan2 yang ada disekitar kanal tersebut. Yang menarik di Amsterdam ini adalah banyak sekali kanal sehingga walaupun letak beberapa areanya berada di bawah permukaan laut, area tersebut tidak pernah kebanjiran .. semoga pemerintah DKI dapat mempelajari sistem drainage, dredging sungai dari pemerintah Amsterdam karena satu pesawat denganku juga ada beberapa pegawai dari DKI yang sedang studi banding kesana. Seharusnya kami pulang tanggal 6 Maret dan tiba tanggal 7 Maret, tapi karena tanggal 7 maret adalah hari libur nasional … maka waktu tersebut dimafaatkan untuk jalan-jalan ke Paris, Tanggal 5 Maret aku dan temanku dari PPGJ berangkat dari Amsterdam ke Paris ... Paris, I am coming .... ceritanya menyusul.
Salam Ina
Berangkat dari Jakarta tgl 1 Maret jam 19.00 dengan KLM dan sampai di Amsterdam tgl 2 Maret jam 5.25 pagi. Berhubung pintu bagasi pesawat membeku … bagasi baru dapat dikeluarkan setelah 2 jam, sambil menunggu penumpang mendapat voucher untuk minum kopi senilai 5 Euro. Karena menunggu bagasi tersebut .. akhirnya kami bisa barengan dengan rombongan lainnya yang naik SQ yang tiba belakangan dan sama2 dijemput menuju Hotel Victoria yang berada dekat dengan Central Station yaitu stasiun kereta api yang melayani penumpang di dalam kota Amsterdam, Belanda dan juga ke seluruh Eropah.
Hari pertama kami berkunjung ke kantor pusat Shell E&P yang terletak di Rijswijk sekitar 1 jam perjalanan dari Amsterdam, kantor ini punya fasilitas yang sangat lengkap dan modern baik yang berhubungan dengan pekerjaan seperti ruang 3 dimensi untuk mengevaluasi gambar seismic dan Learning Centre yang sangat lengkap, maupun fasilitas pendukung lainnya seperti tempat makan dan yang sangat surprise adalah kantor ini memiliki ruang shalat yang sangat nyaman untuk laki2 dan perempuan secara terpisah … kalah deh kantor2 yang ada di Jakarta he..he.
Malamnya kami dijamu makan di Restoran Indonesia yang terletak di Jl Hilversum, mungkin maksud mereka ingin menghormati kami sehingga dipilih acara makan dengan menu Rijstafel, hidangan utama yang disajikan sangat banyak sehingga kita tidak mampu untuk menghabiskan, sayang sih makanan tersebut harus dibuang, rasa hidangan utamanya juga biasa saja … hanya 2 menu saja yang enak menurutku, yaitu makanan pembuka berupa sate domba yang sangat empuk dan makanan penutup pilihanku yaitu es krim kelapa muda yang disajikan dengan serutan kelapa muda.
Hari ke dua kami berkunjung ke Shell R&D yang terletak di Amsterdam, kami hanya perlu jalan kaki dari Hotel dan menyeberangi kanal dengan Ferry yang disediakan gratis oleh Pemerintah Belanda. Kebanyakan penduduk Amsterdam ini bersepeda kemana-mana … dan untuk itu Pemerintah menyediakan jalan khusus untuk sepeda, iri deh kita. Setelah itu kami menuju ke Fasilitas SRU yang sudah beroperasi yang terletak di Eerbeek sekitar 1 jam perjalanan dari Amsterdam.
Fasilitas di Eerbek ini merupakan fasilitas water treatment, dimana limbah dari beberapa pabrik kertas yang ada disekitar Eerbeek dikumpulkan kemudian diolah menggunakan mikroorganisme menjadi biogas. Gas Methana dari biogas tersebut digunakan untuk membangkitkan listrik sedangkan H2S yang terkandung didalam biogas dipisahkan melalui SRU unit yang juga menggunakan mikroorganisme untuk merubah H2S menjadi Sulfur. Sulfur yang dihasilkan berupa Biosulfur yang menurut pihak Shell Paques dapat langsung digunakan untuk pupuk, tapi fasilitas di Eerbeek tersebut tidak memanfaatkan produk Sulfurnya karena Sulfur yang dihasilkan sekitar 100 kg/hari tersebut diproses kembali sebagai limbah melalui aerasi dan clarifier serta langsung dibuang ke saluran pembuangan.
Setelah dari Eerbeek, kami melanjutkan perjalanan ke Balk sekitar 1 jam perjalanan dari Eerbeek untuk melihat fasilitas yang dimiliki oleh Paques dalam memproduksi Bioreaktor dan equipment lainnya untuk SRU. Oh ya sebelum ke Balk karena sudah waktunya makan siang, kami makan di sebuah hotel yang terletak di pedesaan .. sekali lagi surprise yang diberikan pihak Shell Paques untuk kami yang muslim yaitu mereka menyewakan 1kamar hotel agar kami bisa shalat. Terima kasih ya …
Acara selanjutnya adalah makan malam dengan menu Eropah di suatu tempat yang tidak jauh dari Balk … makanannya sangat enak mulai dari makanan pembuka sampai makanan penutup, maknyus deh, kebanyakan menu yang disajikan adalah ikan dan ayam, karena diantara kami yaitu aku dan 1 orang temanku muslim. Oh ya satu hal lagi yang ingin kusampaikan karena lokasi Eerbeek dan Balk terletak di pedesaan .. suasana pedesaannya hampir mirip dengan di Indonesia yaitu jajaran ladang pertanian dengan pematang dan beberapa ada yang diberi pagar kayu yang rendah, mungkin bentuk atau tata letak pedesaan kita merupakan warisan dari masa penjajahan Belanda …
Karena waktu yang sangat singkat di Amsterdam, tidak ada waktu untuk jalan-jalan … hanya hari pertama ketika kami sampai, sambil menunggu waktu chek ini di hotel, kami memanfaatkan waktu untuk ikut tour ke Volendam dan Windmill yaitu tempat di pedesaan yang masih memanfaatkan kincir angin untuk memproses pembuatan sepatu tradisional Belanda (kelom kayu) dan produksi keju.
Terus di hari terakhir setelah meeting dengan Shell, sambil menunggu waktu untuk check out Hotel aku mengikuti kanal tour yaitu menyusuri kanal-kanal yang ada di Amsterdam sambil melihat bangunan2 yang ada disekitar kanal tersebut. Yang menarik di Amsterdam ini adalah banyak sekali kanal sehingga walaupun letak beberapa areanya berada di bawah permukaan laut, area tersebut tidak pernah kebanjiran .. semoga pemerintah DKI dapat mempelajari sistem drainage, dredging sungai dari pemerintah Amsterdam karena satu pesawat denganku juga ada beberapa pegawai dari DKI yang sedang studi banding kesana. Seharusnya kami pulang tanggal 6 Maret dan tiba tanggal 7 Maret, tapi karena tanggal 7 maret adalah hari libur nasional … maka waktu tersebut dimafaatkan untuk jalan-jalan ke Paris, Tanggal 5 Maret aku dan temanku dari PPGJ berangkat dari Amsterdam ke Paris ... Paris, I am coming .... ceritanya menyusul.
Salam Ina
No comments:
Post a Comment