Monday, September 14, 2009

Catatan 18 Tahun Perkawinan

14 September 1991, saat ijab kabul itu diucapkan, betapa bahagia hatiku menikah dengan lelaki yang kucintai dan mendapat restu dari orang tua kita.

16 November 1993, Afifa Radhina anak pertama kita lahir,
13 Mei 1995, Hifzhan Rahman anak ke dua kita lahir,
29 Oktober 2002, Fathur Rahman anak ke tiga kita lahir,

Maka nikmat Tuhan yang manakah engkau dustakan ? seperti ayat yang diulang2 di dalam QS Ar Rahman ... semoga kita selalu mensyukuri nikmat-Nya dan sabar menghadapi segala kesusahan yang datang.

14 September 2009, Alhamdulillah, 18 tahun telah kita lewati bersama-sama dalam suka dan duka. Berbagai ujian baik berupa kegembiraan maupun kesedihan telah kita lalui bersama-sama ...

Suamiku .. sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, dengan rendah hati aku mohon maaf atas ketidaksempurnaanku sebagai seorang istri bagimu dan seorang ibu bagi anak2 kita. Aku juga telah memahami dan memaafkan semua kesalahan yang pernah kau lakukan baik disengaja atau tidak.

Suamiku .. terima kasih yang tak terhingga atas semua kebaikan yang telah kau berikan untukku selama 18 tahun perkawinan kita ...

Suamiku .. aku takut tidak mendapat ridha Allah SWT ... menjadi manusia yang kufur karena mengingkari kebaikan2mu, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW sebagai berikut:

Pada waktu terjadi gerhana matahari di zaman Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan beliau sholat gerhana, beliau bersabda setelahnya :

“Aku melihat surga -atau aku diperlihatkan surga- lalu aku makan setangkai anggur dari surga itu. Seandainya aku ambil tentu kalian memakannya yang tersisa dari dunia. Aku melihat neraka dan belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku melihat mayoritas penduduknya adalah wanita“. Para shahabat bertanya : “Mengapa demikian wahai Rasulullah?” Beliau bersabda : “Karena kekufuran mereka”. Beliau ditanya (lagi), “Apakah mereka mengingkari Allah?” Beliau bersabda : “Mereka mengingkari suami dan kebaikannya. Andaikata engkau berbuat kebaikan pada mereka sepanjang masa kemudian ia melihat sesuatu yang tidak disenanginya darimu, ia berkata ‘aku tidak melihat kebaikan darimu sama sekali’.” [HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu]

Dari Hushain bin Muhshan [HR. Ahmad], bahwa budak wanitanya mendatangi Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam untuk suatu keperluan, setelah menyelesaikan keperluannya, Nabi bertanya kepadanya, “Apakah engkau mempunyai suami?” Ia menjawab, “Ya”

Beliau bertanya lagi, “Bagaimana engkau melayaninya?” Ia menjawab, “Aku tidak mengabaikan urusannya selain perkara yang aku tidak mampu.” Beliau bersabda, “Maka lihatlah dimana kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.”

Maknanya -Wallahu a’lam-, sesungguhnya apabila engkau bertaqwa kepada Allah dengan menunaikan haknya (suami) akan menjadi sebab masuknya engkau ke dalam surga, dan kebalikannya, apabila engkau tidak bertaqwa kepada Allah dalam menunaikan haknya (suami) maka akan menjadi sebab masuknya engkau ke dalam neraka. “Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.(HR.Ahmad).

Suamiku .. semoga kita dapat lulus dalam berbagai ujian kehidupan yang telah digariskan-Nya untuk kita lalui baik berupa kesenangan maupun kesusahan.

Dalam ketidaksempurnaan kita sebagai manusia ... semoga kita selalu menjaga dan meluruskan kembali setiap niat dan langkah kita untuk tetap berada di jalan yang diridhai Allah SWT.

Semoga Allah SWT membuka hati kita untuk tetap saling mencintai dan semoga keluarga kita senantiasa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.


Salam Ina

No comments: