Ada beberapa peristiwa penting dalam keluargaku yang terjadi di bulan September, baik itu bahagia maupun duka ….
Peristiwa bahagia itu ….
14 September 1991, hari pernikahanku yang dilanjutkan dengan resepsi keesokan harinya tgl 15 September. Alhamdulillah, 15 tahun sudah aku dan suamiku sama-sama belajar untuk saling mencintai, menyesuaikan diri, memberi dan menerima, mempercayai, menghormati, mendukung, saling setia dan saling memberi ruang untuk masing-masing berkembang sesuai yang diinginkan … dan juga kadang-kadang saling marah-marahan dan bertengkar saat mempertahankan pendapat dan ego masing-masing. Aku selalu berdoa …. semoga kami dapat terus bersama mengarungi kehidupan ini, menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, bahagia dunia & akhirat, dapat membesarkan dan mendidik anak2 menjadi anak yang shaleh dan bermanfaat. Amin Ya Allah.
Peristiwa duka berupa kehilangan orang-orang tercinta dalam kehidupan kami ….
16 September 2000, ibu mertuaku meninggal dunia secara tiba-tiba tanpa sakit di kota Pemalang (Jawa Tengah), ketika itu beliau menemani bapak mertuaku melakukan pengobatan alternatif. Jenazah ibu mertuaku dibawa ke Jakarta dan dikuburkan di pekuburan umum Tanah Kusir.
5 September 2001, bapak mertuaku meninggal dunia dan dikuburkan di Bandung, beliau memang sudah lama sakit dan mengalami kelumpuhan karena penyempitan / perkapuran pembuluh darah di otak.
12 September 2001 dini hari, bapakku meninggal dunia di Medan, beliau hanya beberapa hari sakit … dibawa ke Medan karena saat itu tidak ada dokter internis yang bertugas di Bireuen (Aceh). Aku ditakdirkan sempat berbincang-bincang dengan beliau beberapa saat sebelum beliau menutup mata dengan tenang di ruang UGD salah satu RS di Medan.
Ketika mengetahui bapakku sakit, aku langsung bertekad pulang ke Aceh, pada awalnya suamiku tidak setuju karena aku masih capek sekembali dari Bandung dan kondisi keamanan di Aceh saat itu masih tak menentu, tapi aku maksa harus pulang apapun resikonya. Aku berangkat tanggal 11 September 2001, sampai di Medan, kami (aku dan adikku yang tinggal di Medan), diminta tidak usah pulang ke Bireuen lagi karena bapakku akan dibawa ke Medan. Menurut ibuku, ketika bapakku sakit, beliau sangat ingin bertemu dengan aku, sehingga ketika kami bertemu, bapakku sangat senang … sampai-sampai ibuku berpikir beliau akan segera sembuh. Rombongan bapakku tiba di Medan tanggal 11 September 2001 pk 11.30 malam, singgah sebentar di rumah adikku dan langsung menuju RS, dalam perjalanan ke RS itulah aku ngobrol dengan bapakku karena hanya aku yang menemani beliau di ambulans, sedangkan ibuku duduk di depan .... adik dan kakakku naik kendaraan yang lain.
Sesuai permintaan bapakku, jenazah beliau dibawa ke Aceh, kami berangkat dari Medan pk. 06.00 pagi, perjalanan pulang ke Aceh cukup mencekam karena hampir di setiap desa/kota kecamatan, ambulans diberhentikan dan dilakukan pemeriksaan oleh TNI. Alhamdulillah kami sampai di Bireuen sekitar jam 2 siang dan prosesi pemakaman dapat dilaksanakan setelah ashar.
Bahagia dan duka akan silih berganti hadir dalam kehidupan manusia …. ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari setiap peristiwa … jika kita mau membuka panca-indra dan mata batin / hati kita.
Salam Ina
Peristiwa bahagia itu ….
14 September 1991, hari pernikahanku yang dilanjutkan dengan resepsi keesokan harinya tgl 15 September. Alhamdulillah, 15 tahun sudah aku dan suamiku sama-sama belajar untuk saling mencintai, menyesuaikan diri, memberi dan menerima, mempercayai, menghormati, mendukung, saling setia dan saling memberi ruang untuk masing-masing berkembang sesuai yang diinginkan … dan juga kadang-kadang saling marah-marahan dan bertengkar saat mempertahankan pendapat dan ego masing-masing. Aku selalu berdoa …. semoga kami dapat terus bersama mengarungi kehidupan ini, menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, bahagia dunia & akhirat, dapat membesarkan dan mendidik anak2 menjadi anak yang shaleh dan bermanfaat. Amin Ya Allah.
Peristiwa duka berupa kehilangan orang-orang tercinta dalam kehidupan kami ….
16 September 2000, ibu mertuaku meninggal dunia secara tiba-tiba tanpa sakit di kota Pemalang (Jawa Tengah), ketika itu beliau menemani bapak mertuaku melakukan pengobatan alternatif. Jenazah ibu mertuaku dibawa ke Jakarta dan dikuburkan di pekuburan umum Tanah Kusir.
5 September 2001, bapak mertuaku meninggal dunia dan dikuburkan di Bandung, beliau memang sudah lama sakit dan mengalami kelumpuhan karena penyempitan / perkapuran pembuluh darah di otak.
12 September 2001 dini hari, bapakku meninggal dunia di Medan, beliau hanya beberapa hari sakit … dibawa ke Medan karena saat itu tidak ada dokter internis yang bertugas di Bireuen (Aceh). Aku ditakdirkan sempat berbincang-bincang dengan beliau beberapa saat sebelum beliau menutup mata dengan tenang di ruang UGD salah satu RS di Medan.
Ketika mengetahui bapakku sakit, aku langsung bertekad pulang ke Aceh, pada awalnya suamiku tidak setuju karena aku masih capek sekembali dari Bandung dan kondisi keamanan di Aceh saat itu masih tak menentu, tapi aku maksa harus pulang apapun resikonya. Aku berangkat tanggal 11 September 2001, sampai di Medan, kami (aku dan adikku yang tinggal di Medan), diminta tidak usah pulang ke Bireuen lagi karena bapakku akan dibawa ke Medan. Menurut ibuku, ketika bapakku sakit, beliau sangat ingin bertemu dengan aku, sehingga ketika kami bertemu, bapakku sangat senang … sampai-sampai ibuku berpikir beliau akan segera sembuh. Rombongan bapakku tiba di Medan tanggal 11 September 2001 pk 11.30 malam, singgah sebentar di rumah adikku dan langsung menuju RS, dalam perjalanan ke RS itulah aku ngobrol dengan bapakku karena hanya aku yang menemani beliau di ambulans, sedangkan ibuku duduk di depan .... adik dan kakakku naik kendaraan yang lain.
Sesuai permintaan bapakku, jenazah beliau dibawa ke Aceh, kami berangkat dari Medan pk. 06.00 pagi, perjalanan pulang ke Aceh cukup mencekam karena hampir di setiap desa/kota kecamatan, ambulans diberhentikan dan dilakukan pemeriksaan oleh TNI. Alhamdulillah kami sampai di Bireuen sekitar jam 2 siang dan prosesi pemakaman dapat dilaksanakan setelah ashar.
Bahagia dan duka akan silih berganti hadir dalam kehidupan manusia …. ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari setiap peristiwa … jika kita mau membuka panca-indra dan mata batin / hati kita.
Salam Ina
No comments:
Post a Comment