Thursday, December 07, 2006

Berbagi Suami, Berbagi Kebahagiaan dan Penderitaan ??

Pro dan kontra pernikahan ke dua dai kondang AA Gym masih terus berlanjut bahkan konon katanya Pemerintahpun turun tangan ingin mengatur masalah poligami tersebut.

Eh .. aku kog ikut-ikutan pula ingin menuliskan sesuatu tentang hal ini.

Bagaimana jika pada suatu hari, suami mengatakan kepada istrinya, “Ma, aku jatuh cinta lagi, ijinkanlah aku menikah lagi ?

Apa jawaban kita ? Sebagai seorang perempuan, istri dan ibu dari anak-anaknya, mungkin kita akan “syok”, “terkejut”, “marah” dan 1001 macam perasaan dan pikiran negatif lainnya yang muncul menyesakkan dada dan mungkin langsung berteriak: Apa ??!!!!!!! Kamu jahat, kejam !!!! dan lainlain sumpah serapah yang mungkin akan berhamburan.

Kalau kita marah-marah, mungkin suami langsung pergi dan menikah deh … he..he

Bagaimana kalau dialognya seperti ini:

Pa, aku menghargai kamu menyampaikan hal ini dan meminta ijin terlebih dahulu sebelum melakukannya, tetapi dengarkan terlebih dahulu pendapat dan sikapku mengenai hal ini .....

Aku tidak kuasa menghentikan perasaan suka dan cintamu terhadap wanita lain, aku ijinkan atau tidak, mungkin kamu akan tetap melakukannya baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, baik secara syah maupun secara tidak syah alias selingkuh, tetapi jika engkau mencintaiku dan tidak ingin menyakiti hatiku dan mampu berbuat adil … maka wanita lain itu haruslah :

  • Tidak melebihi aku dari segi fisik / penampilan (tidak lebih cantik, tidak lebih putih, tidak lebih muda dan tidak lebih langsing, he..he apalagi ya … pokoknya tidak melebihi sesuatu yang aku tidak mungkin merubah kondisiku), sehingga akan mengurangi sikap iri dan dengki yang pasti akan muncul ... jika berbagi suami
  • Lebih baik sikap, perilaku, ibadah dan akhlaknya dari aku …..sehingga aku terpacu untuk memperbaiki sikap, perilaku, ibadah dan akhlakku juga, sehingga kehadirannya disisi suamiku juga bermanfaat buat aku.
  • Lebih pintar dari aku dalam melakukan pekerjaan Rumah Tangga (misalnya memasak, menjahit, mencuci, meyeterika dll), sehingga bisa berbagi masakan, jahitan, cucian dan seterikaan yang mungkin suatu saat aku memerlukannya (jadi tidak hanya berbagi suami saja, :-)
  • Lebih kaya dan dermawan dari aku … sehingga jika suatu saat aku memerlukan bantuan, nggak perlu jauh-jauh …:-) kan tidak hanya berbagi suami tetapi juga berbagi kebahagiaan dan penderitaan.
  • Bersifat keibuan dan penuh kasih sayang kepada anak-anak sehingga anak-anakku pun akan sukarela menganggap wanita lain itu seperti ibunya, hal ini juga akan meringankan bebanku dalam mengasuh dan mendidik anak-anakku.
  • Dan lain lain…. ada yang ingin menambahkan ??

Bagaimana sikap dan jawaban suami setelah mendengar pendapat istrinya tersebut ? Mengurungkan niat menikah lagi ? atau meneruskan dengan mencari wanita lain seperti kriteria istrinya ? atau EGP dan tetap menikah ? …

Kalau suami bersikap EGP, mungkin sebaiknya istri segera menentukan sikap … pilih aku atau dia … jika tidak rela / ikhlas mungkin sebaiknya minta cerai ?? daripada hidup menderita karena sedih, kesal, iri, dengki ditambah lagi suami yang mau enak dan menang sendiri ..... siapa takut !!!

Salam Ina

No comments: