Kemaren Sabtu di Metro TV pada acara “Nanny 911”, menceritakan tentang sebuah keluarga yang mempunyai tiga orang anak dengan umur sekitar 6 tahun, 3 tahun dan masih bayi di bawah 1 tahun, keluarga tersebut punya masalah dimana anak-anaknya kurang mandiri, manja dan susah diatur. Setelah diamati oleh si Nanny ternyata sumber masalah ada pada si ibu yang tindakannya yang menurut si ibu sudah yang terbaik ternyata membuat anak2nya tidak mandiri, antara lain keluarga tersebut masih tidur berkumpul di satu kamar … soal tidur rame2 keluarga tersebut mirip dengan keluarga kami he..he.
Sampai saat ini kami masih tidur berlima di satu kamar, padahal Afifa sudah berumur 14 tahun, Hifzhan 12 tahun dan Fathur 5 tahun walaupun mereka tidur di ranjang yang terpisah … tetapi masih di dalam satu kamar, yach di kamar kami ada tiga ranjang. Alhamdulillah dan Insya Allah, aku dan suami bisa menjaga aurat kami di depan anak-anak dan kami tidak pernah melakukan hal2 yang tidak boleh dilihat oleh anak2 … kan banyak jalan menuju Roma.
Namun, menurut Nanny 911, hal tersebut kurang baik terhadap kemandirian anak-anak, benarkah ? Anak-anakku … kadang2 juga tidur di kamarnya masing2 misalnya ketika sedang ujian atau kalau kedatangan sepupu2 atau tante2nya. Pada dasarnya mereka juga ingin tidur di kamarnya masing2, tapi aku yang takut berpisah dengan mereka. Kelihatannya tidak ada masalah kemandirian bagi mereka … mereka bisa tidur nyenyak tanpa aku disisi mereka misalnya ketika aku dinas ke luar kota atau anak2 berlibur ke tempat sepupunya. Sebaliknya … aku akan punya masalah tidur jika tidak berada di dekat anak-anak .. sulit sekali untuk dapat memejamkan mata jika jauh dari anak2.
Seperti kisah di acara Nanny 911 tersebut, kemungkinan terbesar yang bermasalah adalah aku, ibu mereka ... aku merasa, waktu berinteraksi dengan anak-anak sangat sedikit sehingga dengan kami berkumpul bersama-sama setiap malam, aku bisa bercengkerama dengan mereka, bercanda, memberi nasihat dan melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti berzikir bersama-sama sampai mereka tertidur, betapa damainya melihat anak2 dalam posisi tidur, aku takut kehilangan momen2 tersebut … Entahlah, mungkin caraku salah .. tapi aku masih ingin mempertahankannya paling tidak sampai Afifa kuliah atau Hifzhan akil baligh … mungkin sekitar 1, 2 atau 3 tahun lagi ?? … halah, apa perlu memanggil “Nanny 911” untuk mengatasinya. Semoga tidak, mudah2an anak2ku tetap menjadi anak2 yang mandiri dan tangguh mengatasi masalah2 yang mungkin timbul di kehidupannya kelak .
Aku sadar … aku harus siap kehilangan anak2 … ketika anak2 sudah besar, mereka akan punya kehidupan tersendiri, kelihatannya seolah2 semakin kurang membutuhkan kita orang tuanya … walaupun mungkin tidak demikian keadaannya, pengalaman aku sendiri ketika dulu kuliah di Bandung jauh dari orang tuaku di Aceh … kami hanya bertemu 1 tahun sekali ketika libur lebaran atau semesteran .. hati ini rasanya rindu banget kepada orang tua, terasa bagai diiris2 … ingin bermanja2 kepada orang tua.
Sampai saat ini kami masih tidur berlima di satu kamar, padahal Afifa sudah berumur 14 tahun, Hifzhan 12 tahun dan Fathur 5 tahun walaupun mereka tidur di ranjang yang terpisah … tetapi masih di dalam satu kamar, yach di kamar kami ada tiga ranjang. Alhamdulillah dan Insya Allah, aku dan suami bisa menjaga aurat kami di depan anak-anak dan kami tidak pernah melakukan hal2 yang tidak boleh dilihat oleh anak2 … kan banyak jalan menuju Roma.
Namun, menurut Nanny 911, hal tersebut kurang baik terhadap kemandirian anak-anak, benarkah ? Anak-anakku … kadang2 juga tidur di kamarnya masing2 misalnya ketika sedang ujian atau kalau kedatangan sepupu2 atau tante2nya. Pada dasarnya mereka juga ingin tidur di kamarnya masing2, tapi aku yang takut berpisah dengan mereka. Kelihatannya tidak ada masalah kemandirian bagi mereka … mereka bisa tidur nyenyak tanpa aku disisi mereka misalnya ketika aku dinas ke luar kota atau anak2 berlibur ke tempat sepupunya. Sebaliknya … aku akan punya masalah tidur jika tidak berada di dekat anak-anak .. sulit sekali untuk dapat memejamkan mata jika jauh dari anak2.
Seperti kisah di acara Nanny 911 tersebut, kemungkinan terbesar yang bermasalah adalah aku, ibu mereka ... aku merasa, waktu berinteraksi dengan anak-anak sangat sedikit sehingga dengan kami berkumpul bersama-sama setiap malam, aku bisa bercengkerama dengan mereka, bercanda, memberi nasihat dan melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti berzikir bersama-sama sampai mereka tertidur, betapa damainya melihat anak2 dalam posisi tidur, aku takut kehilangan momen2 tersebut … Entahlah, mungkin caraku salah .. tapi aku masih ingin mempertahankannya paling tidak sampai Afifa kuliah atau Hifzhan akil baligh … mungkin sekitar 1, 2 atau 3 tahun lagi ?? … halah, apa perlu memanggil “Nanny 911” untuk mengatasinya. Semoga tidak, mudah2an anak2ku tetap menjadi anak2 yang mandiri dan tangguh mengatasi masalah2 yang mungkin timbul di kehidupannya kelak .
Aku sadar … aku harus siap kehilangan anak2 … ketika anak2 sudah besar, mereka akan punya kehidupan tersendiri, kelihatannya seolah2 semakin kurang membutuhkan kita orang tuanya … walaupun mungkin tidak demikian keadaannya, pengalaman aku sendiri ketika dulu kuliah di Bandung jauh dari orang tuaku di Aceh … kami hanya bertemu 1 tahun sekali ketika libur lebaran atau semesteran .. hati ini rasanya rindu banget kepada orang tua, terasa bagai diiris2 … ingin bermanja2 kepada orang tua.
Bahkan sampai saat ini, rasa rindu kepada orang tua kadang2 begitu hebat … dan menyadari mereka sudah tiada, hati ini semakin teriris2, mengingat masih belum dapat berbuat banyak, berbakti … membalas budi baik orang tua bahkan dengan sadar atau tanpa sadar mungkin sering menyakiti hati mereka. Hanya doa yang dapat kupanjatkan .. Ya Allah ampunilah aku …Ampunilah dosa ke dua orang tuaku … sayangilah mereka ya Allah, jauhkanlah mereka dari siksa kubur dan azab nerakaMu, jadikan kubur mereka sebagai taman surga dan karuniakanlah rumah yang indah sebagai tempat tinggal mereka kelak di surgaMu. Amin Ya Rabbi.
Salam Ina.
No comments:
Post a Comment