Tuesday, March 03, 2009

Tugas ke Lokasi Proyek


Beberapa waktu yang lalu, aku ditugaskan kantor untuk mengawasi pengambilan sample gas di lokasi pemboran sumur gas yang terletak di lokasi proyek sekitar 60 km dari Luwuk, Sulawesi Tengah. Sebenarnya sudah lama pengen melihat lokasi proyek, setiap disuruh berkunjung kesana aku belum mau ... karena ngeri membayangkan naik pesawat yang kecil dari Menado ke Luwuk, untunglah sejak tahun 2008 tersedia penerbangan dengan ukuran yang lebih besar dari Makassar ke Luwuk, sehingga dengan ucapan Bismillahirrahmanirahim aku siap ditugaskan kesana.

Hari Rabu 25 Februari 2009, aku berangkat dari Jakarta ke Makassar dengan Garuda pk 7.10 WIB pagi dan sampai di Makassar sekitar pukul 10.10 WIT, kemudian dilanjutkan naik Batavia Makssar - Luwuk dengan jadwal pk. 12.25 WIT, ternyata pesawatnya delay sekitar 1 jam, sehingga aku sempat melihat-lihat suasana di Bandara Sultan Hasanuddin Makssar, yang ternyata keren .. he..he mungkin airport yang paling bagus se Indonesia ... ruangannya terlihat luas karena langit-langitnya tinggi, dengan layout ruang tunggu yang mirip2 Changi Singapore.
Sampai di Luwuk pk 15.30 WIT dijemput oleh team proyek dan langsung ke Hotel Igora yang terletak sekitar 2 km dari airport Bubung Luwuk, tadinya aku membayangkan hotelnya besar .. ternyata kecil ... tapi lumayan bersih dan pelayanannya bagus termasuk sarapan yang disiapkan sendiri oleh ibu yang punya hotel, sarapan paginya enak ala masakan rumah, setiap pagi berganti2, nasi goreng, nasi kuning, nasi uduk dan juga disediakan bubur dan roti serta kue dan pisang emas yang ukurannya kecil2 khas Luwuk. Selama aku disana, tiap malam diajak makan di restoran Nelayan .. karena selain dekat dengan hotel dan juga tempatnya cukup ok ... makan ikan bakar dengan sambe dabu2, sambel mangga, cah kangkung dan kepiting saus tiram .. hmm lezat, ah .. lupakan berat badan ..ntar di Jakarta harus diet he..he.
Kota Luwuk merupakan ibukota kabupaten Banggai, jalan rayanya terletak di pinggir laut dan kemudian disisi lainnya langsung bukit .. sehingga sangat sukar mencari dataran yang luas untuk lokasi tapak kilang LNG maupun lokasi fasilitas produksi untuk gas, sebagian besar harus meratakan bukit-bukit yang ada, sungguh pekerjaan yang tidak mudah dan butuh biaya yang cukup besar, semoga saja proyek ini jadi terlaksana. Menurut aku pemandangan laut kota Luwuk cukup indah ... apalagi kalau dilihat di malam hari ... saat lampu-lampu dinyalakan di kota dan rumah2 yang terletak di perbukitan.
Kabupaten Banggai menghasilkan makanan laut yang cukup melimpah yang dikirim ke berbagai kota lainnya .. juga merupakan lumbung padi bagi pulau Sulawesi. Kotanya juga cukup aman .. katanya jarang ada kriminal di daerah ini, semoga suasana seperti ini dapat terus dipertahankan walaupun nantinya akan ada beberapa proyek besar di daerah tersebut. Sayangnya listrik di kota Luwuk dan kota kecamatan lainnya masih sering hidup-mati, jatahnya digilir .. hampir setiap hari kena giliran pemadaman, sehingga sering harus kipas2 pakai koran he..he, bayangkan di hotel nggak ada AC dan TV karena tidak ada listrik, genset di hotel hanya cukup untuk lampu saja.
Setiap pagi aku berangkat ke lokasi proyek dan terus berada di camp sampai sore atau bahkan malam, ini pengalaman pertamaku melihat suasana pemboran sumur, sebagai kegiatan sektor hulu industri minyak dan gas, karena sebelumnya aku lebih banyak berkarir di sektor hilirnya. Petugas laboratory yang bertugas mengambil dan menganalisa sample dari Schlumberger ternyata perempuan ada 3 orang .. mereka masih sangat muda dan trampil melaksanakan tugasnya, penampilan sudah seperti cowok aja ... memakai coverall dan perlengkapan keselamatan lainnya serta memegang berbagai kunci he..he untuk membuka dan memasang sample silinder, berminggu2 berada di lokasi pemboran bersama2 dengan petugas lainnya yang dikuasai kaum laki-laki. Bravo ... kaum perempuan.
Hari Senin 2 Maret 2009, aku dan 2 orang teman kantor berangkat kembali ke Jakarta, ternyata pesawat Batavia Luwuk - Makassar delay 2.5 jam sehingga kami baru sampai di Makassar pk 18.15 WIT, padahal jadwal pesawat Garuda yang terakhir pk 17.35 WIT, wah .. harus nginap di Makssar nih .. kami sudah merencanakan makan Konro atau Coto Makassar he..he. Ternyata kami masih beruntung ... pesawat Garudanya juga delay 1 jam, dengan berlari2 kami menuju counter Garuda dan Alhamdulillah bisa berangkat malam itu juga dan sampai di Jakarta pk. 19.30 WIB. Oh ya ... sambil menunggu waktu delay pesawat di Luwuk ..kami menyempatkan diri mencari durian he..he karena belum musimnya hanya ketemu 1 orang penjual, langsung deh .. durian itu dibeli dan dimakan di tempat, hm ...yummi.

Salam Ina

4 comments:

Anonymous said...

Hahahaha.... Komentar pertama setelah membaca blog anda, saya lsg tertawa, dimana di Hotel, tidak ada AC dan TV. o ya, kenalin , saya Henny dari Surabaya. Saya juga punya pengalaman seru di Luwuk, kota yang belum terjamah dengan maximal. Orang selalu bertanya, Luwuk.. apa itu Luwuk.. Apakah nama bumbu dapur atau apa itu ??

Anonymous said...

Saya pny tunangan, yang juga tinggal di kota Luwuk. Pengalaman buruk mengenai transportassi di Luwuk, dimulai sejak dia akan pulang dari Surabaya ke luwuk. Saat itu, hanya 1 airline yang memonopoli jurusan Makasar - Luwuk. Pesawat Merpati yang harusnya terbang hari Minggu Pagi jam 9 dari Makasar ke Luwuk, harus delayed selama 2 hari. Semua orang sudah marah2, krn ada yang bekerja. untung tunangan saya adalah wiraswasta, jadi tidak terlalu membingungkan, meskipun rugi waktu dan uang. Lalu bad experience terjadi lagi saat saya mau ke Luwuk dari Makasar, pesawat harus delayed selama 9 jam di Bandara Hasanudin. Sebagus2nya Bandara, tapi kalau kita tidak tau berapa jam kita akan menunggu, saya sungguh menyesali hal ini. Untungnya ada airlines baru yang massuk ke Luwuk beberapa waktu ini, yaitu Batavia. Dengan harga yang lebih murah dan lebih tepat waktu, saya sangat salut atas kinerrja staf batavia yang juga lebih ramah2. Memang akses apapun di Luwuk sangat sulit. Bahkan untuk mengirim surat, paket dan apapun itu, minimal butuh 3 minggu sampe ke tangan tunangan saya. padahal saya sudah menggunakan layanan TIKI yang express, bukan yang regural/biasa. Untuk lampu mati, ya bener bgt, kalau di Luwuk itu jagonya lampu mati. Tidak tanggung2 lagi, lampu mati lamaaaaaaaaaaaa bgt, bisa 1 hari sendiri. dan sering bgt terjadi, sehingga beteeeeee bgt.... Bgm suatu kota bisa maju klo listrik mati nyala terus. Gak habis pikir, kenapa Luwuk, yang ibarat permata tapi tidak di jamah dg maximal. Sayang bgt...

Anonymous said...

Luwuk itu bener2 massih perawan bgt pemandangannya. Orang2nya juga aga kolot2. Ada statemen : Suzuko lebih cepat daripada Suzuki. Artinya : Gosip cepat bgt menyebar.

jakapancas said...

assw..salam kenal saya jaka dari jakarta..mau ikutan sharing juga, lima hari lalu saya juga sempat maen ke luwuk di ajak teman, gak kebayang luwuk itu di mana..akhirnya terbang juga naek batavia dari surabaya ke makasar lalu lanjut ke luwuk..sampe di makasar sama pramugara di suruh keluar dulu nunggu 20 menit, katanya lapor dulu..eh tau2nya delay sampe sejam..gak ngeri ngapain aja tuh pesawat diem sejam di bandara..sampe luwuk ternyata..subhanallah lautnya indah banget..apalagi terumbu karangnya..masih alamami banget..ikan2 keliatan dari tepi pantai..dan air lautnya itu loh..masih bening banget dan saya juga sempat dikasih liat sama teman saya lokasi pengeboran gasnya medco-pertamina di rig 4 dan 6...gak tau ada dimana lagi rignya, katanya ada banyak banget ya?
wass