Sunday, May 31, 2015

Kista Tulang dan PET Scan

Sehari sebelum tanggal ulang tahunku yang ke 50 tahun, tepatnya hari Jum'at tanggal 8 Mei 2015, aku merasakan sakit di sekitar pinggul dan kaki kanan ketika melangkah, rasa sakit tersebut tidak terus menerus, kadang-kadang hanya pada satu langkah saja lalu kembali normal, saat itu aku belum ke dokter karena aku pikir hanya lelah saja dan berharap akan pulih dengan sendirinya ketika istirahat.

hasil rontgen
Minggu berikutnya, rasa sakit berupa nyeri ketika melangkah semakin sering kurasakan, tapi aku tetap masuk kantor, kelihatannya ada yang tidak beres nih, aku mendaftarkan diri untuk konsul ke dokter ortopedi langgananku di RS Eka Hospital dan dapat jadwal konsul hari Selasa siang tanggal 12 Mei 2015. O la la ternyata ketika aku akan ke RS siang itu, dapat kabar bahwa dokter membatalkan prakteknya dan juga beliau akan cuti long weekend sampai tanggal 17 Mei 2015. Agar tidak terlewatkan kesempatan konsultasi, aku langsung daftar untuk konsul minggu depan, hari Senin pagi tanggal 18 Mei 2015, kebetulan dokter ortopediku ini agak sulit ditemui, kadang-kadang prakteknya batal atau molor berjam-jam karena dia harus operasi pasien di RS lainnya.

Waduh kebayang kalau aku harus menahan rasa sakit beberapa hari lagi sampai diketahui apa yang terjadi dengan pinggul kananku ini. Aku tidak terpikir untuk konsul ke dokter di RS lainnya, karena konsultasi dengan dokter langgananku tentu saja lebih nyaman, karena dia sudah tau medical recordku. Aku juga masih berasumsi bahwa sakit kaki ini mungkin terkait dengan Osteoarthritis pada lutut kanan yang sudah diketahui sejak tahun 2010.  Untuk mengatasi rasa sakit, aku mulai minum obat herbal glukosamin (Viostin DS) dan makan kolang kaling yang kata teman-temanku baik untuk sendi.  Oh ya aku juga sudah pernah 2 x dioperasi di lutut kanan ini karena adanya ganglion, operasi pertama tahun 1998 di RS Arun-Aceh dan operasi ke 2 tahun 2010 di RSPP-Jakarta (ceritanya ada disini).

Pada hari Senin tanggal 18 Mei 2015, aku konsul ke dokter ortopedi dan menceritakan rasa sakit yang kualami, dokter memeriksa aku secara fisik dengan meminta aku melakukan beberapa gerakan pada kaki, lutut dan pinggul, lalu dia memintaku untuk melakukan rontgen. Selesai rontgen aku balik lagi ke ruang prakteknya, hasil pembacaan dokter radiologi keadaan di sekitar tulang pinggulku baik-baik saja, namun dokter orthopediku tidak yakin dengan hasil rontgen tersebut dan memintaku untuk melakukan MRI (Magnetic Resonance Imaging), menurut dia pasti ada sesuatu yang tidak beres di sekitar pinggul kananku karena pada test secara fisik ...  positip ada "sesuatu" yang menyebabkan rasa sakit di pinggul kananku.

salah satu gambar hasil MRI,
tanda putih pada sebelah kiri gambar menunjukkan kista
Hari itu juga aku melakukan MRI, pembacaan MRI baru selesai sore hari, sehingga aku nggak bisa ketemu dokter ortopedi karena jam prakteknya sudah selesai, aku langsung daftar untuk konsul hari Selasa tanggal 19 Mei 2015. Dari hasil MRI tersebut dan konsultasi dengan dokter ortopedi didiagnosa bahwa ada kista tulang di tulang pinggul kananku dengan ukuran sekitar 1.6 x 1.1 x 1 cm (LL x CC x AP), dokter langsung minta aku untuk melakukan PET Scan. 

Aku mulai cemas dan minta dokter menerangkan apa itu PET Scan karena aku baru mendengar istilah tersebut pertama kali. Beliau menerangkan bahwa PET (Positron Emission Tomography) Scan itu adalah alat untuk mendeteksi adanya sel kanker serta penyebarannya, kalau zaman dulu .. jika ada kista atau tumor tulang, harus dilakukan biopsi untuk melihat ada atau tidaknya sel kanker. Analisa PET Scan ini harus dilakukan di RS lainnya karena di RS Eka Hospital belum tersedia peralatan tersebut.

Waduh ngeri kali ... aku tanya ke dokternya, apa menurut dokter aku kena kanker tulang ?? beliau menjawab diplomatis "jangan berandai-andai dulu, makanya saya minta dilakukan PET Scan, agar lebih jelas tentang kista tulang tersebut, baru bisa dilakukan treatment berikutnya". Terus terang aku agak terpukul dengan hasil diagnosa ini, Ya Allah bagaimana jika ternyata aku kena kanker, jauhkan aku dari penyakit tersebut, aku berdoa dalam hati. Terbayang rasa sakitnya kanker tulang ini, karena aku pernah punya teman sekamar ketika kost di Bandung yang menderita kanker tulang dan aku menyaksikan proses sakitnya temanku itu dari awal sampai bertambah parah dari hari ke hari dan akhirnya meninggal dunia sekitar 7 bulan setelah didiagnosa kanker tulang. Aku hanya bisa mengucapkan Ya Allah ... berulang kali, Engkaulah sandaran hidupku, kuatkan aku, menerima apapun hasil PET Scan nanti :(

Aku juga tanya ke dokter, apa yang menyebabkan rasa nyeri ini ? beliau menerangkan kemungkinan adanya micro fracture atau peradangan atau bisa juga karena adanya keganasan (kanker), untuk itu aku diminta hati-hati dalam melakukan gerakan, tidak boleh ada hentakan seperti lari, lompat atau jalan terburu2, jatuh atau terbentur karena dengan adanya kista tulang ini, sebagian tulang berisi cairan sehingga kekuatan tulang jadi berkurang dan mudah patah atau retak. Untuk mengatasi rasa nyeri yang semakin sering ini, dokter memberikan resep obat anti nyeri (voltaren tablet) untuk kuminum jika terasa sakit. "Segera lakukan PET Scan ya bu" ... begitu pesannya sambil memberikan laporan diagnosa untuk dokter perusahaan dan surat pengantar untuk RS yang melakukan PET Scan, dokter merekomendasikan agar aku melakukan PET Scan di RS Siloam MRCC Semanggi.

Besoknya hari Rabu tanggal 20 Mei 2015, aku lapor ke dokter perusahaan dan minta dibuatkan surat jaminan untuk PET Scan tersebut, lalu aku menelpon RS Siloam MRCC Semanggi dan dapat jadwal PET Scan tanggal 27 Mei 2015 jam 8.30. Ternyata untuk PET Scan ini harus mendaftar jauh-jauh hari karena antriannya panjang. Kalau tidak salah hanya ada 4 lokasi RS di Jakarta yang bisa melakukan PET Scan yaitu RSCM, RS Kanker Dharmais, RS Siloam MRCC Semanggi dan RS Gading Pluit.

Selama menunggu jadwal PET Scan, pinggul kananku semakin nyeri ketika melangkah dan karena aku tahu ada kista, aku semakin paranoid, takut tiba-tiba tulangku patah dan jatuh terjerembab. Akupun rajin searching di internet informasi tentang tulang dan penyakit-penyakit yang menyertainya terutama tentang kista tulang. Dari informasi yang aku peroleh, aku semakin cemas karena mengetahui bahwa treatment untuk kista tulang ini tidak mudah dan termasuk penyakit yang agak jarang terjadi walaupun kista jinak sekalipun, apalagi jika kista tersebut timbul karena adanya kanker, baik berasal dari tulang itu sendiri (kanker primer) maupun karena penyebaran dari kanker di lokasi tubuh lainnya (kanker sekunder).

Setiap malam aku berdoa sambil menangis ... Ya Allah sembuhkan penyakitku ini dan jauhkan aku dari penyakit yang berbahaya. Aku mohon ampun pada Allah SWT, karena seringkali ketika dalam kondisi sehat, aku lupa bersyukur atas nikmat Allah SWT yang begitu besar pada diri/tubuh ini, termasuk kemudahan dalam bergerak dan beraktifitas, Ya Allah ampunilah dosa-dosaku selama ini yang sering melupakan nikmatMu, berikan aku kesabaran dan kekuatan atas ujianMu ini. Engkaulah Yang Maha Penyembuh, aku mohon beri kesembuhan untuk penyakitku ini. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Hari Jumat tanggal 23 Mei 2015, aku minta izin ke atasanku untuk tidak masuk kantor karena hari itu aku merasakan sakit yang luar biasa ketika melangkah, sampai keluar keringat dingin, saat itu aku belum berani minum obat anti nyeri karena menurut dokter obat tersebut diminum jika sangat diperlukan karena dapat menimbulkan gangguan terhadap lambung. Akupun kembali ke RS Eka Hospital, karena dokter ortopediku tidak praktek di hari Jum'at, aku konsul ke dokter syaraf karena aku ingin memeriksakan kondisiku lebih detail apakah sumber sakit ini dari tulang atau ada syaraf yang terjepit. 

Dokter syaraf tersebut cukup komunikatif dan karena dokter itu juga perempuan, aku tidak malu2 untuk menunjukkan lokasi rasa sakit dipinggulku, bahkan sempat curhat dengan mata berkaca-kaca bahwa aku takut jika ternyata aku menderita kanker. "Ibu tidak usah takut .. lakukan PET Scan sesuai anjuran dokter ortopedi, agar jelas jenis penyakitnya, lebih cepat diketahui lebih baik agar treatmentnya tepat, semoga bukan kanker" begitu katanya membesarkan hatiku. 

Dokter ini juga mempelajari hasil MRI bahkan dia sempat konsultasi juga ke dokter radiologi karena masalah tulang bukan keahliannya, dia juga melakukan pemeriksaan untuk melihat apakah ada syaraf yang terjepit atau tidak. Kesimpulannya sama dengan yang diterangkan oleh dokter ortopedi bahwa rasa sakit tersebut timbul dari tulang yang sudah diketahui ada "kistanya" dan bukan syaraf terjepit. Dokter itu juga menganjurkan obat anti nyeri dan obat untuk lambung dari dokter ortopedi diminum saja, agar rasa sakitnya berkurang dan agar aku lebih nyaman beraktifitas.

Hari Rabu tanggal 27 Mei 2015, dengan ditemani suamiku, aku ke RS Siloam MRCC Semanggi untuk registrasi sesuai jadwal yang diberikan. Oh ya nama fungsi di RS Siloam Semanggi yang melakukan PET Scan adalah Kedokteran Nuklir bukan Radiologi, jadi kalau minta surat pengantar ditujukan ke bidang tersebut biar tidak salah tujuan pemeriksaan. Persyaratan untuk PET Scan ini adalah sehari sebelumnya, tidak boleh makan makanan yang merangsang lambung (asam atau pedas), tidak boleh minum teh, kopi atau minuman beralkohol, harus cukup istirahat, minum air putih yang banyak dan harus berpuasa minimal 6 jam sebelum PET Scan dilakukan (tapi tetap boleh minum air putih). Selain itu pasien juga harus membawa surat pengantar dan hasil pemeriksaan sebelumnya seperti hasil rontgen, MRI dll.
PET Scanner, gambar dicopy dari website www.nhs.uk
Setelah registrasi, pasien dipanggil masuk ke area pemeriksaan (yang boleh masuk hanya pasien saja), kita diminta untuk mengganti baju yang disediakan, semua harus dibuka kecuali celana dalam, termasuk benda-benda logam yang ada seperti cincin, kalung, jam/gelang, jepit rambut atau peniti untuk jilbab. Ada tersedia loker yang dapat dikunci untuk meletakkan barang-barang pasien seperti tas, HP dan baju. Sebelum disuntikkan zat radiofarmaka untuk PET Scan, berat dan tinggi badan serta kadar gula darah kita diukur terlebih dahulu untuk menentukan dosis yang dibutuhkan, oh ya nama zat radiofarmaka tersebut adalah Fluor 18 Fluorodeoxylucose (FDG).  Pasien juga diminta untuk minum air putih yang banyak setelah zat radiofarmaka disuntikkan, tersedia 2 botol air putih @ 600 ml, aku hanya sanggup menghabiskan sekitar 1.5 botol saja.
 
Setelah sekitar 1 jam dari penyuntikan, pasien diminta untuk masuk ke suatu ruangan (mirip peralatan CT Scan dan MRI) berupa tempat tidur yang ada tabungnya. Pasien diminta untuk naik ke atas tempat tidur dengan tangan diletakkan di atas kepala, lalu diberi ikatan di sekitar pinggang agar pasien tidak jatuh dan bergerak selama pemeriksaan. Peralatan PET Scan dijalankan maju dan mundur beberapa kali, pemeriksaan selesai sekitar 15 - 20 menit, lalu pasien diminta menunggu di ruang tunggu dan sudah boleh makan dan minum. Rupanya pasien yang sudah pernah di PET Scan pada bawa bekal makanan, aku tidak tau info ini, jadinya hanya minum air putih dan kue kering yang tersedia di RS ini.

Di ruang tunggu pasien ini, banyak pasien-pasien kanker yang sedang menunggu jadwal pemeriksaan maupun jadwal untuk boleh pulang setelah dilakukan scanning dengan radiasi. Mereka sangat optimis menjalani proses pengobatan kanker yang tentu saja tidak mudah, menyakitkan dan tidak murah pula. Ada satu ibu (dosen UI) yang menderita kanker tiroid yang memberi nasehat kepadaku untuk tidak takut menjalani takdir yang Allah berikan kepada kita, kita ini hanya manusia, kewajiban kita adalah ikhtiar dan berdoa untuk kesembuhan, soal pengobatannya berhasil atau tidak .. sepenuhnya di tangan Allah SWT. Jadi agak berkurang sedikit kecemasanku dan mencoba ikhlas dan pasrah apapun hasil PET Scan nanti. Setelah satu jam di ruang tunggu aku sudah boleh pulang dan dianjurkan untuk tidak berdekatan dengan ibu hamil, bayi dan balita untuk mencegah efek radiasi yang mungkin masih ada di tubuhku. Total waktu yang diperlukan untuk PET Scan ini sekitar 3 - 3.5 jam.

Hari Jum'at pagi tanggal 29 Mei 2015, dengan ditemani suamiku, kami ke RS Siloam mengambil hasil PET Scan, kakiku gemetar dan tidak berani membaca hasil test yang tertulis. Suamiku pelan-pelan membacanya dan bilang padaku disini tertulis tidak ada indikasi keganasan, baru aku mulai membaca hasil PET Scan tersebut. Hasil PET Scan sangat rinci untuk seluruh tubuh mulai dari kepala/leher sampai ke kaki termasuk sistem tulang belulang. Ya Allah, Alhamdulillah ... berkurang kecemasanku akan penyakit kanker walaupun diagnosa lesi jinak (kista tulang) di pinggul kanan tetap tertulis di sana. Oh ya biaya PET Scan ini di RS Siloam Semanggi sebesar Rp 8,900,000,-. Alhamdulillah, semua biaya ditanggung oleh perusahaan tempat aku bekerja.

Hari Sabtu tanggal 30 Mei 2015, aku kembali konsul ke dokter ortopedi di RS Eka Hospital, beliau menyarankan kista tulangku untuk diobservasi dulu beberapa waktu sebelum dilakukan treatment berupa operasi .. yang jika memungkinkan tidak perlu dilakukan begitu kata dokternya mengingat sulitnya operasi tersebut dan kemungkinan terjadi gangguan gerak paska operasi. Dokter juga memberikan obat untuk menguatkan tulang (bonepatit 800 dan bone-one 1 MCG) yang harus diminum 1 x sehari, lalu kontrol kembali bulan depan untuk dilihat perkembangan kistanya, mungkin akan dilakukan MRI lagi, semoga kistanya bisa berkurang atau tidak membesar sehingga tidak perlu dioperasi.

Saat ini, rasa nyeri di pinggulku mulai berkurang walaupun masih terasa sakit ketika beraktifitas terutama berjalan agak jauh dan lama, aku sudah tidak minum obat anti nyeri selama 5 hari terakhir ini, karena lambungku mulai terasa tidak enak. Rencananya aku akan meminta second opinion ke dokter ortopedi lainnya yang ahli kista/tumor tulang karena dokter ortopedi yang menanganiku di RS Eka Hospital itu keahlian utamanya adalah untuk kelainan tulang belakang. Semoga kista tulang ini dapat sembuh sehingga aku dapat beraktifitas kembali secara normal seperti sebelumnya. Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Salam Ina

3 comments:

Unknown said...

Assalamualakum mba Ina salam kenal nama saya panca saya d diagnosa kanker tiroid dan harus melakukan PET Scan, saya senang menemukan blog ini jd saya bisa tau apa saja persiapan sebelum ataupun sesudah melakukan PET Scan (termasuk membawa bekal hehe)
Mba boleh mnta info berapa biayanya untuk melakukan PET Scan tersebut,soalnya saya bukan termasuk org yg mampu,saya mempunyai BPJS tp menurut dokter terlalu lama jika saya menggunakannya,sedangkan saya harus segara melakukan PET Scan tersebut
Terimakasih sebelumnya mba Ina info ini sngat membantu saya agar bisa mempersiapkan dana smbil menunggu jadwal PET Scan

Wassalamualaikum
Panca

Christy said...

Kalau saat ini(Nov.2018) yg termurah di RS.Dharmais seharga Rp.10,2 juta.Smoga info ini bermanfaat.GBU.

Unknown said...

Tks sharingnya, mb Ina dan dan mb Christy